Menuju konten utama

Contoh Tradisi Lokal yang Terkait dengan Siklus Kehidupan

Berikut ini daftar contoh tradisi lokal terkait siklus kehidupan di berbagai daerah Indonesia.

Contoh Tradisi Lokal yang Terkait dengan Siklus Kehidupan
Anak pertama artis Nikita Willy dan Indra Priawan, Issa Xander Djokosoetono, menjalani tradisi Tedhak Siten.Instagram/@nikitawilly

tirto.id - Contoh tradisi lokal yang terkait dengan siklus kehidupan masih bisa ditemukan di banyak daerah Indonesia. Salah satu contoh tradisi lokal itu adalah Tedhak Siten dari Jawa.

Tedak Siten merupakan tradisi adat Jawa berupa upacara turun tanah, sebagai penanda bahwa bayi yang sudah berusia sekitar 8 bulan mulai belajar berjalan.

Tradisi Tedhak Siten termasuk salah satu ritual adat terkait dengan siklus kehidupan yang hingga kini masih dilaksanakan oleh banyak masyarakat Jawa.

Selain Tedhak Siten, banyak tradisi lokal terkait siklus kehidupan lainnya yang hingga kini masih dilestarikan oleh masyarakat Indonesia.

Apa Saja Siklus Kehidupan Manusia di Tradisi Lokal?

Siklus kehidupan adalah proses perjalanan hidup individu sejak lahir hingga meninggal dunia. Siklus hidup, daur hidup, atau life cycle dikenal manusia di seluruh dunia sebagai dasar penetapan status individu di lingkungan masyarakat.

Dalam proses biologis, siklus kehidupan menunjukkan kenyataan bahwa individu manusia senantiasa tumbuh tahap demi tahap melalui proses pendewasaan.

Mohammad Adib dkk dalam Antropologi untuk SMA/MA Kelas XII (2022) menjelaskan, di banyak tradisi lokal Indonesia, siklus kehidupan manusia umumnya terdiri dari sejumlah tahap berikut:

  • masa bayi
  • masa penyapihan
  • masa kanak-kanak
  • masa remaja
  • masa pubertas
  • masa menikah
  • masa kehamilan
  • masa lanjut usia
  • masa kematian.

Perpindahan dari satu tahap ke tahap berikutnya di kehidupan manusia, dikenal dengan istilah masa peralihan. Pada masa peralihan, manusia biasanya akan menyelenggarakan ritus atau upacara.

Pengadaan ritus dilakukan karena masyarakat menilai bahwa peralihan tahapan adalah fase penuh bahaya baik berupa wujud nyata maupun gaib.

Oleh karena itu, dilaksanakan upacara dengan berbagai maksud, mulai dari berdoa untuk mengharapkan kebaikan hingga menjalankan ritual guna menghindari hal-hal buruk.

Di banyak tradisi lokal Indonesia, beragam acara ritus terkait peralihan tahap kehidupan dilaksanakan, seperti pada masa kehamilan, kelahiran, pemberian nama, potong rambut, hingga khitanan, dengan tujuan mengharapkan kebaikan atau menghindari keburukan.

Selain itu, ritus siklus kehidupan mengandung fungsi sosial berupa pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai adanya perubahan tingkat hidup yang dicapai individu.

Contoh Tradisi Lokal Terkait Siklus Kehidupan

Dalam tradisi upacara daur hidup di Indonesia, dikenal beberapa jenis ritus. Berbagai ritus terkait dengan siklus kehidupan dalam antropologi disebut sebagai Crisis Rites.

Crisis rites adalah upacara masa kritis atau rites de passage (upacara peralihan) dalam tahapan hidup manusia. Dalam crisis rites, individu digambarkan penuh hambatan dan tantang yang membahayakan hidup saat memasuki masa peralihan fase kehidupan.

Contoh ritual di tradisi lokal Indonesia terkait dengan siklus kehidupan adalah:

  • Tingkeban atau Mitoni (selamatan dan upacara saat kehamilan 7 bulan di Jawa)
  • Brokohan (selamatan saat bayi baru lahir di Jawa)
  • Selapanan (selamatan saat bayi melewati usia 35 hari di Jawa)
  • Gaulan (selamatan saat anak tumbuh gigi pertama di Jawa)
  • Nyapih (selamatan saat ibu berhenti menyusui anak di Jawa)
  • Tedhak Siten (upacara saat bayi belajar berjalan di Jawa)
  • Nyetahuni (selamatan saat anak sudah berusia 1 tahun)
  • Supitan (upacara khitan di Jawa)
  • Tetesan (upacara untuk anak perempuan jelang masuk usia remaja di Jawa)
  • Tarapan (upacara inisiasi haid pertama di Jawa)
  • Metatah atau Mepandes (upacara potong gigi saat anak masuk usia ramaja di Bali)
  • Sepitan dan gusaran (upacara khitan di kampung Naga, Tasikmalaya, Jawa Barat)
  • Menata Kondai (upacara merias rambut saat anak haid pertama di Sumatera Barat)
  • dan lain sebagainya.

Baca juga artikel terkait ANTROPOLOGI atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Addi M Idhom