tirto.id - Raut wajah Soleha, warga Bangkalan, Madura, Jawa Timur, tampak berseri ketika ikut menyaksikan prosesi penyerahan bantuan sumur bor dan pipanisasi di pulau itu, Selasa (23/1/2024). Duduk di samping tenda acara, Soleha menyunggingkan senyum sembari bercengkrama dengan warga lainnya.
Soleha dan warga lainnya hadir ke lokasi untuk menyaksikan pemberian bantuan yang diberikan Kementerian Pertahanan. Langkah itu dalam upaya mengatasi krisis air bersih di sejumlah wilayah di Pulau Madura.
Ratusan pasang kepala berkumpul dalam sebuah tenda meski berdesak-desakan. Terik matahari yang mengucurkan peluh pada tubuh tak mereka hiraukan. Sorak gembira terus bergema. Kegembiraan itu terlihat ketika debit air besar ke luar dari sebuah pipa. Belasan anak-anak yang berbaris rapi seakan menari riang ketika air meluncur keluar dari sebuah pipa.
Mereka berkumpul bukan tanpa alasan. Ratusan warga itu menanti kedatangan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, yang meresmikan sumber air bersih di 15 titik wilayah itu.
Ketika Ketum Gerindra itu tiba, teriakan nama Prabowo oleh masyarakat setempat menggema. Ratusan kamera warga tak mau kalah dengan awak media yang meliput acara itu. Mereka turut mengabadikan momen kedatangan Prabowo.
Barangkali, Prabowo bagi mereka layaknya malaikat penyelamat karena memberi bantuan air bersih di daerah itu lewat pemberian sumur bor dan pipanisasi.
Soleha ketika berbincang dengan reporter Tirto di lokasi mengaku telah lama menantikan air bersih. Ia merasa bersyukur atas bantuan yang diberikan Menhan Prabowo.
Pasalnya, selama ini di daerah itu hanya mengandalkan air dari sumur bor untuk kebutuhan makan, minum, mandi, dan kebutuhan lainnya. Air yang digunakan pun tidak layak dikonsumsi.
"Kalau buat cuma cuci, mandi, air bisa pakai air bor. Kadang air sumur di sini asin," kata Soleha.
Menurut Soleha, mengonsumsi sumur bor dilakukan warga setempat sudah berlangsung menahun. Bahkan, mereka harus memanfaatkan gerobak untuk mengangkut air bersih dengan jarak tempuh dua kilometer.
"Ngambil air bersih jaraknya sekitar 2 kiloan. Pakai gledek, gerobak dua," keluh Soleha seraya mengumbar senyum.
Cerita miris senada disampaikan warga lainnya yang enggan memediakan namanya mengaku, harus merogok kocek Rp200 ribu per tanki untuk mendapatkan akses air bersih. Biasanya, masyarakat setempat harus merogoh kocek ketika musim kemarau.
"Karena pada setiap musim kemarau di desa kami masyarakat beli air tanki sekitar Rp200 ribu tiap tanki. Bahkan ada yang sampai 20 tanki dalam tiap bulan," katanya.
Warga setempat merasa bantuan yang diberikan Prabowo sangat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup mereka ke depan.
Krisis Air Jadi Perhatian
Sementara itu, Menhan Prabowo Subianto dalam sambutannya mengatakan bahwa masalah krisis air bersih sangat penting menjadi perhatian. Tanpa air, kata dia, tak mungkin ada kehidupan.
"Jadi, saya akan terus prioritas masalah air ini dan Unhan riset terus, belajar terus di mana-mana. Saya juga perintahkan kirim tim ke mancanegara, ke negara-negara lain, kita belajar teknologi bagaimana caranya mencari air bersih untuk rakyat kita," kata Prabowo.
Prabowo turut bergembira melihat program mengatasi air bersih itu berjalan baik.
"Sebagaimana diketahui, 2 bulan lau kita sudah resmikan 12 titik, sekarang tambah 15 titik," ucap Prabowo.
Prabowo berkomitmen akan terus berupaya sekeras tenaga untuk membantu setiap desa yang kekurangan air. Ia berharap setelah Pulau Madura, program itu akan dilakukan di daerah lain yang kesulitan air bersih.
"Mudah-mudahan bisa segera teruskan ke desa-desa yang belum mendapatkan," ucap Prabowo.
Prabowo berpesan agar masyarakat setempat bisa merawat bantuan yang telah diberikan itu.
"Dirawat, dijaga dan tolong kalau sudah ada air, airnya dihemat, jangan air itu dibiarkan terbuang," tutup Prabowo.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menyebut total ada 53 desa rawan air di Pulau Madura. Emil mengatakan Indonesia yang kuat pertahanannya dilandasi oleh manusia yang juga kuat.
Ia mengatakan elemen terpenting yang harus dihadirkan di tengah masyarakat adalah tentunya air. Ia mengatakan tanpa air sebagai sumber kehidupan sulit untuk membentuk manusia yang kuat.
"Kami ingin menyampaikan bahwa berdasarkan data tahun 2023, desa rawan air di Kabupaten Bangkalan ada 53 desa, di Kabupaten Sampang 75 desa, di Pamekasan 82 desa, dan di Sumenep 42 desa," kata Emil yang turut mendampingi Prabowo di lokasi.
Emil memuji program Kemenhan perihal sumber air bersih. Menurut Emil, program itu merupakan sinergi luar biasa untuk membantu menangani krisis air bersih di daerah itu.
"Program dari Kementerian Pertahanan melalui Universitas Pertahanan ini Tentunya adalah sinergi yang luar biasa. Negara sebesar Indonesia masalahnya tidak bisa diselesaikan sendirian," kata Emil.
Dia berharap bantuan ini memberi manfaat bagi masyarakat Madura yang kesulitan air bersih.
"Mudah-mudahan beberapa tahun lagi kita akan melihat Madura yang lebih hijau, Madura yang masyarakatnya semakin tersenyum, Madura yang mengatakan wis wayahe, Madura merasakan kemajuan," tutup Emil.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang