Menuju konten utama

Buku Bacaan untuk Ramadan 2022: Sinopsis Islam And Local Wisdom

Sinopsis buku Islam and Local Wisdom untuk bacaan Ramadan 2022.

Buku Bacaan untuk Ramadan 2022: Sinopsis Islam And Local Wisdom
Ilustrasi buku kamus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Islam dan Kearifan Lokal: Ekspresi Keberagaman di Asia Tenggara atau dalam bahasa Inggris Islam and Local Wisdom adalah buku yang diterbitkan dalam rangka memeringati milad ke 50 IAIN Kendari. Buku ini memotret keunikan macam-macam varian Islam yang bersinggungan dengan budaya lokal.

Terbit pada 2018, buku ini menelusuri dan menyajikan tentang Islam yang berkembang di Indonesia. Berbagai varian Islam yang eksis di negeri ini merupakan bentuk Islam yang akomodatif terhadap budaya lokal. Hal tersebut tak lepas dari awal mula Islam disebarluaskan di kepulauan Nusantara.

Buku setebal 386 halaman ini berisikan 22 tulisan dari belasan penulis. Tiap tulisan mengulas keunikan Islam di berbagai daerah seperti Aceh, Agam (Sumbar), Konawe, Kendari, sampai Makassar. Beberapa artikel menggunakan bahasa inggris.

Buku Islam and Local Wisdom diterbitkan oleh Penerbit Buku Pendidikan Deepublish yang bermarkas di Sleman, Yogyakarta. Buku ini telah beredar di pasar dan dibanderol dengan kisaran harga dua ratus ribu rupiah.

Tulisan-tulisan yang mengidentifikasi dan mengkaji kearifan lokal dengan proses ilmiah itu dikumpul-sajikan dalam buku ini. Himpunan tulisan ini sekaligus mempertegas bahwa Islam tidak melulu dipandang sebagai hal yang berseberangan dengan praktik-praktik budaya lokal.

Sinopsis Buku Islam and Local Wisdom

Rektor IAIN Kendari, Nur Alim menyampaikan dalam kata pengantar buku ini, dengan meninjau ke belakang, proses penyebaran Islam di Indonesia jauh dari tindak kekerasan. Islam menyebar dan meluas melalui jalan sosial dan budaya seperti relasi perdagangan, kesenian, pendidikan, juga perkawinan.

Demikian, Islam yang disebarluaskan di Indonesia cenderung menempuh cara damai, sehingga penerimaan Islam di berbagai wilayah oleh masyarakat tak menimbulkan gesekan dan konflik yang berarti. Kendati Islam merupakan paham dan ideologi baru, namun ia tetap dapat diterima oleh masyarakat.

Penerimaan Islam oleh masyarakat juga tidak bisa dilepaskan dari interpretasi masyarakat terhadap Islam. Lokalitas turut membentuk interpretasi tersebut. Apabila akar budaya masyarakat tidak cukup akomodatif terhadap Islam, atau sebaliknya, akan mustahil Islam dapat diterima dengan baik.

Dalam ajaran hukum Islam sendiri praktik budaya dapat dijadikan sumber hukum. Dengan catatan budaya tersebut tidak bertentangan dengan prinsip dasar Islam.

Konsep ‘urf adalah konsep yang disepakati oleh beberapa ulama dan dapat dijadikan landasan pelaksanaan hukum dan pengambilan keputusan dalam masyarakat.

Dar Nela Putri (2020) menyampaikan, ‘Urf ialah sesuatu yang telah diketahui oleh orang banyak dan mereka mengerjakannya. Sederhananya, kebiasaan orang-orang di suatu daerah.

Hubungan sinergis antara Islam dan budaya lokal banyak didapati hampir di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya di Buton yang menerapkan sistem pemerintahan Islam.

Sistem pemerintahan Buton dulunya berbentuk kerajaan. Namun sejak masuknya islam, Buton mengubah sistem pemerintahan menjadi kesultanan sekaligus menjadikan “Undang-undang Martabat Tujuh” sebagai dasar pemerintahan tersebut.

Tidak sedikit pula kebudayaan masyarakat di daerah lain yang menjadikan Islam sebagai landasan berpikir dan bertindak. Meskipun secara terang-terangan tidak menyebut Islam. Hal tersebut akan dijabarkan melalui tulisan yang terhimpun dalam buku ini.

Baca juga artikel terkait HIBURAN atau tulisan lainnya dari Auvry Abeyasa

Kontributor: Auvry Abeyasa
Penulis: Auvry Abeyasa
Editor: Dipna Videlia Putsanra