tirto.id - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi berada pada kisaran 2 persen sampai dengan 4 persen pada 2023. Sementara pada 2024 akan turun berada di level 1,5 persen sampai 3,5 persen.
Adapun saat ini inflasi berada pada level 5,42 persen per November 2022 dibanding periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
"Perkiraan ini didukung oleh adanya sinergi erat antara pemerintah dengan bank sentral," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Jakarta 2023, Rabu (14/12/2022).
Perry menyebut sinergi meredam inflasi didorong oleh subsidi energi oleh pemerintah, kenaikan suku bunga BI yang terukur. Langkah-langkah stabilisasi rupiah oleh BI, dan eratnya Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID), termasuk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Sinergi, koordinasi, dan kerja sama, menjadi kunci Indonesia selama ini bisa terhindar dari krisis, khususnya saat pandemi COVID-19 melanda dan akan mendukung keberlanjutan proses pemulihan ekonomi nasional.
Dengan sinergi yang ada, Perry optimistis proses pemulihan ekonomi domestik akan terus membaik di tengah gejolak global.
Sementara BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 akan cukup baik, sekitar 4,5 persen (yoy) sampai 5,3 persen (yoy) dan akan meningkat lebih tinggi menjadi 4,7 persen (yoy) sampai 5,5 persen (yoy) pada 2024.
"Selain ekspor, kenaikan konsumsi dan investasi akan menjadi daya dukung pemulihan ekonomi nasional, serta didukung oleh program hilirisasi, pembangunan infrastruktur, masuknya penanaman modal asing, dan berkembangnya pariwisata," pungkasnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin