tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 ada di kisaran 3,7 hingga 4,5 persen. Ini berarti lebih rendah dibandingkan proyeksi semula di kisaran 4,3 – 5,5 persen, yang disusun sebelum kasus COVID-19 mengganas sejak medio Juni.
Sri Mulyani menjelaskan, pada kuartal 2 (Q2) hingga medio Juni 2021, ekonomi Indonesia sebenarnya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Seperti indeks PMI manufaktur yang sudah meningkat ke level optimistis, indeks keyakinan konsumen (IKK) Mei yang berada di level optimistis, indeks penjualan retail tumbuh 15,6%, dan juga konsumsi listrik yang di hampir semua segmen mengalami kenaikan hingga dua digit.
“Tren pemulihan ini sebenarnya menunjukkan menguat hingga Juni pertengahan dan kemudian terkena COVID (varian) delta yang masuk pada minggu ketiga dan keempat dan menunjukkan pengaruhnya, terutama tingkat konsumsi, terutama untuk non pokok: transportasi, rekreasi dan pakaian,” jelas Sri Mulyani dalam paparannya saat “Mid Year Economic Outlook” pada Rabu (7/7/2021).
Dengan pengaruh yang baru terjadi pada dua pekan sebelum Q2 berakhir, Sri Mulyani yakin pertumbuhan ekonomi pada Q2 masih akan tinggi hingga 7 persen.
“Kita harap Minggu 3 dan 4 Juni tidak sangat memengaruhi, jadi mungkin masih akan bertahan di 7 persen,” imbuh Sri Mulyani.
Mengganasnya pandemi yang berdampak pada turunnya mobilitas diperkirakan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga (Q3). Namun berapa angkanya, menurut Sri Mulyani akan tergantung pada seberapa besar penurunan mobilitas dan seberapa lama penurunan mobilitas berlangsung.
Mantan Direktur Bank Dunia ini menjelaskan, dengan menggunakan skenario berat yakni penurunan mobilitas hingga 50 persen dan berlangsung hingga Agustus, pertumbuhan ekonomi pada Q3 diperkirakan turun menjadi 4-4,6% pada Q3 dan Q4. Sementara jika menggunakan skenario moderat dengan asumsi COVID-19 bisa terkendali pada akhir Juli dan Agustus berangsung mobilitas normal, maka pertumbuhan ekonomi diperkirakan bisa bertahan di angka 5 persen.
“Dan (pertumbuhan ekonomi) akan menguat lagi pada kuartal empat,” jelas Sri Mulyani.
Sebelum meledaknya kasus COVID-19, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2021 di ksiaran 4,3 hingga 5,5 persen. Proyeksi itu lebih optimistis dibandingkan proyeksi yang dibuat oleh Bank Indonesia. Sementara Bank Dunia memperkirakan ekonomi RI pada 2021 bisa tumbuh 4,4 persen, atau mendekati proyeksi IMF di angka 4,3 persen.
Editor: Abdul Aziz