tirto.id - Anggota Dewan Pertimbangan PB IDI, Zubairi Djoerban, mengatakan ibu dengan HIV AIDS berpeluang melahirkan bayi negatif HIV AIDS jika rutin mengonsumsi obat antiretroviral. Risiko bayi tertular HIV AIDS hanya 20 persen jika ibunya minum obat tersebut.
Zubairi mengambil contoh beberapa negara bagian di Amerika, Asia dan negara lain sudah bisa mengantisipasi penularan HIV AIDS dari ibu hamil sehingga tidak ada lagi bayi yang tertular HIV.
"Jadi intinya penularan dari ibu ke bayi telah dibuktikan di banyak tempat bisa dicegah 100 persen kalau konsumsi obat antiretroviral," tutur Zubairi, Kamis (30/11/2023).
Zubairi mengatakan, dahulu salah satu pilihan untuk mengantisipasi bayi tertular HIV AIDS adalah dengan melahirkan secara sectio caesar. Itu karena penularan utama virus HIV terjadi pada waktu proses melahirkan pervagina.
"Ketika melahirkannya lewat perut risiko penularan berkurang 50 persen," ujar Zubairi.
Dengan kemajuan pengobatan dan hasil penelitian, terbukti bahwa konsumsi obat anti retroviral dapat mengurangi peluang ibu melahirkan anak dengan HIV.
"Kalau ibu hamil dengan HIV minum obat antiretroviral maka bayinya 100 persen tidak akan tertular. Itu karena obat antiretroviral dapat menekan jumlah virus dalam darah amat sangat minim (undetected) sehingga tidak terjadi lagi penularan dari si ibu ke bayinya," urai Zubairi.
Iya pun mengimbau ibu dengan HIV AIDS untuk rajin mengonsumsi obat antiretroviral sesaat setelah dinyatakan positif HIV M.
"Jalan utama dan terpenting memang tes HIV. Kalau hasilnya positif segera minum obat antiretroviral. Jangan ditunda," tegas Zubairi.
"Jangan takut obatnya akan berdampak pada kandungan. Sudah dibuktikan bahwa obat antiretroviral yang disediakan dokter untuk ibu hamil ternyata aman untuk ibu aman untuk bayi," lanjut Zubairi.
Namun Zubairi melihat, di Indonesia baru 24 persen ibu hamil dengan HIV AIDS yang minum antiretroviral. Akibatnya, jumlah anak dengan HIV AIDS meningkat.
"Setiap tahun jumlah anak dengan HIV AIDS mencapai 700-1.000 anak," jelas Zubairi.
Berdasarkan data dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes 2023, jumlah kasus HIV pada kelompok usia 1 hingga 15 tahun sebanyak 14.150 kasus. Selain itu, diketahui bahwa tahun 2023, ada 7 bayi yang terlahir dengan virus HIV.
"Data yang lain menunjukkan dari 526.841 kasus di Indonesia yang minum obat masih sangat kecil," lanjut Zubairi.
Artinya, kurang dari 40 persen yang bisa ditekan angkanya. "Tidak boleh lama-lama lagi. Kalau konsumsi obat antiretroviral Insya Allah bisa memotong jalur penularan dari ibu ke bayinya," tukas Zubairi.
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Anggun P Situmorang