tirto.id - Ramadhan 1444 H akan segera datang, ini berarti ibadah puasa di bulan Ramadhan sudah di depan mata.
Perintah menjalankan puasa Ramadan adalah wajib bagi seluruh umat Islam yang berakal sehat, balig, dan mampu menjalankannya.
Puasa dengan menahan lapar dan dahaga sudah dilakukan oleh umat-umat terdahulu di berbagai belahan dunia, namun, dengan praktik dan waktu yang beragam.
Perintah Puasa Bulan Ramadhan di Al-Qur'an
Bagi umat Islam, perintah berpuasa tercantum dalam Surah Al-Baqarah:183 sebagai berikut.
Arab:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Latin:
Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. *QS. Al-Baqarah: 183)
Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan memiliki sederet keutamaan. Dilansir laman NU Online, umat muslim yang berpuasa di bulan Ramadan akan diangkat derajatnya di sisi Allah SWT.
Selain itu, puasa tidak hanya menahan lapar dan haus tapi juga menahan diri dari segala hawa nafsu termasuk nafsu syahwat.
Umat muslim yang menjalankan puasa mampu mengontrol syahwat yang pada akhirnya menghindarkan diri dari perbuatan maksiat.
Kemudian, bulan Ramadan disebut dengan bulan yang berkah adalah karena di bulan ini semua amal ibadah dan perbuatan baik akan dilipatgandakan pahalanya.
Ada tiga golongan umat muslim yang dapat meninggalkan puasa atau berbuka di siang hari, mereka adalah:
- Orang sakit, dalam perjalanan (musafir), atau pada keadaan fisik yang sangat berat untuk menjalankannya.
- Anak kecil yang belum balig dan orang gila.
- Wanita haid atau nifas.
Lalu, apabila orang tersebut memiliki halangan yang berat dan tidak mampu mengganti puasanya, ada kewajiban untuk membayar fidyah.
Berkaitan dengan fidyah sendiri, takarannya adalah sebesar satu mud atau sekitar 675 gram makanan pokok.
Fidyah menjadi bentuk tebusan karena telah meninggalkan ibadah puasa Ramadan dengan memberi makanan kepada fakir miskin.
Contoh orang yang wajib membayar fidyah adalah lansia yang fisiknya sudah lemah, ibu hamil dan menyusui, atau pengidap penyakit tertentu yang jika berpuasa justru memperparah sakitnya.
Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa Menurut Dokter?
Dokter Spesialis Kandungan dari Semen Padang Hospital, Madona Utami Dewi menjelaskan bahwa ibu hamil boleh saja berpuasa asalkan kondisi kesehatannya memungkinkan dan tidak memaksakan diri.
Lebih lanjut, Madona mengatakan bahwa ibu hamil yang dianjurkan berpuasa pada saat trimester kedua atau pada usia kehamilan 14 hingga 28 minggu.
Pasalnya, pada trimester kedua, tubuh ibu hamil sudah mulai beradaptasi, hormon estrogen dan progesteron lebih seimbang, serta keluhan yang terjadi pada saat awal kehamilan perlahan mulai menghilang.
“Selain itu, keluhan mual muntah yang berlebihan yang biasa terjadi pada trimester satu, sudah berakhir sehingga ibu dan janin lebih sedikit mengalami masalah saat berpuasa,” jelas Madona.
Dia menerangkan bahwa pada trimester pertama, umumnya tubuh ibu hamil belum beradaptasi dengan baik sehingga sebagian besar ibu hamil akan mengalami mual dan muntah.
Pada masa ini juga sangat rentan risiko dehidrasi dan kurang gizi. Oleh karena itu, pada trimester pertama tidak dianjurkan untuk berpuasa.
Selain itu, pada trimester pertama adalah masa yang sangat penting bagi pertumbuhan awal janin, karena janin pada masa kehamilan ini akan membentuk organ penting, sehingga sangat memerlukan asupan gizi yang cukup agar pertumbuhan janin berjalan maksimal.
“Namun yang mesti diingat yaitu trimester 1 (usia kehamilan sampai dengan 13 minggu 6 hari) merupakan waktu yang paling krusial untuk pertumbuhan janin yaitu pembentukan organ seperti otak, sistem syaraf, jantung, pembuluh darah, paru, saluran pencernaan, ginjal, panca indra dan sebagainya. Kondisi ini tentunya sangat memerlukan nutrisi dan vitamin yang cukup sesuai kebutuhan ibu hamil,” paparnya.
Sementara itu, dia juga menjelaskan bahwa pada trimester ketiga, kandungan mulai membesar, tubuh ibu sudah mulai terasa berat karena bayi sudah bertumbuh dengan pesat seiring mendekati waktu bersalin. Ibu hamil cenderung cepat lelah dan membutuhkan energi yang lebih banyak.
Namun demikian, dia juga memaparkan ibu hamil pada trimester pertama dan kedua boleh mencoba menjalankan ibadah puasa jika memang dirasa sanggup.
Sehingga, penting, bagi ibu hamil untuk mengenali tanda tubuh yang mengharuskan untuk membatalkan berpuasa.
“Jika ada kontraindikasi puasa, maka ibu jangan keukeuh memaksakan diri untuk berpuasa. Kenali tanda kapan ibu harus membatalkan puasanya. Cukupi kebutuhan cairan dan kalori saat interval berbuka dan makan sahur. Saat hari raya idul fitri hati-hati dengan makanan miskin nutrisi tinggi kalori,” ujarnya.
Tips Menjalankan Puasa untuk Ibu Hamil
Situs Tommys menyarankan ibu hamil yang ingin menjalankan ibadah puasa untuk mengikuti sejumlah tips berikut ini:
- Ibu hamil cenderung memiliki sedikit tenaga, maka dari itu saat menjalankan puasa dianjurkan untuk istirahat lebih banyak.
- Bila berpuasa pada trimester ketiga, ibu hamil harus ekstra hati-hati sebab waktu ini adalah masa yang krusial di mana ibu hamil membutuhkan 200 kalori ekstra.
- Waspadai tanda-tanda dehidrasi seperti urine berwarna gelap, pusing atau lemas, dan sakit kepala.
- Ingatlah untuk mengonsumsi suplemen asam folat dan vitamin D.
- Jika merasa ada yang tidak beres hubungi bidan atau dokter.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno