Menuju konten utama

BI Soroti Lambatnya Perbankan Turunkan Bunga Kredit & Deposito

Pemberian special rate bagi deposan besar yang porsinya mencapai 25,4 persen dari total dana pihak ketiga (DPK) perbankan dinilai jadi penyebabnya.

BI Soroti Lambatnya Perbankan Turunkan Bunga Kredit & Deposito
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (16/10/2024). Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan BI atau BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 6 persen untuk mempertahankan stabilitas perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) menyoroti lambatnya penurunan suku bunga perbankan, meskipun BI-Rate telah dipangkas enam kali sepanjang 2025 dengan total penurunan 125 basis poin (bps).

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan suku bunga deposito satu bulan hanya turun tipis 16 bps dari 4,81 persen pada awal 2025 menjadi 4,65 persen per Agustus 2025.

Penyebab utamanya adalah pemberian special rate bagi deposan besar yang porsinya mencapai 25,4 persen dari total dana pihak ketiga (DPK) perbankan. DPK perbankan per Agustus diketahui mencapai Rp9.386 triliun.

“Ini dipengaruhi pemberian special rate ke deposan besar, yang simpanannya mencapai Rp2.380,4 triliun atau 25,4 persen dari total DPK,” ujar Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur, Rabu (17/9/2025).

Menurut Perry, perlambatan juga terjadi pada bunga kredit. Rata-rata bunga pinjaman hanya turun 7 bps dari 9,20 persen pada awal tahun menjadi 9,13 persen pada Agustus 2025.

“Penurunan suku bunga perbankan masih berjalan lambat dan karenanya perlu dipercepat,” ujarnya.

Perry menilai ketidakselarasan ini terjadi meski sejumlah indikator pasar sudah menurun seperti suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan menurun masing-masing menjadi 5,06 persen, 5,07 persen, dan 5,08 persen pada 12 September 2025.

Begitu juga imbal hasil SBN untuk tenor 2 tahun menurun sebesar 185 bps menjadi 5,11 persen dan SBN tenor 10 tahun menurun sebesar 94 bps menjadi 6,32 persen

Sejauh ini, pertumbuhan kredit perbankan memang naik, dari 7,03 persen (yoy) pada Juli 2025 menjadi 7,56 persen (yoy) di Agustus 2025.

Namun, angka tersebut dianggap belum cukup kuat. Selain faktor tingginya bunga, dunia usaha juga masih bersikap hati-hati serta cenderung memanfaatkan dana internal.

“BI memandang suku bunga deposito dan kredit perlu segera turun, sehingga dapat mendukung penyaluran kredit sebagai upaya bersama untuk mendorong ekonomi lebih tinggi sejalan dengan program Asta Cita pemerintah,” kata Perry.

Namun secara keseluruhan ia memperkirakan kredit perbankan sepanjang 2025 akan tumbuh di kisaran 8-11 persen. “Secara keseluruhan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan pada 2025 berada dalam kisaran 8-11 persen,” tuturnya.

Dalam RDG 16-17 September 2025, BI kembali memangkas BI Rate sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen. BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility ke level 4,00 persen dan suku bunga Lending Facility menjadi 5,50 persen.

Baca juga artikel terkait BANK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra