tirto.id - Kasus corona Covid-19 di India meningkat drastis seiring ditemukannya varian jenis baru. Sebagaimana diwartakan Indian Express Kamis, 6 Mei 2021, ada sekitar 412.262 kasus baru dan 3.980 di antaranya adalah kasus kematian dalam 24 jam terakhir.
Penasihat Ilmiah Utama Perdana Menteri India pada hari Rabu mengatakan, gelombang ketiga Covid-19 di negaranya itu tida dapat dihindari. Sejak varian corona baru muncul di India, rumah sakit menjadi penuh.
Varian itu dijuluki "mutan ganda" dan kehadirannya sudah diumumkan hampir sebulan yang lalu. Para peneliti pun sudah mencoba mencari tahu apakah varian baru ini bisa menyebabkan lonjakan kasus. Dan bagaimana dampak perkembangan virus ini bagi seluruh dunia.
"Kami perlu mencermati varian ini," Katelyn Jetelina, PhD, MPH, dari Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di Houston, sebagaimana dilansir Medpage Today.
Mengapa Dijuluki Mutan Ganda?
Nama resmi dari varian baru ini adalah B.1.617 dan julukan "mutan ganda" dikatakan agak keliru. Karena sebenarnya, varian ini membawa 13 mutasi, 7 di antaranya ada di protein lonjakan. Tapi julukan itu tidak sepenuhnya salah, karena berasal dari dua mutasi penting pada varian lain yang muncul pertama kali pada strain baru, yakni mutasi L452R dan mutasi E484Q.
Masih dilansir Medpage Today, mutasi L452R pada protein lonjakan pertama kali ditemukan pada varian Covid-19 di California. Sebuah studi mengatakan, varian baru yang ditemukan di California itu membawa mutasi ini, mungkin sampai dengan 20 persen lebih dapat ditularkan daripada strain tipe liar.
Sementara mutasi E484Q menjadi terkenal karena sangat mirip dengan mutasi E484K yang ditemukan pada varian B.1.351 di Afrika Selatan dan P.1 di Brazil. Mutasi E484K dianggap sebagai "mutasi lolos" karena memungkinkan SARS-CoV-2 menghindari perlindungan kekebalan dengan antibodi monoklonal, yang dapat menurunkan efektivitas vaksin. Sejauh ini, vaksin tampaknya bertahan terhadap varian ini.
Varian baru B.1.617 dilaporkan sudah menyebar dengan cepat di India. Sekarang strain virus ini banyak ditemukan di negara bagian Maharashtra di barat daya India atau negara bagian terpadat kedua di India.
Baru-baru ini, tepatnya pada 3 April kemarin, seorang di wilayah Teluk San Francisco dikonfirmasi menjadi pasien dalam kasus pertama varian B.1.617 di AS. Varian tersebut telah ditemukan di 18 negara lain dan di semua benua, kecuali Afrika.
Keberadaan kedua mutasi ini, sebagaimana dilaporkan The Conversation, agar mengkhawatirkan karena berada di bagian kunci virus dan protein lonjakan yang digunakan untuk menembus sel manusia. Protein lonjakan menempel melalui "domain pengikat reseptor", yang berarti virus dapat menempel pada reseptor di sel manusia.
Selain itu, mutasi baru ini mencakup perubahan pada protein lonjakan sehingga "lebih cocok" untuk sel manusia. Artinya, virus ini dapat masuk lebih mudah dan berkembang biak lebih cepat.
Berkaca pada mutasi serupa lainnya, kemungkinan hal ini juga mempersulit sistem kekebalan manusia untuk mengenali virus karena bentuknya sedikit berbeda. Selain itu, sistem kekebalan tubuh mungkin tidak dapat mengenali virus sebagai sesuatu yang harus melawannya untuk menghasilkan antibodi.
Editor: Iswara N Raditya