tirto.id - Sebagian besar pasien COVID-19 mungkin tidak pernah menunjukkan gejala virus corona sama sekali dan ini menjadi faktor kunci yang membuat penyebaran virus Corona semakin meningkat.
Sebanyak 25% orang yang terinfeksi virus corona baru tetap asimtomatik, kata Dr. Robert Redfield, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sebagaimana diwartakan Live Science.
"Itu penting, karena sekarang Anda memiliki individu yang mungkin tidak memiliki gejala apa pun yang dapat menyebabkan penularan," kata Redfield.
Terlebih lagi, bahkan jika orang sakit, mereka dapat menularkan virus hingga 48 jam sebelum mereka menunjukkan gejala, tambah Redfield.
"Ini membantu menjelaskan seberapa cepat virus ini terus menyebar ke seluruh negeri, karena kami memiliki penularan tanpa gejala dan kami memiliki individu yang menularkan 48 jam sebelum menjadi bergejala," jelas Redfield.
Studi terbaru dari negara lain juga menunjukkan bahwa penularan COVID-19 tanpa gejala kemungkinan besar terjadi.
Misalnya, sebuah penelitian yang diterbitkan pada 1 April 2020 di jurnal CDC Morbidity and Mortality Weekly Report menemukan bahwa lebih dari 150 kasus COVID-19 yang tidak terkait perjalanan di Singapura, 6,4% tampaknya melibatkan penularan tanpa gejala.
Dalam studi lain, yang diterbitkan 19 Maret lalu di jurnal Emerging Infectious Diseases, para ilmuwan meninjau data tentang COVID-19 di China di luar provinsi Hubei, dan menemukan bahwa 12,6% kasus tampaknya melibatkan penularan tanpa gejala.
Mengingat data tentang penyebaran tanpa gejala ini, Redfield menyatakan bahwa CDC "secara agresif" meninjau rekomendasinya tentang penggunaan masker wajah dan apakah orang harus memakainya jika mereka tidak memiliki gejala.
Saat ini, badan tersebut merekomendasikan masker wajah hanya untuk penyedia layanan kesehatan dan orang yang sakit dengan COVID-19.
Meski demikian, ada kekhawatiran bahwa rekomendasi tersebut dapat mengurangi pasokan masker bagi petugas kesehatan yang sangat membutuhkannya.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), protokol kesehatan mutlak harus dilakukan untuk melindungi diri dan kelompok rentan. Hanya saja masih banyak orang yang belum disiplin melaksakan protokol kesehatan yang ada.
COVID-19 sendiri bisa menyebar secara cepat melalui percikan droplet baik saat bersin maupun batuk.
Memakai masker adalah salah satu cara efektif untuk menahan droplet tersebut menyebar, terlebih masih ada Orang Tanpa Gejala (OTG) di sekitar masyarakat yang belum melakukan isolasi dengan baik.
Namun tingkat risiko penularan COVID-19 akan semakin menurun apabila seseorang memakai masker. Berikut 4 tingkatan risiko penularannya:
Pertama, apabila seseorang yang membawa virus (OTG) tidak menggunakan masker dan melakukan kontak dekat dengan orang rentan maka kemungkinan penularan mencapai 100%.
Kedua, orang yang sakit pakai masker, sementara kelompok rentan tidak memakai masker maka potensi penularan mencapai 70%,
Ketiga, orang sakit pakai masker, sementara orang sehat tidak pakai masker maka tingkat penularannya hanya 5%.
Keempat, jika keduanya pakai masker, maka potensi penularan hanya 1,5%.
Oleh karena itu, menggunakan masker adalah cara yang paling tepat menekan penularan virus Corona, khususnya dari para OTG, apalagi jika masker digunakan secara benar, yakni yang menutup hidung dan mulut dengan baik.
Selain itu, protokol kesehatan harus menjadi kebiasaan baru menuju tatanan masyarakat produktif namun tetap aman dari COVID-19.
Kedisiplinan, kesadaran dan peran aktif dari seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan agar kenaikan kasus tidak semakin tinggi.
Pemerintah bersama Satgas COVID-19 terus gencar mengampanyekan #ingatpesanibu untuk mencegah penyebaran virus Corona dengan penerapan perilaku disiplin 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.
Selain itu, upaya lain yang bisa dilakukan untuk menekan penyebaran virus COVID-19 dapat ditambahkan dengan penerapan 3T, yaitu testing secara berkala, tracing (telusuri dan lacak kontak fisik), serta treatment (terapkan perawatan dan isolasi mandiri dalam ruangan).
-----------------------------------
Artikel ini terbit atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).
Editor: Agung DH