Menuju konten utama

BMKG: Gelombang di Perairan Maluku Utara Capai Ketinggian 5 Meter

BMKG mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati melewati jalur transportasi laut di daerah Maluku Utara (Malut), karena gelombang di perairan mencapai ketinggian hingga 5 meter.

BMKG: Gelombang di Perairan Maluku Utara Capai Ketinggian 5 Meter
Ilustrasi gelombang tinggi di laut. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/ama.

tirto.id - Badan Meterorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meterologi Kelas I Babullah Ternate menyebutkan, gelombang di perairan Maluku Utara (Malut) mencapai ketinggian hingga 5 meter.

Karenanya, BMKG mengimbau masyarakat di Maluku Utara untuk waspada dan selalu berhati-hati saat melakukan perjalanan yang melewati jalur laut. Ketinggian gelombang yang mencapai 5 meter ini berpotensi berada di Samudera Utara Pasifik wilayah Halmahera bagian utara dan barat.

"Tingginya gelombang laut ini ini dikarenakan adanya pengumpulan awan di sekitaran wilayah Maluku Utara hingga berdampak pada kondisi cuaca berpotensi terjadi petir dan angin kencang," kata Prakirawan Cuaca BMKG Kelas I Babullah Ternate Fahmi Bachadar di Ternate, Selasa (29/1/2019).

Fahmi mengatakan, dari hasil analisis kondisi cuaca dua hari kemarin sampai hari ini masih hujan, khususnya di wilayah Utara Halmahera yakni wilayah Morotai, Halmahera Utara, Tobelo, Galela, Loloda Utara hingga Loloda Selatan.

"Kondisi angin kencang sendiri diprediksi berkisar 30 knot atau 60 km per jam yang bisa berdampak pada ketinggian gelombang mencapai hingga 5 meter," ujarnya.

Sementara itu, Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas} Ternate melaporkan, akibat cuaca buruk, perahu KM Berkat yang melayani rute Pulau Hiri-Batang Dua, dengan empat orang bermuatan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 1 ton mengalami hilang kontak.

Kepala Basarnas Ternate Muhammad menyatakan, adanya laporan dari keluarga korban bahwa KM Berkat rute Pulau Hiri - Batang Dua dengan 4 orang masing-masing Beron Lette (38 tahun), Aser Lette (36 tahun), Minggus Rajalahu (45 tahun), Arfen Lette (9 tahun) dengan bermuatan BBM hilang kontak dan tidak kunjung tiba di Pulau Batang Dua.

Bahkan, perahu tersebut tidak memiliki Global Positioning System (GPS) maupun alat komunikasi radio yang bertolak dari Hiri sejak Sabtu (26/1/2019) pukul 12.00 WIT.

Ketika KM Berkat bertolak dari Ternate menuju Batang Dua dihadang cuaca buruk, sehingga perahu tersebut berlindung di Pulau Hiri dan bermalam dan pada Minggu (27/1) pukul 05.00 WIT.

KM Berkat memutuskan untuk kembali melanjutkan pelayaran dari Pulau Hiri menuju Batang Dua dengan estimasi tiba di Batang Dua pada pukul 12.00 WIT, namun hingga pagi ini tidak kunjung sandar di Pelabuhan Batang Dua.

Baca juga artikel terkait INFO BMKG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno