tirto.id - Pada 11 April lalu, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar demo di kompleks Gedung Dewan Perwakilan Rakyat/ Majelis Perwakilan Rakyat (DPR/ MPR), Jakarta. Seperti dilaporkan Tirto, mereka berunjuk rasa menolak perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu (Pemilu) 2024 serta membawa sejumlah tuntutan.
Terkait hal itu, di Facebook banyak bertebaran poster berlogo BEM SI dengan menampilkan gambar Presiden Joko Widodo. Poster tersebut berisi seruan aksi demonstrasi yang dilaksanakan 11 April 2022 disertai tulisan “TURUNKAN JOKOWI dan Kroninya” pada bagian tengah. Sementara di pojok kanan atas poster terdapat tulisan “HIDUP MAHASISWA!!” dan “MAHASISWA/I INDONESIA & RAKYAT INDONESIA” di bagian bawah.
Poster tersebut salah satunya diunggah oleh akun Facebook Kartunama Desain Cetak (tautan) saat pra demonstrasi (8/4) dan disebarkan oleh akun Facebook lain seperti di sini dan di sini. Akun Kartunama Desain Cetak turut membubuhi deskripsi “aksi 114” dalam unggahannya.
Per 13 April 2022, unggahan itu disukai 2.300 orang, dibagikan sebanyak 153 kali, dan mendapat 655 komentar.
Namun benarkah BEM SI menuntut Jokowi turun jabatan dalam aksi demonstrasi 11 April 2022?
Penelusuran Fakta
Tirto menghubungi Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yufrizal untuk mengklarifikasi poster yang beredar. Ia menyampaikan bahwa poster tersebut bukan berasal dari pihaknya, dan semua informasi mengenai aksi demonstrasi dapat dilihat melalui akun Instagram resmi @bem_si.
Dari sumber itu, setidaknya ada 4 tuntutan yang dilayangkan BEM SI pada demo 11 April lalu, di antaranya:
1. Mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai.
2. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.
3. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode.
4. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab.
Koordinator BEM SI Kaharuddin juga memastikan poster tersebut hoaks.
“Poster-poster yang beredar itu poster-poster liar. Kami tidak bisa mengatur semuanya. Di sini kami bukan untuk menggulingkan [Jokowi], kami tegas bahwa mahasiswa berdiri tegak sebagai oposisi, sebagai pengawas dan pengontrol kebijakan pemerintah, karena hari ini oposisi itu lemah,” ungkapnya kepada Kompas, Kamis (7/4)
Sebagai informasi, BEM SI adalah aliansi gerakan mahasiswa dan memiliki koordinator wilayah serta koordinator pusat dengan perwakilan dari BEM kampus tertentu. Koordinator Presidium Pusat BEM SI membawahi anggota Presidium ex officio atau Koordinator Teritorial yang terdiri dari 11 wilayah, mulai dari Sumatera hingga Papua.
Selain BEM SI, ada pula BEM Nusantara sebagai aliansi BEM di Indonesia. Merujuk ulasan Tirto, keduanya kerap menjadi sorotan lantaran perbedaan sikap, termasuk dalam demo beberapa hari lalu. BEM Nusantara merupakan aliansi/jaringan BEM yang digagas beberapa kampus dari aliansi per-regional, yakni LIMA-JAYA (Lingkar Mahasiswa Jakarta Raya), LIMA-BARA (Lingkar Mahasiswa Bandung Raya), LIMA-MIRA (Lingkar Mahasiswa Minang Raya), dan LIMA-SUMA (Lingkar Mahasiswa Surabaya dan Madura).
Di jagat media sosial Twitter, peristiwa ini pun sempat menjadi perhatian. Tagar #MahasiswaBergerak dan #SayaBersamaJokowi mewarnai platform tersebut seiring keberlangsungan aksi. Berdasarkan monitoring Drone Emprit melalui lansiranBBC, kedua tagar itu muncul dan trending sejak Sabtu (9/4), diawali dengan tagar #MahasiswaBergerak lalu disusul dengan #SayaBersamaJokowi.
Ada juga klaster yang membentuk tagar #TurunkanJokowi pada 7 April, tak lama kemudian surut. Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia melalui BBC mengatakan, tagar #TurunkanJokowi dibentuk oleh warganet yang selama ini mengidentifikasikan diri sebagai oposisi atau pengkritik pemerintah. Sebaliknya, tagar #SayaBersamaJokowi berasal dari akun-akun pro-pemerintahan.
Menurut Ismail, serangkaian tagar itu tidak dibangun oleh mahasiswa, sebab kebanyakan mereka aktif di Instagram alih-alih di Twitter. Klaster #MahasiswaBergerak juga disebut Ismail memiliki nilai 2,05 dalam analis bot, yaitu lebih besar dari #SayaBersamaJokowi dengan nilai 1,74. Artinya, semakin tinggi skor maka semakin besar pula kemungkinan dominasi bot atau akun yang berperilaku seperti bot.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa unggahan akun Facebook Kartunama Desain Cetak yang mencatut logo BEM SI dan menyerukan tuntutan “turunkan Jokowi dan kroninya” bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Koordinator Media BEM SI Luthfi Yufriza menyatakan, poster tersebut bukan dari pihaknya dan semua informasi resmi dapat dilihat melalui akun Instagram @bem_si. Sebelum berlangsungnya aksi pada 7 April terdapat klaster #TurunkanJokowi di media sosial Twitter. Tagar tersebut bukan dibentuk mahasiswa melainkan diramaikan oleh warganet yang selama ini mengidentifikasikan diri sebagai oposisi pemerintah.
==============
Tirto mengundang pembaca untuk mengirimkan informasi-informasi yang berpotensi hoaks ke alamat email factcheck@tirto.id atau nomor aduan WhatsApp +6287777979487 (tautan). Apabila terdapat sanggahan atau pun masukan terhadap artikel-artikel periksa fakta maupun periksa data, pembaca dapat mengirimkannya ke alamat email tersebut.
Editor: Nuran Wibisono