Menuju konten utama
Pendidikan Sejarah

Apa Saja Ciri-Ciri Historiografi Modern dan Pengertiannya

Historiografi modern: ciri-ciri dan pengertiannya, serta kelebihan dan kekurangan hitoriografi modern.

Apa Saja Ciri-Ciri Historiografi Modern dan Pengertiannya
Ilustrasi Historiografi Tradisional. foto/IStockphoto

tirto.id - Sebelumnya telah dibahas mengenai historiografi kolonial, kali ini akan dibahas mengenai historiografi modern.

Secara umum, historiografi modern merupakan pengembangan dari historiografi kolonial.

Maksud dari pengembangan di sini senada dengan ungkapan Sugeng Priyadi dalam Historiografi Indonesia (2015; 47), bahwa bangsa Indonesia yang sedang merintis penulisan sejarah dapat mengambil data dari historiografi kolonial dan kemudian melakukan verifikasi untuk menghasilkan fakta-fakta sejarah baru.

Historiografi ini dikenal juga sebagai historiografi yang memusatkan peranan orang-orang Indonesia atau pribumi sebagai tokoh utama dalam sejarah.

Lantas, apakah yang dimaksud historiografi modern? Bagaimana ciri-ciri, kelebihan, dan kekurangan historiografi modern? Berikut penjelasannya.

Pengertian Historiografi Modern

Hasnawati dalam Sejarah (2020: 15), historiografi modern adalah penulisan sejarah yang ditandai dengan adanya peran orang Indonesia sebagai pelaku utama dalam historiografi.

Saat itu, sejarah Indonesia ditulis berdasarkan pengalaman dan sudut pandang orang Indonesia sendiri.

Awal mulanya munculnya ide tentang historiografi modern ini saat diadakannya Seminar Nasional Sejarah I tahun 1957 di Yogyakarta.

Dalam seminar tersebut dibahas mengenai dorongan untuk menulis sejarah yang berorientasi Indonesia.

Indonesia yang saat itu baru memasuki usia 12 tahun kemerdekaannya diharapkan mampu menghasilkan tulisan sejarah yang dapat memberikan pengetahuan sekaligus memupuk rasa nasionalisme bagi penduduknya.

Hal tersebut senada dengan ungkapan Kuntowijoyo dalam bukunya Demokrasi & Budaya Birokrasi (1994: 40-41), bahwa peran sejarah nasional adalah menggalang kesadaran nasional dari masyarakat primordialisme sehubungan dengan kemunculan negara nasional melalui kemerdekaan.

Ciri-Ciri Historiografi Modern

Mengutip dari buku Reportase Sejarah (2017: 36-37), terdapat tiga ciri-ciri dari historiografi modern, yakni sebagai berikut:

    • Menggunakan metode kritis;
    • Menerapkan penghalusan teknik penelitian (metodologis);
    • Memakai ilmu-ilmu bantu yang baru muncul.
Selain itu, mengutip kembali dari Hasnawati dalam Sejarah (2020: 15-16), ciri-ciri dari historiografi modern, yaitu:

  • Sudut pandang Indonesia sentris, yakni berpusat pada kehidupan masyarakat Indonesia;
  • Bersifat kritis analitis dengan menggunakan pendekatan multidimensional;
  • Hasil penulisan merupakan perbandingan dari berbagi sumber baik itu sumber kolonial maupun sumber lokal;
  • Penulisnya adalah orang-orang akademisi/kritis dalam bidang bahasa, kesusastrraan dan kepurbakalaan;
  • Tidak hanya mengangkat sejarah orang-orang besar dan negara saja, tetapi lebih pada kemanusiaannya, yaitu kebudayaan;
  • Cara pandang yang digunakan dalam melihat peristiwa tidak lagi dari satu sisi melainkan memandang suatu peristiwa dari berbagai sudut pandang;
  • Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya subjektifitas dalam menuliskan sejarah;
  • Menonjolkan peran bangsa Indonesia.

Kelebihan dan Kekurangan Historiografi Modern

Hasnawati dalam Sejarah (2020:16), memaparkan ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam historiografi modern, yaitu:

Kelebihan:

    • Mengubah pandangan religiomagis dan kosmologis (keperccayaan pada hal-hal yang berkaitan mistis/gaib) menjadi pandangan yang bersifat ilmiah;
    • Memakai penulisan sejarah kritis;
    • Memakai pendekatan multidimensi;
    • Memakai dinamika masyarakat Indonesia dan seluruh aspek kehidupan.
Kekurangan:

    • Belum bisa menjelaskan sejarah dengan maksimal;
    • Cenderung kurang fleksibel karena terlalu berpedoman terhadap metode ilmiah;
    • Belum tentu bertujuan untuk peningkatan rasa nasionalisme, kadang-kadang hanya berfokus untuk tujuan akademis.
Bambang Purwanto dalam buku Gagalnya Historiografi Indonesiasentris (2006), mengungkapkan bahwa historiografi yang sedang dibangun oleh Indonesia saat ini mengalami disorientasi.

Disorientasi ini terjadi, karena Indonesiasentris yang menjadi sifat dasar historiografi modern hanya dianggap sebagai tameng pembenaran dan alat penghujat masa kolonialisme Belanda.

Seraya mengutip pandangan Kuntowijoyo, Bambang Purwanto menyebutkan bahwa ke depan sejarawan Indonesia mulai berpikir menggunakan karya sastra sebagai sumber yang dijadikan untuk mengkaji kehidupan masyarakat masa lampau.

Jika, hal ini terjadi maka penulisan sejarah Indonesia tidak akan kering dan berspektif sempit. Sehingga, karya-karya historiografi yang dihasilkan akan memiliki makna yang utuh.

Baca juga artikel terkait HISTORIOGRAFI atau tulisan lainnya dari Alhidayath Parinduri

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Alhidayath Parinduri
Penulis: Alhidayath Parinduri
Editor: Dhita Koesno