Menuju konten utama
Idul Fitri 2021

Cara Aman Sambut Lebaran: Belanja Online Hindari Kerumunan

Opsi berbelanja lebaran secara online adalah cara aman mengurangi kerumunan yang berpotensi menimbulkan klaster penularan Covid-19.

Cara Aman Sambut Lebaran: Belanja Online Hindari Kerumunan
Ilustrasi Promo Ramdan Toko Online. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Selama pandemi Covid-19 ini, belanja online menjelang Idul Fitri menjadi salah satu solusi aman yang dilakukan masyarakat.

Di tengah pandemi COVID-19 ini memang sangat tidak disarankan berkerumun dan ramai-ramai mendatangi pusat-pusat perbelanjaan. Hal ini karena berpotensi memicu klaster penularan.

Terkait hal ini, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyayangkan tingginya mobilitas penduduk jelang lebaran yang memicu kerumunan.

Ia menyarankan agar masyarakat memilih opsi berbelanja lebaran secara online. Sehingga masyarakat tidak berkerumun dan menumpuk di pusat-pusat perbelanjaan.

"Masyarakat dapat memilih opsi berbelanja yang lebih aman yaitu dengan memanfaatkan kemajuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi), yaitu berbelanja online untuk meminimalisir terpapar virus COVID-19," ungkapnya menyampaikan Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (4/5/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Apa yang disarankan ini cukup beralasan. Karena Satgas menyampaikan fakta bahwa kebijakan pengetatan mobilitas dan peniadaan mudik, nyatanya di lapangan masih ditemukan kenaikan mobilitas penduduk, khususnya ke pusat perbelanjaan.

"Untuk menjamin sistem yang dibuat dapat dijalankan dengan baik maka buatlah satuan tugas khusus untuk melakukan pembinaan di lapangan," saran Wiku.

Meski demikian, sangat disadari bahwa momen belanja lebaran adalah momen suka cita di mana banyak berkah yang didapatkan masyarakat.

Seperti pembagian tunjangan hari raya (THR), maupun bertebarannya peluang untuk berbelanja dengan potongan harga yang besar. Dan secara pola umumnya, berdampak memperbaiki ekonomi nasional bahkan mempengaruhi perilaku ekonomi masyarakat.

Namun perlu diingat bahwa Indonesia belum keluar dari pandemi COVID-19, sehingga ancaman penularan masih ada dan nyata.

Untuk itu hal terbaik yang bisa dilakukan ialah melakukan segala aktivitas dengan terkendali agar produktivitas sosial ekonomi masyarakat berkembang ke arah yang lebih baik.

"Dari data ini kita dapat bersama-sama belajar bahwa sektor sosial dan ekonomi sangat berkaitan dan cara bijak untuk mampu mencapai hasil yang baik pada kedua sektor tersebut. Melalui kebijakan gas-rem yang berlandaskan fakta dan data yang ada," kata Wiku.

Satgas telah melakukan pengamatan dengan menghimpun data dari Google Mobility pada rentang waktu di tanggal 11 Maret-16 April 2021.

Data pengamatan 3 minggu terakhir mencatat, ada 6 provinsi dengan kenaikan mobilitas ke pusat perbelanjaan tertinggi di Indonesia. Yaitu Provinsi Aceh (41%), Gorontalo (58%), Kalimantan Utara (47%), Maluku Utara (57%), Sulawesi Tenggara (55%), dan Sumatera Barat (53%). Dengan puncak kenaikan masing-masing 9 April 2021.

Kenaikan mobilitas berdasarkan data ini, dikhawatirkan akan diikuti kenaikan kasus, sebagaimana pengalaman serupa pada waktu sebelumnya.

Diharapkan kenaikan mobilitas ini tidak mengganggu kondisi COVID-19 nasional yang cukup stabil, hasil jerih payah masyarakat dan pemerintah selama lebih dari setahun terakhir.

Setiap daerah tanpa terkecuali harus benar-benar melakukan antisipasi potensi lonjakan. Pemerintah daerah dapat menyusun mekanisme aktivitas sosial dan ekonomi yang dapat dengan mudah diawasi pergerakannya.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Bisnis
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH