tirto.id - Ceramah Ramadhan hari ke 24 mengambil tema tentang cara-cara agar mati dalam keadaan husnul khotimah. Peristiwa kematian ini sangat diharapkan setiap muslim karena menjadi akhir yang baik dalam kehidupan di dunia.
Husnul khotimah adalah meninggal dunia dalam kondisi terbaik. Orang yang meninggal secara husnul khotimah memiliki tanda khusus yang menyertai kepergiannya ke alam baka.
Kultum 7 menit tentang kematian terbaik ini mungkin cukup singkat untuk menjelaskan bahasan husnul khotimah yang panjang. Meski demikian, ada beberapa poin utama yang bisa dipetik untuk memahaminya.
Ceramah Singkat Ramadhan Hari Ke 24: Bagaimana Cara Agar Meninggal Husnul Khotimah?
Teks kultum tentang kematian secara husnul khotimah dipaparkan di bawah ini. Contoh naskah ceramah Ramadhan hari ke 24 tersebut dapat disusun kembali menyesuaikan kebutuhan untuk disampaikan kepada audiens:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
(Innal hamda lillah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruh, wana’udzu billahi min syururi anfusina, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdihillahu falaa mudhilla lah, wamayyudhlil falaa haadiya lah. Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna muhammadan ’abduhu warosuuluh. Allahumma shalli wasallim wabarik ’ala sayyidina muhammadin wa ’ala alihi washahbihi ajma’in. Amma ba’du.)
Segala puji bagi Allah semata. Tidak zat yang berhak diibadahi selain diri-Nya. Atas rahmat dan karunia Allah pula, kita diberikan nikmat iman dan Islam yang masih dirasakan sampai sekarang.
Salam dan selawat semoga senantiasa tercurah bagi Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam beserta keluarganya, sahabat, dan semua umat muslim di dunia yang senantiasa memegang teguh ajaran Islam.
Jemaah rahimakumullah...
Akhir hidup yang senantiasa didambakan setiap mukmin adalah meninggal dalam keadaan Islam. Selain itu, semua mukmin juga merindukan akhir hayatnya menyandang keadaan husnul khotimah.
Husnul khotimah adalah keadaan meninggalnya seseorang dalam keadaan baik atau dalam ketakwaan. Kebalikannya yaitu su'ul khotimah yang merupakan kondisi meninggal dalam keadaan buruk.
Keadaan saat tutup usia ini sangat krusial dan merisaukan orang-orang salih. Sebab, balasan baik dan buruk yang diterima seseorang akan ditentukan pada keadaan terakhirnya sewaktu meninggal. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya”. (HR Bukhari)
Di sisi lain, baik-buruknya keadaan seseorang yang akan meninggal bergantung pada amal perbuatan masa lampau. Orang-orang yang cenderung berbuat baik semasa hidupnya, cenderung lebih mungkin mendapatkan husnul khotimah saat kematiannya.
Berlaku pula sebaliknya, orang yang memiliki perilaku buruk saat masih hidup cenderung meninggal dalam kondisi su'ul khotimah jika belum belum bertobat. Balasan atas kehidupan di dunia juga akan setimpal.
Orang-orang yang mendapatkan husnul khotimah, sebelum meninggal diberi taufik untuk menjauhi berbagai hal yang bisa membuat kemurkaan Allah. Oleh sebab itu, ia akan meninggal dalam ketakwaan karena bertobat dari dosa atau maksiat, termasuk sedang melakukan perbuatan baik.
Hadis yang memiliki makna serupa keadaan orang husnul khotimah seperti diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hambanya, maka Allah memanfaatkannya”. Para sahabat bertanya,”Bagaimana Allah akan memanfaatkannya?” Rasulullah menjawab,”Allah akan memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dia meninggal.” (HR Imam Ahmad, Tirmidzi, dan dishahihkan al Hakim dalam Mustadrak)
Jemaah yang dirahmati Allah...
Kematian husnul khotimah dapat diupayakan oleh setiap muslim. Ia harus senantiasa memperbanyak amal salih semasa hidup agar pada saat meninggal diizinkan Allah bisa berada dalam kondisi bertakwa.
Selain itu, seseorang perlu berkomitmen untuk memperbaiki diri agar Allah memberikan taufik-Nya dengan mengokohkannya selalu berjalan di atas kebenaran dalam beragama Islam. Terakhir, husnul khotimah dapat diupayakan dengan berdoa sungguh-sungguh agar Allah mewafatkan dalam keadaan yang baik.
Salah satu doa yang bisa diamalkan agar meninggal dunia dalam keadaan husnul khotimah yakni:
اللّهُمَّ أَكْرِمْ هٰذِهِ الْأُمَّةَ الْمُحَمَّدِيَّةَ بِجَمِيْلِ عَوَائِدِكَ فِي الدَّارَيْنِ إِكْرَامًا لِمَنْ جَعَلْتَهَا مِنْ أُمَّتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Allâhumma akrim hâdzihil ummatal muhammadiyyata bi-jamîli ‘awâidika fid dâraini ikrâman liman ja'altahâ min ummatihi shallallâhu 'alaihi wa sallam
Artinya: “Ya Allah, muliakanlah umat Nabi Muhammad dengan keindahan orang-orang yang kembali kepada-Mu di dunia dan akhirat, sebagai penghormatan-Mu kepada orang yang telah Engkau jadikan bagian dari umatnya.”
Atau bisa pula membaca doa:
يَارَبَّ كُلِّ شَيْءٍ بِقُدْرَتِكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ اِغْفِرْلِيْ كُلَّ شَيْءٍ وَلَا تَسْأَلَنِيْ عَنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَا تُحَاسِبْنِيْ فِى كُلِّ شَيْءٍ وَأَعْطِنِيْ كُلَّ شَيْءٍ
Yâ rabba kulli syaîn biqudratika 'alâ kulli syaîn. Ighfirlî kulla syaîn wa lâ tas’alanî 'an kulli syai-in wa lâ tuhâsibnî fi kulli syaîn wa a'thini kulla syai-in.
Artinya: "Wahai Tuhan segala sesuatu, dengan kekuasaan-Mu atas segala sesuatu, ampunilah seluruh dosaku. Janganlah Engkau menanyakan kepadaku tentang segala sesuatu. Janganlah Engkau menghisabku mengenai segala sesuatu, dan berilah aku segala sesuatu.”
Jemaah rahimakumullah...
Orang-orang yang meninggal dalam keadaan husnul khotimah memiliki berbagai tanda yang bisa dikenali. Di antara tanda-tanda tersebut yaitu:
- Dia mengucapkan kalimat syahadat sesaat sebelum meninggal
- Saat meninggal terdapat keringat pada keningnya
- Mati pada malam Jumat atau siangnya
- Mati syahid karena berperang di jalan Allah
- Mati akibat tertimpa reruntuhan
- Mati akibat terbakar dan radang selaput dada
- Meninggal saat mengalami nifas atau hamil bagi perempuan
- Meninggal sewaktu melakukan amalan salih
- Meninggal saat menjaga wilayah perbatasan (ribath)
Demikian kultum dari saya. Semoga ada manfaat yang bisa dipetik.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar