Menuju konten utama

BPBD Banyumas Ungsikan 89 Jiwa Imbas Pergerakan Tanah di Ketanda

Pergerakan tanah berdampak pada 21 rumah warga serta merusak tempat ibadah dan jalan lingkungan di dua RT.

BPBD Banyumas Ungsikan 89 Jiwa Imbas Pergerakan Tanah di Ketanda
Seorang warga memerhatikan bangunan rumah yang terdampak pergerakan tanah di Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (12/11/2025). FOTO/BPBD Banyumas

tirto.id - Puluhan warga Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah diungsikan menyusul adanya pergerakan tanah yang mengancam keselamatan penduduk di wilayah tersebut pada Rabu (12/11/2025).

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Andi Risdianto, mengatakan langkah evakuasi diambil setelah tim gabungan melakukan kaji cepat multisektoral. Petugas melakukan identifikasi dampak kerusakan, menghitung kebutuhan pengungsi, serta menyiapkan langkah-langkah penanganan darurat.

“Sebanyak 21 rumah dari tiga RT di Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, kami ungsikan secara terpusat di Balai Pertemuan Desa Ketanda. Evakuasi dilakukan untuk mengantisipasi potensi pergerakan tanah susulan yang dapat membahayakan warga,” kata Andi di Purwokerto, Banyumas, Kamis (13/11/2025).

Berdasarkan hasil pendataan, kata dia, menunjukkan pergerakan tanah berdampak pada sedikitnya 21 rumah warga dan dua fasilitas umum.

Dalam hal ini, lanjutnya, di RT 06 RW 01 terdapat 16 rumah terdampak yang dihuni 17 keluarga (71 jiwa), di RT 07 RW 01 terdapat tiga rumah yang dihuni empat keluarga (13 jiwa), dan di RT 05 RW 01 terdapat dua rumah yang dihuni dua keluarga (lima jiwa).

Selain permukiman, kata dia, pergeseran tanah juga merusak tempat ibadah dan jalan lingkungan di dua RT.

Menurut dia, BPBD bersama Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsos-Permasdes) Kabupaten Banyumas segera menyalurkan bantuan logistik dan membuka dapur umum bagi warga yang mengungsi.

“Kebutuhan pengungsi saat ini sedang dihitung bersama Dinsos-Permasdes. Peralatan pengungsian akan segera didistribusikan hari ini,” sebutnya.

Andi mengatakan BPBD akan terus berkoordinasi dengan pemerintah desa serta aparat kecamatan untuk memantau perkembangan pergerakan tanah.

Menurut dia, BPBD juga menempatkan personel di lokasi guna memastikan keamanan warga dan menyiapkan langkah antisipatif jika terjadi pergeseran tanah lanjutan.

“Kami minta warga tetap waspada dan tidak kembali ke rumah sebelum dinyatakan aman oleh tim teknis. Kondisi tanah di lokasi masih labil, terutama setelah hujan deras beberapa hari terakhir,” tegasnya.

Ia mengatakan penanganan darurat bencana tersebut melibatkan unsur BPBD Banyumas, Dinsos-Permasdes, dan Pemerintah Desa Ketanda dengan dukungan empat personel lapangan.

Menurut dia, evaluasi terhadap tingkat kerusakan dan potensi pergerakan tanah susulan masih dilakukan secara berkala.

Ia juga mengimbau masyarakat di wilayah rawan longsor dan pergerakan tanah untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan, mengingat curah hujan tinggi dapat memicu instabilitas tanah.

“Kami mengajak warga untuk segera melapor jika melihat tanda-tanda tanah retak atau pergerakan di sekitar permukiman,” kata Andi Risdianto.

Baca juga artikel terkait PERGERAKAN TANAH

tirto.id - Flash News
Sumber: Antara
Editor: Siti Fatimah