tirto.id - Buku "Panduan Puasa bersama Quraish Shihab" merupakan salah satu karya yang direkomendasikan untuk dibaca selama bulan Ramadan. Karya ini kali pertama diterbitkan pada tahun 2011.
Sebagaimana karya-karyanya yang lain, dalam buku ini, Quraish Shihab menyampaikan nasihat demi nasihat selama bulan Ramadan. Buku setebal 240 halaman ini diterbitkan oleh Penerbit Republika.
Sinopsis buku "Panduan Puasa bersama Quraish Shihab"
Buku ini tidak hanya memuat nasihat-nasihat untuk menjalani Ramadan dengan baik, tetapi juga berisi cuplikan tanya-jawab dengan Prof. Quraish Shihab.
Awalnya tanya jawab ini dimuat dalam Koran Republika setiap bulan Ramadan, yang kemudian disusun menjadi sebuah buku. Melansir laman Goodreads, buku ini mampu memandu pembacanya untuk bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan baik dan benar.
Terlebih lagi, ada banyak persoalan yang masih menjadi wilayah abu-abu bagi umat muslim apabila tidak mengetahui ilmunya. Nah, persoalan demikianlah yang akan berusaha dijawab oleh Prof. Quraish Shihab dengan singkat, padat, dan langsung mengenai sasaran.
Adapun tema yang dicantumkan dalam buku ini beragam. Pembaca dapat menemukan persoalan yang berkaitan langsung dengan puasa maupun persoalan yang berhubungan dengan pelaksanaan puasa seperti; zakat, salat 'id, lailatul qadar, dan lainnya.
Buku ini hadir untuk membimbing umat muslim agar mampu menjalankan ibadah puasa dengan baik dan benar. Dengan demikian, diharapkan puasa yang dilaksanakan tidak sebatas pada rasa lapar dan haus. Namun, berdasar pada pemahaman ilmu dan kesadaran tinggi bahwa puasa merupakan ibadah dengan orientasi meningkatkan takwa.
Profil Prof. Quraish Shihab
Quraish Shibah adalah seorang cendekiawan muslim sekaligus dai di Indonesia. Dia pernah menjabat sebagai Menteri Agama Kabinet Pembangunan VII tahun 1998.
Orang tua Quraish Shihab adalah Abdurrahman Shihab dan Asma Aburisyi. Saat kecil, ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ujung Pandang kemudian melanjutkan pendidikan tingkat menengah di Malang.
Masa pendidikan tingkat menengah ia lalui sembari menyantri di Pondok Pesantren Darul-Hadits Al-Faqihiyyah. Setelah itu, pada tahun 1958, Quraish berangkat ke Kairo, Mesir dan diterima di kelas II Tsanawiyah Al-Azhar.
Quraish sukses memperoleh gelar Lc. yang setara dengan S1 pada Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir dan Hadis Universitas Al Azhar. Selesai S1, ia melanjutkan studi di fakultas yang sama, lalu pada 1969 ia meraih gelar M.A.
Karier Quraish saat kembali ke Indonesia dimulai sebagai Wakil Rektor bidang Akademis dan Kemahasiswaan pada IAIN Alauddin, Ujung Pandang. Pekerjaan lain juga ia jalani baik di lingkungan kampus maupun luar kampus.
Pada tahun 1980, Quraish Shihab melanjutkan studi S3 di Kairo. Dua tahun setelahnya, Quraish meraih gelar doktor dalam bidang ilmu Al-Qur'an. Saat kembali ke Indonesia pada 1984, ia ditugaskan di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Quraish dipilih menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat (sejak 1984); Anggota Lajnah Pentashbih Al Qur’an Departemen Agama (sejak 1989); Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (sejak 1989).
Saat ini, ia menyibukkan diri menulis artikel, karya buku, dan lain sebagainya. Selain itu, ia juga memimpin Pusat Studi Al-Qur'an, lembaga non-profit yang bertujuan untuk membumikan Al-Qur'an kepada masyarakat yang pluralistik dan menciptakan kader mufasir (ahli tafsir) Al-Qur'an yang profesional.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Alexander Haryanto