Menuju konten utama

BGN akan Evaluasi Manajemen MBG Imbas 72 Siswa Cianjur Keracunan

BGN akan menguatkan kapasitas petugas SPPG dalam proses penyajian Makan Bergizi Gratis.

BGN akan Evaluasi Manajemen MBG Imbas 72 Siswa Cianjur Keracunan
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, membesuk sejumlah korban keracunan akibat mengonsumsi makan bergizi gratis di Cianjur, Rabu (23/4/2025). FOTO/BGN

tirto.id - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menginstruksikan agar pembersihan sisa makanan dari makan bergizi gratis (MBG) tidak dilakukan di sekolah, namun dilakukan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Hal itu dilakukan sebagai bentuk evaluasi setelah 52 dari 788 siswa MAN 1 Cianjur dan 20 dari 167 Siswa SMP PGRI 1 Cianjur, mengalami keracunan akibat mengonsumsi MBG.

"Dari peristiwa ini, Badan Gizi Nasional menambah satu SOP dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis, yaitu sisa makanan tidak dibersihkan di sekolah tapi di SPPG," kata Dadan dalam keterangan tertulis, Rabu (23/4/2025).

Dia juga akan melatih seluruh petugas SPPG Cianjur demi mengantisipasi kasus serupa. Pelatihan itu berupa penguatan kapasitas petugas SPPG dalam proses penyajian MBG.

"Selain itu akan dilakukan beberapa pelatihan tambahan untuk penguatan SDM di lapangan," kata dia.

Di hari yang sama, Dadan membesuk para korban keracunan tersebut. Dia melaporkan jika SPPG Cianjur telah aktif beroperasi sejak 15 Januari 2026.

Dia menuturkan sejak awal berjalan, SPPG Cianjur memproduksi 2071 porsi hingga 3.470 porsi Makan Bergizi Gratis untuk pemenuhan gizi anak-anak kita di 9 sekolah.

"Musibah keracunan ini adalah kejadian pertama. Berbagai penyebab terus kami telusuri dengan teliti," katanya.

Dadan menuturkan jika BGN saat ini tengah menunggu hasil laboratorium dari sampel makanan yang dikirimkan ke Labkesda Provinsi Jawa Barat untuk mengetahui penyebab pasti gangguan kesehatan tersebut. Hasil analisis dijadwalkan akan keluar dalam waktu 7–10 hari.

“Kami tidak ingin berspekulasi. Yang terpenting saat ini adalah memastikan anak-anak mendapatkan perawatan terbaik dan menjadikan kejadian ini sebagai pembelajaran besar untuk perbaikan sistem ke depan,” tegas Dadan.

Dadan menambahkan evaluasi menyeluruh akan tetap dilakukan, meski makanan di dapur penyedia MBG telah melalui standar yang ditetapkan. Evaluasi akan dilakukan mulai dari manajemen dapur, penyimpanan bahan pangan, hingga pengantaran ke sekolah.

“Kami akan memperketat sistem pengawasan dan pelatihan terhadap seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Tujuan kami bukan sekadar menyikapi kasus, tapi membangun sistem pangan sekolah yang kuat, aman, dan berkelanjutan,” tambahnya.

Baca juga artikel terkait MAKAN BERGIZI GRATIS atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Flash News
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto