Menuju konten utama

IDI: Orang dengan HIV AIDS Rentan Terpapar Monkeypox

Zubairi Djoerban, mengatakan lebih dari 50 persen kasus Monkeypox (Mpox) di Indonesia terjadi pada laki-laki dengan HIV AIDS.

IDI: Orang dengan HIV AIDS Rentan Terpapar Monkeypox
Ilustrasi Monkeypox. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Anggota Dewan Pertimbangan PB IDI, Zubairi Djoerban, mengatakan lebih dari 50 persen kasus Monkeypox (Mpox) di Indonesia terjadi pada laki-laki dengan HIV AIDS. Lalu yang kedua, terjadi pada penderita sifilis.

Zubairi mengatakan, kasus Mpox yang ditemukan pada pasien HIV AIDS bisa dilihat menggunakan dua pendekatan yakni dilihat dari segi penularan dan daya tahan tubuh.

Dari segi penularannya, Zubairi menyebutkan orang-orang dengan perilaku seksual berisiko cenderung terpapar HIV atau Mpox saat berhubungan seksual. Artinya, penyebaran virus HIV dan Mpox sama-sama terjadi melalui hubungan seks.

"Kalau untuk daya tahan tubuh, orang-orang dengan HIV AIDS itu kan memang daya tahan tubuhnya lemah. Mereka lebih rentan terserang berbagai virus salah satunya Mpox," urai Zubairi.

Dirinya pun mengimbau orang dengan HIV AIDS untuk lebih berhati-hati jika muncul sejumlah gejala yang menyerupai Mpox seperti munculnya lesi berair pada bagian tubuh tertentu, terutama area genital.

"Orang dengan HIV AIDS harus hati-hati kalau muncul lesi di area genital apalagi kalau disertai gatal. Harus ke dokter untuk konsultasi," demikian saran dari Zubairi.

Walau demikian, Zubairi mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir dengan penyebaran virus Mpox di Indonesia. Sebab, meskipun kasusnya bertambah dalam beberapa bulan terakhir, angka kematian karena mpox sangat rendah.

"Hampir semua pasien sembuh sendiri. Untuk yang gejala ringan akan sembuh sendiri. Adapun angka kematian internasional karena mpox rendah banget di bawah 1 persen," jelas Zubairi.

Baca juga artikel terkait MONKEYPOX atau tulisan lainnya dari Iftinavia Pradinantia

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Iftinavia Pradinantia
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Anggun P Situmorang