tirto.id - Beberapa jenis historiografi berkembang di Indonesia. Salah satunya adalah historiografi tradisional yang berkembang pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan Islam.
Contoh historiografi tradisional di Indonesia bisa ditemukan dalam berbagai babad, serat, hikayat, tambo, naskah kitab kuno, wiracarita, hingga relief di bangunan kuno.
Historiografi tradisional di Indonesia menciptakan narasi sejarah yang kaya dan beragam. Sebagian bahkan menjadi rujukan utama untuk penulisan sejarah pada masa sekarang.
Meski akurasinya tidak sama dengan penulisan sejarah modern, historiografi tradisional di Indonesia bisa dipakai untuk memahami perkembangan masyarakat nusantara masa lalu.
Apa yang Dimaksud dengan Historiografi Tradisional?
Historiografi merupakan salah satu metode dalam penulisan sejarah. Menurut Badri Yatim dalam Historiografi Islam (1997), istilah historiografi berasal dari bahasa Inggris, sebagai kombinasi antara 'history' (sejarah) dan 'graphy' (penulisan atau deskripsi).
Merujuk pada penjelasan yang dirumuskan oleh Kuntowijoyo, historiografi bisa dipahami sebagai tahap menuliskan kembali peristiwa masa lalu dalam bentuk catatan sejarah.
Historiografi di Indonesia terbagi menjadi tiga, yaitu historiografi tradisional, historiografi kolonial, dan historiografi modern. Ketiga jenis itu dibedakan berdasarkan rentang waktu historiografi dibuat.
Menurut Hasnawati di Modul Pembelajaran SMA Sejarah (2020), historiografi tradisional di Indonesia merujuk pada penulisan peristiwa sejarah pada era kerajaan Hindu-Budha serta kesultanan Islam memerintah wilayah nusantara.
Historiografi tradisional di Indonesia umumnya berfokus kepada peristiwa-peristiwa besar yang dikisahkan secara kronologis. Historiografi tradisional ini digunakan sebagai dasar para sejarawan memahami kondisi nusantara pada era kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan Islam.
Jika ditarik benang merah, terdapat beberapa karakteristik historiografi tradisional yang berkembang pada masa kerajaan Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia, yakni:
- Memuat banyak unsur religius dan magis
- Tidak membedakan secara tegas peristiwa nyata dan khayalan
- Bersifat istanasentris (terfokus pada peristiwa terkait raja atau kerajaan)
- Bersifat feodalistis-aristokratis (menyorot kehidupan kaum bangsawan)
- Bersifat regio-sentris (terfokus pada budaya dan suku bangsa di sebuah kerajaan)
- Keterangan tentang waktu, nama, hingga kejadian sering kali tidak konsisten.
Contoh Historiografi Tradisional Masa Islam
Historiografi tradisional masa Islam di Indonesia dibuat seiring dengan tumbuhnya banyak kesultanan yang memerintah wilayah nusantara. Historiografi yang ditemukan pada masa ini sering kali mengangkat kisah kerajaan, kepahlawanan, hukum, hingga mitos.
Sebagian besar Historiografi tradisional masa Islam di nusantara disusun dalam berbagai bahasa lokal, seperti jawa kuno, melayu, sunda, bugis, dan banyak lainnya. Tidak jarang pula historiografi tradisional masa Islam ditulis dengan bahasa arab dan persia.
Bentuk historiografi tradisional masa Islam di Indonesia berupa babad, serat, hikayat, dan lain sebagainya.
Contoh historiografi tradisional masa Islam di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Babad Giyanti
- Babad Demak
- Babad Kraton
- Babad Tanah Jawi
- Babad Diponegoro
- Serat Centhini
- Serat Nitisruti
- Hikayat Raja-raja Pasai
- Hikayat Aceh
- Hikayat Sulalatus Salathin
- Hikayat Amir Hamzah
- Hikayat Hang Tuah
- Hikayat Tanah Hitu
- Epos Karaeng Tunisombaya Ri Gowa
- Hikayat Bacan
- Hikayat Ternate
- Hikayat Banjar
- Babad Ngayogyakarta
- Babad Banten
- Babad Lombok.
Contoh Historiografi Tradisional Masa Hindu-Buddha
Para sejarawan menemukan banyak contoh historiografi tradisional yang lahir dari masa Hindu-Buddha di Indonesia.
Menurut Harris Iskandar dalam Reportase Sejarah (2017), umumnya jenis historiografi tradisional masa zaman Hindu-Buddha berbentuk kitab keagamaan (tutur), kitab hukum, cerita kepahlawanan (wiracarita), hingga relief.
Salah satu contoh historiografi tradisional masa Hindu-Buddha yang populer adalah kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca. Hingga kini Negarakertagama menjadi salah satu rumber utama penulisan sejarah tentang Kerajaan Majapahit.
Daftar contoh historiografi tradisional masa Hindu-Buddha di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Babad Parahiangan
- Babad Tanah Pasundan
- Babad Sriwijaya
- Babad Galuh
- Kitab Ramayana
- Kitab Mahabarata
- Kitab Pararaton
- Kitab Negarakertagama
- Kitab Sutasoma
- Kitab Arjunawijaya
- Kitab Tantu Panggelaran
- Sureq Galigo (I La Galigo)
- Kakawin Bharatayuddha
- Kitab Suwasit
- Kidung Harsa Wijaya
- Kidung Panji Wijaya Krama
- Kidung Sorandaka
- Kitab Arjunawiwaha
- Cerita perjalanan hidup Sang Buddha di relief Candi Borobudur
- Cerita Ramayana di relief Candi Prambanan.
Editor: Addi M Idhom