tirto.id - Ceramah pendek Ramadhan 2023 kali ini akan menyampaikan tentang bersyukur beserta haditsnya.
Bersyukur menjadi salah satu perkara paling mudah sekaligus berat bagi kaum muslim. Bersyukur dapat diucapkan dengan membaca hamdalah yang dibenarkan dengan hati. Kendati demikian, banyak kaum muslim lalai atau kufur ketika mendapatkan nikmat.
Maka dari itu, marilah kita belajar mengenai perilaku bersyukur di bulan Ramadan 2023. Bersyukur akan membuat nikmat yang lebih banyak dari Allah Swt. sekaligus menjauhkan kaum muslim dari siksa neraka yang pedih.
Berikut contoh teks kultum Ramadhan 2023 tentang bersyukur.
Ceramah Pendek Ramadhan 2023 tentang Bersyukur
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Segala puji hanya kepada Allah Swt. Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat. Amma ba'du...
Alhamdulillah, kita dapat berkumpul dalam majelis ilmu edisi Ramadan 2023 yang insyaallah diberkahi Allah Swt. Dai, pada kesempatan ini, akan menyampaikan ceramah pendek seputar bersyukur.
Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Sudahkah kita hari ini bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah Swt.? Apabila kita belum bersyukur, minimal marilah kita ucapkan bacaan hamdalah bersama:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Arab Latinnya: Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn(a).
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,” (QS. Al-Fatihah [1]: 1).
Bacaan hamdalah mungkin terdengar singkat bagi kita. Namun, bacaan tersebut dapat menghindari seseorang dari sifat kufur nikmat. Sebab, hamdalah merupakan salah satu implementasi bahwa seorang hamba bersyukur atas segala nikmat, baik itu nikmat Islam, iman, ihsan, serta kesehatan yang diberikan Allah Swt.
Bersyukur bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan setiap kaum muslim. Lebih banyak manusia yang lalai atas nikmat atau kufur. Allah Swt. bahkan berfirman mengenai sedikitnya orang-orang yang bersyukur kepadaNya dalam Surah Saba ayat 13 sebagai berikut:
يَعْمَلُوْنَ لَهٗ مَا يَشَاۤءُ مِنْ مَّحَارِيْبَ وَتَمَاثِيْلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُوْرٍ رّٰسِيٰتٍۗ اِعْمَلُوْٓا اٰلَ دَاوٗدَ شُكْرًا ۗوَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ
Arab Latinnya:
Ya‘malūna lahū mā yasyā'u mim maḥārība wa tamāṡīla wa jifānin kal-jawābi wa qudūrir-rāsiyāt(in), i‘malū āla dāwūda syukrā(n), wa qalīlum min ‘ibādiyasy-syakūr(u).
Artinya:
“Mereka [para jin] selalu bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan kehendaknya. Di antaranya [membuat] gedung-gedung tinggi, patung-patung, piring-piring [besarnya] seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap [di atas tungku]. Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur. Sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang banyak bersyukur,” (QS. Saba [34]: 13).
Isi Surah Saba ayat 13 adalah kenyataan sekaligus sindiran dari Allah Swt. terutama kepada seluruh umat Islam supaya tidak lalai bersyukur.
Seorang ulama asal Iran abad ke-5 bernama ‘Abd al-Karim bin Hawazin al-Qusyairi, dalam kitabar-Risalatul Qusyairiyyah (2010), menjelaskan bahwa hakikat syukur adalah pengakuan atas nikmat Allah, Zat pemberi nikmat, dengan jalan ketundukan.
Masih dari kitab ar-Risalatul Qusyairiyyah, ‘Abd al-Karim bin Hawazin al-Qusyairi kembali menjelaskan bahwa syukur atas nikmat Allah Swt. diucapkan dengan mulut serta disadari melalui hati.
Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Bersyukur bukanlah perilaku yang sia-sia untuk kita sekaligus di hadapan Allah Swt. Bersyukur dapat menjadi wujud bahwa manusia hanyalah makhluk yang menerima segalanya dari Allah Swt. Maka dari itu, sudah sewajarnya seorang muslim bersyukur untuk dirinya sendiri maupun kepada Allah Swt, sebagaimana Surah Al-Luqman ayat 12 berikut:
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗوَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
Arab Latinnya:
Wa laqad ātainā luqmānal-ḥikmata anisykur lillāh(i), wa may yasykur fa'innamā yasykuru linafsih(ī), wa man kafara fa'innallāha ganiyyun ḥamīd(un).
Artinya:
“Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu, ‘Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur [tidak bersyukur], sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji,’”(QS. Al-Luqman [31]: 12).
Allah Swt. akan menambahkan nikmat kepada orang-orang yang bersyukur. Namun, bagi orang-orang yang kufur nikmat, Allah Swt. mengancamnya dengan azab yang pedih, sebagaimana bunyi Surah Ibrahim ayat 7 sebagai berikut:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Arab Latinnya:
Wa iż ta'ażżana rabbukum la'in syakartum la'azīdannakum wa la'in kafartum inna ‘ażābī lasyadīd(un).
Artinya:
“[Ingatlah] ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah [nikmat] kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari [nikmat-Ku], sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras,’” (QS. Ibrahim [14]: 7).
Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Demikianlah ceramah pendek Ramadan 2023 tentang bersyukur. Mari kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Salah satunya dengan mengamalkan perilaku bersyukur. Semoga dari sifat bersyukur ini, Allah Swt. menjadi rida atas segala amalan yang kita perbuat selama Ramadan 2023. Amin amin ya rabbal alamin.
Akhirul kalam wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin