tirto.id - Khutbah Jumat setelah Iduladha umumnya masih akan menyinggung mengenai perayaan Lebaran Haji tersebut. Materi khutbah Jumat setelah Idul Adha misalnya seputar hikmah memberikan sembelihan kurban hingga janji pahala yang akan diberikan Allah.
Tidak hanya itu, khutbah hari raya Iduladha juga dapat mengangkat tema seputar amalan yang ada di bulan Dzulhijjah. Pasalnya, Dzulhijjah memiliki beberapa keutamaan di samping salat Idul Adha dan berkurban.
Dalam tulisan ini disediakan beberapa pilihan contoh khutbah Jumat pasca-Iduladha. Materinya bisa dijadikan referensi dan dapat disunting sesuai kebutuhan. Selain itu, tersedia pula beberapa judul khutbah Jumat untuk memudahkan pemilihan tema.
Kumpulan Judul Materi Khutbah Jumat setelah Idul Adha
Ada berbagai tema yang bisa diangkat pada khutbah Jumat setelah Iduladha. Beberapa pilihannya sebagai berikut:
| No | Ide Judul Khutbah |
| 1 | Meneladani Keikhlasan Nabi Ibrahim |
| 2 | Makna Berkurban Setelah Iduladha |
| 3 | Membangun Kepedulian Sosial dengan Kurban |
| 4 | Melanjutkan Semangat Peduli Usai Iduladha |
| 5 | Kesabaran dan Kepatuhan Nabi Ismail |
| 6 | Mewujudkan Ukhuwah Islamiyah lewat Kurban |
| 7 | Nilai Tauhid dalam Syariat Kurban |
| 8 | Semangat Kurban dalam Menghadapi Ujian |
| 9 | Selalu Kembali pada Allah Setelah Idul Adha |
| 10 | Wujud Syukur dan Ketaatan dengan Berkurban |
| 11 | Idul Adha dan Pentingnya Menjaga Tanggung Jawab |
| 12 | Muslim Dermawan, Berkiblat dari Ibadah Kurban |
| 13 | Semangat Kurban Membawa Ketaatan |
| 14 | Menjaga Komitmen Keimanan Usai Hari Raya |
| 15 | Kurban: Cara Mendekatkan Diri kepada Allah |
| 16 | Kesalehan Sosial Melalui Ibadah Kurban |
| 17 | Menyucikan Hati dan Niat dalam Berkurban |
| 18 | Kurban dan Nilai Tanggung Jawab Sosial |
| 19 | Membangun Jiwa Taat dan Sabar dengan Semangat Iduladha |
| 20 | Dari Kurban Menuju Kepedulian |
Kumpulan Teks Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah setelah Idul Adha
Khutbah Jumat tentang Iduladha bisa dibawakan meskipun Lebaran Kurban sudah lewat. Berikut akan disajikan beberapa contoh teks khutbah Jumat setelah Iduladha:
1. Contoh teks khutbah Jumat setelah Iduladha
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٍ ابْنِ عَبْدِ اللهِ الْقَائِمُ بِحُقُوْقِ اللهِ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللّٰهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Jemaah salat Jumat rahimakumullah...
Hasan Al-Bashri rahimahullah dan para salaf lainnya mengatakan, ada sekelompok orang telah mengaku sangat cinta Allah. Allah lalu menguji mereka melalui ayat:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
“Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian“. (QS. Ali Imron: 31).
Keberadaan ayat tersebut menjadi cara jitu dalam membuktikan benar tidaknya setiap hamba yang mengaku mencintai Allah. Jika cintanya pada Allah palsu, maka ia akan menyelisihi jalan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tuntunan dari beliau baik berupa perkataan dan perbuatan, tidak dijalankan atau dipilih yang sesuai hawa nafsunya saja.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan ajaran kami, maka amalan itu tertolak.” (HR. Muslim)
Sebaliknya, setiap hamba yang benar-benar mencintai Allah, ia akan berusaha dengan sungguh-sungguh menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Ia pun menjalankan setiap tuntunan yang diajarkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jemaah rahimakumullah...
Salah satu bentuk mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah berkurban yang sudah kita jalankan beberapa waktu lalu. Hukum kurban adalah sunnah ‘ain bagi individu dan sunnah kifayah bagi satu keluarga.
Syaikh Ibrahim Al-Bajuri menjelaskan dalam Fath Al-Qarib, sunnah kifayah dalam keluarga dalam hukum kurban artinya apabila telah ada anggota yang berkurban pada satu rumah, hal itu mencukupi untuk lainnya. Dalam satu rumah tersebut hanya ada satu tanggungan dalam nafkah.
Hadis dari Atha’ bin Yasar, beliau bertanya kepada Abu Ayyub Al-Anshari mengenai pelaksanaan kurban di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
سَأَلْتُ أَبَا أَيُّوبَ الأَنْصَارِيَّ كَيْفَ كَانَتْ الضَّحَايَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟
فَقَالَ : كَانَ الرَّجُلُ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ ، فَيَأْكُلُونَ وَيُطْعِمُونَ
“Aku pernah bertanya kepada Abu Ayyub Al-Anshari, bagaimana qurban di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Beliau menjawab, “Seseorang biasa berkurban dengan seekor kambing (diniatkan) untuk dirinya dan keluarganya. Lalu, mereka memakan qurban tersebut dan memberikan makan untuk yang lainnya.” (HR. Tirmidzi, no. 1505 dan Ibnu Majah, no. 3147)
Dalam hadis lain disebutkan:
نَحَرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْحُدَيْبِيَةِ الْبَدَنَةَ عَنْ سَبْعَةٍ ، وَالْبَقَرَةَ عَنْ سَبْعَةٍ
“Kami pernah berqurban bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun Hudaibiyah, satu unta berserikat tujuh orang, begitu pula satu sapi berserikat tujuh orang.” (HR. Tirmidzi, no. 905; Ibnu Majah, no. 3131)
Melalui hadis ini, kita bisa ambil hikmah. Kurban yang telah kita tunaikan beberapa lalu, jika sudah ditunaikan salah satu orang dalam satu rumah yang masih dalam satu nafkah, maka sudah mencukupi untuk semua. Oleh sebab itu, tidak perlu bersedih bila kurban yang kita serahkan tidak diniatkan atas nama perorangan. Semua anggota keluarga mendapatkan keutamaannya.
Selain kita berkurban dengan kambing, tidak masalah pula berkurban patungan tujuh orang untuk hewan ternak sapi. Semua ini sudah ada tuntunannya dari Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam.
Jemaah rahimakumullah...
Di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kurban bukan sekadar menyembelih hewan ternak lalu membagikan dagingnya. Namun, inilah ibadah yang begitu nyata menunjukkan bahwa Islam sangat mempedulikan semangat berbagi. Siapa pun bisa merasakan lezatnya daging yang bagi sebagian orang sangat sulit dipenuhi di luar waktu Iduladha.
Hikmah inilah yang sangat terasa dari syariat kurban. Bagi sebagian orang, daging kurban pun masih bisa digunakan sebagai persediaan selama beberapa hari bahkan bulan. Keberkahan kurban tidak berpusat pada diri sendiri, melainkan turut memperhatikan kepentingan sesama.
Selain itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan pedoman tentang cara membagikan daging kurban. Daging dibagikan bagi mereka yang membutuhkan, lalu melarang untuk diberikan pada tukang jagal sebagai upah. Ini menjadi bentuk kepedulian beliau kepada umatnya.
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menyebutkan:
أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ أَقُومَ عَلَى بُدْنِهِ وَأَنْ أَتَصَدَّقَ بِلَحْمِهَا وَجُلُودِهَا وَأَجِلَّتِهَا وَأَنْ لاَ أُعْطِىَ الْجَزَّارَ مِنْهَا قَالَ « نَحْنُ نُعْطِيهِ مِنْ عِنْدِنَا ».
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkanku untuk mengurusi unta-unta qurban beliau. Aku menyedekahkan daging, kulit, dan jilal-nya (kulit yang ditaruh pada punggung unta untuk melindungi dari dingin). Aku tidak memberi sesuatu pun dari hasil sembelihan qurban kepada tukang jagal. Beliau bersabda, 'Kami akan memberi upah kepada tukang jagal dari uang kami sendiri'.” (HR. Muslim, no. 1317)
Syariat kurban menjadi jalan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah ini juga mengajak setiap muslim peduli terhadap sesama. Semoga kurban juga mengingatkan kita tentang pengorbanan yang harus kita dilakukan nyawa masih berada dalam raga.
Jemaah rahimakumullah...
Semoga ibadah kurban yang sudah kita tunaikan tahun ini adalah jalan mendekat kepada Allah yang diridai. Semoga pula menjadi jalan menambah rasa cinta kita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga setiap jamaah dimudahkan Allah untuk menunaikan sunnah ini di tahun mendatang. Insyaallah.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ
Khutbah kedua (doa)
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ، اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَبِهِ وَ كَفَرَ،
وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَاِئِقَ وَالْبَشَرِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَسَلَّمُ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً۰ اَمَّابَعْدُ،
فَيَاعِبَادَ ﷲ، اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ، وَاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرٍ إِنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، فَقَالَ قَوْلًا كَرِيمًا: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، ا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
اللَّهُمَّ إنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ وَالكَسَلِ ، والبُخْلِ والهَرَمِ ، وَعَذَابِ القَبْرِ ، اللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا ، وَزَكِّها أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا ، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ ، وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ ؛ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
2. Khutbah Jumat pasca-Iduladha tentang pelajaran dari Ibrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٍ ابْنِ عَبْدِ اللهِ الْقَائِمُ بِحُقُوْقِ اللهِ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللّٰهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah...
Iduladha telah berlalu. Tetapi, gaungnya masih terasa dalam jiwa kita meski sudah beberapa hari kita meninggalkannya. Tak hanya itu, kita pun tetap mengingat betapa nikmatnya daging kurban yang telah kita santap sebagai bagian dari rahmat Allah.
Mari sejenak kita mengingat kembali mengenai asal-usul syariat kurban untuk dipetik hikmahnya setelah Iduladha pergi. Kurban diawali dari kisah Nabi Ibrahim yang mendapatkan mimpi untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail. Mimpi dari Allah itu diceritakan Nabi Ibrahim pada anaknya yang diabadikan dalam Al-Quran:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Saffat: 102)
Ketika itu, Nabi Ismail memasuki usia yang dianggap telah mampu bekerja (sa'ya). Nabi Ismail tidak lantas membantah mimpi ayahnya. Ia justru sangat patuh dan meminta ayahnya bersabar atas perintah Allah tersebut.
Jemaah rahimakumullah...
Inilah hikmah besar yang bisa kita ambil. Ketaatan Nabi Ismail kepada Allah tidak lantas membuat berpaling sekalipun harus mengorbankan nyawanya untuk disembelih ayahnya sendiri. Nabi Ibrahim pun juga memilih tetap menjalankan perintah Allah meski hatinya sangat berat melepaskan anak.
Di tengah ujian berat yang diiringi kepatuhan dan kesabaran tersebut, datanglah pertolongan Allah. Hal ini diabadikan dalam Al-Qur'an:
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya).” (QS. As-Saffat: 103)
وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ
“Dan Kami memanggilnya, 'Hai Ibrahim'.” (QS. As-Saffat: 104)
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
“Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. As-Saffat: 105)
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (QS. As-Saffat: 106)
Allah pun mengganti Nabi Ismail dengan hewan domba. Ujian berat dari Allah tersebut tidak berakhir dengan kesedihan dengan berpulangnya Nabi Ismail. Dari sinilah syariat kurban bermula.
Jemaah yang dirahmati Allah...
Pelajaran besar yang bisa dipetik yaitu betapa sabarnya Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ketika Allah telah menetapkan sesuatu. Mereka tidak ragu untuk menjalankannya. Inilah yang mesti kita tiru agar kita juga jangan ragu melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Allah pun sampai memuji Nabi Ibrahim atas imannya yang kuat itu. Allah berfirman:
كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ
“Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman” (QS. As-Saffat: 110-111).
Semoga kita bisa meneladani kisah hidup nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam hal keimanan, kesabaran, hingga ketawakalannya.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ
Khutbah kedua (doa)
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ، اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَبِهِ وَ كَفَرَ،
وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَاِئِقَ وَالْبَشَرِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَسَلَّمُ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً۰ اَمَّابَعْدُ،
فَيَاعِبَادَ ﷲ، اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ، وَاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرٍ إِنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، فَقَالَ قَوْلًا كَرِيمًا: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، ا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
اللَّهُمَّ إنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ وَالكَسَلِ ، والبُخْلِ والهَرَمِ ، وَعَذَابِ القَبْرِ ، اللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا ، وَزَكِّها أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا ، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ ، وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ ؛ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
3. Contoh teks khutbah Jumat setelah Iduladha
Berikut contoh pertama teks khutbah Jumat setelah Iduladha yang membahas tentang keutamaan membagikan daging kurban.Khotbah I
Bismillaahirrahmaanirrahiim..Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْاٰنِ: وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا. وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Segala puji hanya milik Allah Swt. Sebab, berkat limpahan rahmat, taufik, serta inayah-Nya, kita hari ini dapat berkumpul untuk mendirikan ibadah salat dan mendengarkan khotbah Jumat setelah Iduladha yang insyaallah diridai Allah Swt.
Selawat dan salam Allah Swt. semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw., penutup para nabi dan rasul yang kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumulkiamah kelak. Amin.
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Khatib berwasiat kepada diri sendiri maupun jemaah untuk senantiasa bertakwa kepada Allah Swt. Sebaik-baiknya kaum muslimin adalah mereka yang selalu bertakwa kepada perintah dan menjauhi segala larangan Allah Swt.
Dalam kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khotbah seputar makna berbagai daging kurban.
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Sebagian umat Islam di Indonesia telah menyelenggarakan ibadah kurban pada Idul Adha dan hari-hari tasyrik 2023 beberapa waktu lalu. Berkurban merupakan ibadah menyembelih hewan kurban yang memenuhi ketentuan mulai umur hingga kesehatan di Hari Raya Iduladha (10 Zulhijah) dan hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijah).
Hukum pelaksanaan ibadah kurban hukumnya adalah sunah muakadah, amat ditekankan untuk dikerjakan terutama umat Islam yang memiliki kelapangan harta. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Kautsar ayat 1 – 3 mengenai anjuran ibadah kurban sebagai berikut:
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ
Arab Latinnya:
Innā a‘ṭainākal-kauṡar(a). Faṣalli lirabbika wanḥar. Inna syāni'aka huwal-abtar(u).
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah memberimu [Nabi Muhammad] nikmat yang banyak. Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah! Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus [dari rahmat Allah],” (QS. Al-Kautsar [108]: 1-3).
Sebab begitu ditekankannya pelaksanaan ibadah kurban, Rasulullah saw. bahkan memberikan ancaman kepada kaum muslim yang mampu secara ekonomi tetapi enggan menunaikan. Rasulullah saw. pernah bersabda dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Ibnu Majah, dan Imam Hakim sebagai berikut:
مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا
Artinya:
“Barang siapa yang memiliki kelapangan [harta], sedangkan ia tidak berkurban, janganlah dekat-dekat tempat salat kami,” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim, namun hadits ini mauquf).
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Terlepas dari banyaknya keutamaan pelaksanaan ibadah kurban, terdapat hal lain yang wajib diperhatikan yakni pembagian dagingnya. Berkurban tidak hanya memiliki makna taqarub kepada Allah Swt. Berkurban juga mengandung perilaku hablumminannas (hubungan kepada sesama manusia).
Di dalam daging kurban terdapat hak para fakir dan miskin. Maka dari itu, pelaksana ibadah kurban wajib membagikan daging kepada fakir dan miskin apabila menginginkan ibadahnya diterima. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Hajj ayat 28 mengenai hak fakir miskin dalam daging kurban sebagai berikut:
لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ ۖ
Arab Latinnya:
Liyasyhadū manāfi‘a lahum wa yażkurusmallāhi fī ayyāmim ma‘lūmātin ‘alā mā razaqahum mim bahīmatil-an‘ām(i), fa kulū minhā wa aṭ‘imul-bā'isal-faqīr(a).
Artinya:
“[Mereka berdatangan] supaya menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka berupa binatang ternak. Makanlah sebagian darinya dan [sebagian lainnya] berilah makan orang yang sengsara lagi fakir,” (QS. Al-Hajj [22]: 28).
Berbeda dengan akikah, daging kurban lebih utama dibagikan dalam kondisi segar atau belum diolah. Salah satu sunah yang dapat dipakai dalam proses pendistribusian jumlah daging kurban adalah sepertiga bagian diberikan kepada keluarga, sepertiga untuk tetangga (terutama yang fakir), dan sepertiga untuk fakir miskin. Perkara pembagian tersebut termuat dalam hadis riwayat Ibnu Umar sebagai berikut:
“Gunakanlah untuk keluargamu sepertiga daging kurban, berikanlah tetanggamu yang fakir sepertiga, shodaqohkanlah pada orang yang minta-minta sepertiga,” (HR. Ibnu Umar).
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Demikianlah khotbah Jumat setelah Iduladha seputar makna berbagi daging kurban. Semoga apa yang telah disampaikan memberikan kebermanfaatan bagi khotib maupun jemaah sekalian. Terlebih lagi, Allah Swt. menjadi rida atas segala amalan yang kita perbuat. Aamiin allahumma aamiin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khotbah kedua
اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُأَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
4. Contoh teks Khutbah Jumat Hari Tasyrik Berikut contoh teks khutbah Jumat bulan Dzulhijjah setelah Iduladha. Tema yang diangkat adalah "Menjaga amalan di bulan Zulhijah".
Assalamulaikum warahmatullahi wa barakatuh
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٍ ابْنِ عَبْدِ اللهِ الْقَائِمُ بِحُقُوْقِ اللهِ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللّٰهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah menciptakan langit dan bumi dengan sebaik-baiknya. Selawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw. yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh makhluk.
Jemaah salat Jumat yang dirahmati Allah,
Hari ini, kita dapat berkumpul dalam majelis salat Jumat berkat rahmat Allah. Baru beberapa hari lalu kita melaksanakan ibadah kurban dan salat Iduladha.
Kali ini kita hadir di sini untuk merenungkan betapa pentingnya bulan Zulhijah dalam kehidupan kita sebagai umat Muslim. Bulan ini memancarkan keistimewaan dan keberkahan yang tak terhingga.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:
"Demi fajar. Dan sepuluh hari [pertama bulan Zulhijah]. Dan malam yang sepuluh [terakhir bulan Zulhijah]. Dan malam yang serupa dengan malam itu [malam Tarwiyah dan malam 'Arafah]." (Surah Al-Fajr: 1-4)
Ini menunjukkan betapa mulianya bulan Zulhijah di hadapan Allah. Salah satu amalan yang sangat dianjurkan pada bulan ini adalah ibadah haji bagi mereka yang mampu.
Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang lima, yang wajib dilakukan sekali seumur hidup bagi yang mampu. Haji merupakan bentuk peribadatan yang paling agung, di mana jutaan Muslim dari berbagai penjuru dunia berkumpul di tanah suci untuk menunaikan kewajiban agama mereka.
Namun, bagi kita yang tidak dapat menunaikan haji tahun ini, Allah masih memberikan kesempatan besar untuk mendapatkan keberkahan-Nya. Bulan Zulhijah adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ibadah, memperbanyak amal saleh, bersedekah, dan berpuasa.
Berbakti kepada orang tua juga termasuk amalan penting saat Zulhijah. Bahkan sabda Nabi Muhammad saw. menyebut amalan tersebut setara dengan haji dan umrah.
“Dari sahabat Anas bahwa Nabi Muhammad saw. pernah berpesan kepada seseorang supaya berbakti kepada ibunya. Beliau bersabda : Kamu seperti berhaji, berumrah, dan berjuang di jalan Allah.”
Salat lima waktu secara berjemaah juga penting dilaksanakan. Rasulullah saw. pernah bersabda mengenai keutamaan salat lima waktu berjemaah, terutama Isya dan Subuh.
“Telah berkata Ubah bin Ibnu Ghafur: salat Isya berjamaah setara dengan berhaji. Salat subuh berjamaah setara dengan ber-umrah.”
Jemaah Jumat yang dirahmati Allah,
Jadikanlah bulan Zulhijah sebagai momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta menjadikan diri kita lebih baik dari sebelumnya. Semoga Allah memberkahi kita semua dalam setiap langkah kita.
Khotbah kedua
اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُأَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Fadli Nasrudin & Ilham Choirul Anwar
Masuk tirto.id







































