tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerima alokasi anggaran Rp7 triliun untuk pengadaan dan pengembangan alat untuk penanganan bencana secara bertahap selama tiga tahun.
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Widjaja menyatakan prioritas pertama dalam penggunaan dana itu adalah pembangunan sistem informasi risiko bencana.
"Pertama adalah pemahaman risiko dan informasi risiko. Sebenarnya sudah ada kita buat tetapi akan dikembangkan," kata saat ditemui di Gedung BNPB, Jakarta Timur, pada Jumat (31/5/2019).
Hal tersebut, kata Wisnu, juga memang dijadikan salah satu prioritas dalam penggunaan dana tersebut.
"Tahun pertama kita siapkan dengan membangun sistem platformnya. Apa itu? Jadi kita sudah membuat, karena ke depannya semuanya itu serba teknologi ya," ujar dia.
Prioritas selanjutnya ialah peningkatan kemampuan untuk pemantauan potensi bencana di semua wilayah.
"Kita harus meningkatkan kemampuan untuk memonitor keamanan dan ancaman-ancaman bencana," kata Wisnu.
Menurut Wisnu, dana Rp7 triliun tersebut sebenarnya baru sebagian dari anggaran yang diajukan oleh BNPB untuk realisasi grand design penanganan bencana pada periode 2019-2024.
"Kita membuat grand design untuk sampai 2024. Itu membutuhkan uang sekitar Rp14,5 triliun. Kemudian dari Kementerian Keuangan waktu itu mengatakan siap dengan Rp7 triliun dan tahun ini kami mulai letakkan prioritasnya," ujar Wisnu.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Addi M Idhom