tirto.id - Penulisan cerita sejarah atau historiografi di Indonesia terdiri dari beberapa kategori, salah satunya historiografi modern. Historiografi modern ditulis oleh para sejarawan usai kemerdekaan.
Menurut Hasnawati dalam Sejarah (2020), ide tentang pembuatan historiografi modern tercetus pada 1957 saat Seminar Nasional Sejarah Indonesia di Yogyakarta.
Tidak seperti historiografi tradisional maupun kolonial, historiografi modern adalah cerita sejarah yang ditulis dari sudut pandang orang Indonesia sendiri.
Tujuan historiografi modern dibuat adalah untuk meningkatkan pengetahuan sekaligus memupuk rasa nasionalisme masyarakat Indonesia.
Contoh historiografi modern di Indonesia pernah ditulis oleh beberapa tokoh sejarawan. Misalnya, seperti Sartono Kartodirdjo penulis Pemberontakan Petani Banten 1888 hingga Anhar Gonggong penulis Menengok Sejarah Konstitusi Indonesia.
Perkembangan Historiografi Modern di Indonesia
Perkembangan historiografi modern di Indonesia mulai berlangsung beberapa tahun setelah kemerdekaan, tepatnya pada 1957.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, historiografi modern mulai dicetuskan oleh para sejarawan Seminar Sejarah Nasional Indonesia di Yogyakarta.
Menurut Endang Rochmiatun dalam Historiografi Islam Indonesia (2016) menyebutkan bahwa ide dicetuskannya histriografi modern ini berangkat dari catatan sejarah di era tradisional dan kolonial sebelumnya.
Para sejarawan khawatir akan objektivitas dari historiografi yang sudah ada. Pasalnya, historiografi yang sudah ada sebelum kemerdekaan memuat informasi simpang siur dan tidak berpedoman pada disiplin ilmu sejara.
Beberapa historiografi juga ditemukan masih melibatkan unsur-unsur magis dan mistis sehingga sulit digunakan sebagai dasar ilmu pengetahuan.
Ditambah historiografi yang dibuat pada era kolonial dinilai masih istana-sentris dan Eropa-sentris dan nyaris tidak ada sudut pandang dari masyarakat Indonesia sendiri.
Padahal, masyarakat Indonesia juga terlibat dalam berbagai peristiwa sejarah penting di negaranya. Oleh karena itu, dibuatlah terobosan baru dalam penulisan sejarah dengan melibatkan peran-peran rakyat kecil atau wong cilik.
Sejak saat itu, para sejarawan sepakat untuk mulai menerapkan teknik pencatatan baru dengan melibatkan sudut pandang rakyat. Sari Oktafiana dalam Sejarah untuk SMK Kelas X (2022) banyak membahas soal pergerakan nasionalisme, peran petani dalam kemerdekaan, buruh, isu gender, dan masih banyak lagi.
Pelopor historiografi modern adalah sejarawan sekaligus Guru Besar Sejarah di Universitas Gadjah Mada (UGM), Sartono Kartodirdjo. Pada 1984, ia menerbitkan karya historiografi berjudul Pemberontakan Petani di Banten Tahun 1888.
Selain meningkatkan rasa nasionalisme, tujuan historiografi modern di Indonesia diharapkan dapat mengungkap peristiwa sejarah sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
10 Contoh Historiografi Modern di Indonesia
Saat ini sudah ada banyak sejarawan yang menuliskan karya historiografi modern di Indonesia. Berikut ini contoh 10 historiografi modern di Indonesia:
1. Pemberontakan Petani Banten 1888 (1984)
Salah satu historiografi modern di Indonesia adalah Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo. Dikutip dari situs Perpustakaan Nasional (Perpusnas) cetakan pertama buku ini terbit pada 1984 dan terbit ulang pada 2015.
Historiografi modern ini menceritakan peristiwa pemberontakan para petani di Banten di masa kolonial Belanda. Sesuai judulnya, peristiwa yang dicatat terjadi pada 1888 lima tahun usai Banten dilanda bencana tsunami dan letusan Gunung Krakatau.
Pemberontakan tersebut tak hanya melibatkan para petani, tetapi juga kaum bangsawan dan ulama di Banten. Adapun, pemicu pemberontakan petani Banten yang ditulis oleh Kartodirdjo karena kemiskinan yang terus melanda wilayah setempat setelah bencana alam dan kekeringan panjang.
Ditambah, pemerintah Belanda juga membebankan pajak yang tinggi kepada para petani sehingga kelaparan dan kemiskinan semakin parah.
2. Pelayaran dan Perniagaan Nusantara abad ke-16 dan 17 (1929)
Karya historiografi modern lainnya ditulis oleh Adrian B. Lapian, berjudul Pelayaran dan Perniagaan Nusantara abad ke-16 dan 17.
Seperti yang dicatat oleh Perpusnas, buku ini menggambarkan sejarah perdagangan di Indonesia usai era kerajaan Hindu-Buddha. Historiografi modern ini diperkirakan terjadi antara tahun 1500 dan 1700 saat kerajaan Islam mulai berkembang.
Lapian menyebutkan bahwa pada era tersebut masyarakat Indonesia sudah berhasil mengembangkan jaringan hubungan yang baik. Tidak hanya itu, masyarakat setempat juga sudah mengalami kemajuan, mulai dari sistem navigasi, kapal, hingga enterprising spirit yang besar.
Berkat buku ini Lapian kini dijuluki sebagai Nahkoda Sejarah Maritim Indonesia.
3. Sejarah Nasional Indonesia Jilid I-VI (1975)
Buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid I-VI diterbitkan pada 1975 oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Berdasarkan data dari Perpusnas, pembuatan buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid I-VI melibatkan tiga penulis sejarah, yaitu Sartono Kartodridjo, Marwati Djoened Poesponegoro, dan Nugroho Notosusanto.
Sesuai judulnya, Sejarah Nasional Indonesia adalah historiografi nasional atau historiografi modern yang ditulis dalam empat jilid.
Keempat buku menggambarkan sejarah Indonesia, mulai dari zaman pra-sejarah, zaman pengaruh kerajaan Hindu-Buddha dan Islam, era penjajahan Belanda dan Jepang, hingga kemerdekaan.
4. Sejarah Perlawanan-Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme (1973)
Contoh historiografi modern lainnya adalah buku Sejarah Perlawanan-Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme. Buku ini diterbitkan pada 1973 oleh Pusat Sejarah ABRI.
Buku Sejarah Perlawanan-Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme ditulis oleh dua tokoh, yaitu Sartono Kartodirdjo dan Raden Mas Sartono.
Historiografi modern ini berisi gambaran peristiwa perjuangan rakyat dalam melawan kolonialisme dan imperialisme mulai dari tahun 1920-an.
5. Sejarah Perlawanan-Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme di Jambi (1984)
Sejarah Perlawanan-Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme di Jambi juga merupakan karya historiografi modern. Buku ini diterbitkan pada 1984 oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Buku Sejarah Perlawanan-Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme di Jambi ditulis oleh tiga penulis utama, yaitu Anhar Gonggong, R.Z. Leirissa, dan M. Soenyata K.
Sesuai namanya, historiografi ini berisi gambaran peristiwa perlawanan rakyat Jambi terhadap kolonialisme dan imperialisme di wilayah setempat.
6. Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara (1963)
Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara adalah buku historiografi modern karya R. Moh. Ali. Cetakan pertama buku ini diterbitkan pada tahun 1963.
Buku Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara berisi kumpulan cerita sejarah populer yang dipublikasikan di majalah Star Weekly mulai 1961.
Adapun cerita sejarah yang dimuat di buku ini berupa kehidupan masyarkat Indonesia sejak era kerajaan Hindu-Buddha dan Islam, hingga kedatangan bangsa Portugis pertama kali di Nusantara.
7. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid I-XI (1993)
Contoh historiografi sejarah modern lainnya adalah Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia karya karya A.H. Nasution. Buku sejarah ini diterbitkan dalam 10 jilid pada 1993.
Adapun buku historiografi modern ini berisi tentang peristiwa perang yang terjadi di Indonesia setelah pembacaan teks proklamasi. Ini termasuk peristiwa ketika pemerintah Indonesia berdiplomasi ke negara-negara lain usai kemerdekaan.
Ada juga cerita tentang Perjanjian Linggarjati, peristiwa agresi militer I dan II, pemberontakan PKI, perang gerilya, hingga periode Konferensi Meja Bundar (KMB).
8. Menengok Sejarah Konstitusi Indonesia (2002)
Menengok Sejarah Konstitusi Indonesia merupakan buku cerita sejarah karya Anhar Gonggong. Buku yang tergolong historiografi modern ini dierbitkan pada 2002.
Buku ini berisi cerita sejarah bagaimana konstitusi Indonesia dibentuk sejak era penjajahan Jepang hingga proklamasi.
9. Revolusi Pemuda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan Jawa 1944-1946 (1972)
Buku Revolusi Pemuda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan Jawa 1944-1946 merupakan historiografi modern yang ditulis oleh sejarawan asal Inggris, bernama Benedict Anderson.
Cetakan pertama buku ini terbit di Amerika Serikat pada 1972 dengan judul asli Java in a Time Revolution: Cccupation and Resistance 1944-1946.
Buku ini berisi analisa intensif awal mula revolusi Indonesia yang terjadi di lingkungan masyarakat Jawa. Melalui buku ini, Anderson juga mengkritik bahwa revolusi di Indonesia tidak bisa dijelaskan melalui analisa Marxis konvensional maupun pendapat ilmuwan kala itu.
10. Indonesia dalam Arus Sejarah (2012)
Indonesia dalam Arus Sejarah juga merupakan contoh historiografi modern yang terbit pada 2012. Buku ini ditulis oleh beberapa penulis termasuk Daud Aris Tanudirjo, Taufiq Abdullah, A.B. Lapian, David Harvey, dan tim penulis Kemendikbud.
Buku Indonesia dalam Arus Sejarah yang terbit pada 2012 adalah jilid pertama dari buku tersebut. Buku tersebut berisi gambaran tentang kehidupan masyarakat Indonesia dimulai sejak zaman pra-sejarah hingga kemunculan kerajaan kuno di Nusantara.
Editor: Dhita Koesno