tirto.id - Kawasan Industri Modern Cikande, Banten ditetapkan pemerintah sebagai lokasi kejadian khusus pencemaran zat radioaktif cesium-137. Lokasi tersebut diduga menjadi asal material cs-137 itu bisa mengontaminasi produk udang beku Indonesia.
Sebelumnya, kontaminasi material radioaktif cesium-137 dilaporkan terdapat pada produk udang beku Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2025 lalu.
Laporan itu menyebut bahwa kontainer pengangkut udang beku Indonesia positif mengandung material radioaktif, membuat otoritas sejumlah pelabuhan AS, termasuk Los Angeles, Houston, Savannah, dan Miami.
Pemerintah lalu merespons laporan itu dengan membentuk Satgas Penanganan Cesium-137 pada 11 September lalu. Kini, investigasi satgas menduga paparan cesium-137 tersebut bermula dari Cikande, Banten.
Penyebab Adanya Radioaktif Cesium-137 di Cikande & Dampak
Hasil sementara investigasi paparan cesium-137 pada produk udang beku Indonesia yang diekspor ke AS kini mengarah ke Cikande, Banten. Paparan ini diduga bersumber dari pabrik peleburan besi bernama Peter Metal Technology (PMT) di sana.
Dilansir dari Antara, Staf Ahli Kemenko Pangan, Bara Khrishna Hasibuan, menjelaskan bahwa sebab adanya material radioaktif cesium-137 adalah besi sebagai bahan baku di pabrik tersebut telah tercemar cesium-137. Hal ini ia sampaikan dalam keterangan pers Satgas Penanganan Cesium-137 pada Selasa (30/9).
Dari besi bahan baku pabrik itu, cesium-137 diduga terbawa udara ke fasilitas pengemasan udang milik PT Bahari Makmur Sejati (BMS) yang berjarak tak sampai dua kilometer dari pabrik PT PMT.
Menukil laman Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), penyebab kontaminasi cesium-137 tersebut diduga merupakan besi bekas seberat 700 kilogram yang ditemukan di pabrik milik PT PMT.
Menurut Menteri LH/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, dalam keterangannya pada Selasa (23/9), besi bahan baku yang terkontaminasi itu diduga berasal dari luar negeri.
Sejak pekan lalu, besi seberat 700 kilogram juga area paparan cesium-137 tengah dilakukan proses dekontaminasi guna mengantisipasi paparan material tersebut di masyarakat, rantai pasok pangan, dan lingkungan sekitar.
Proses dekontaminasi tersebut melibatkan proses pemindahan besi seberat 700 kilogram ke penampungan khusus, penyegelan area paparan, serta pengetesan cemaran zat radioaktif pada masyarakat.
Material cesium sendiri logam yang umum digunakan di bidang industri, seperti dalam pembuatan tabung hampa udara. Namun, material yang ditemukan di Cikande ini bukanlah cesium yang stabil, melainkan cesium bersifat radioaktif.
Cesium radioaktif macam cesium-137 umumnya ditemukan sebagai reaksi fisik nuklir, seperti kecelakaan reaktor nuklir di Chernobyl dan Fukushima, ataupun ledakan bom atom.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), paparan cesium-137 pada tubuh manusia sebenarnya aman jika dalam jumlah sedikit.
Akan tetapi paparan cesium-137 dalam jumlah banyak dan terkonsentrasi dapat membahayakan manusia, menyebabkan luka bakar, penyakit radiasi akut, meningkatkan risiko kanker, dan bahkan kematian.
Zat ini juga dapat menyebar di organ dalam manusia, terutama otot, jika masuk dalam tubuh melalui pernafasan atau makanan. Jika begitu, risiko kanker dalam jangka panjang akan meningkat karena zat ini akan memancarkan radiasi secara terus menerus.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan
Masuk tirto.id


































