Menuju konten utama

Benarkah Orang dengan Golongan Darah A Lebih Berisiko Kena Stroke?

Berdasarkan penelitian yang dirilis di jurnal Neurology (2022), orang dengan golongan darah A lebih berisiko kena stroke sebelum berusia 60 tahun.

Benarkah Orang dengan Golongan Darah A Lebih Berisiko Kena Stroke?
Ilustrasi Rontgen Otak. iStockPhoto/Getty Images

tirto.id - Golongan darah tertentu diasosiasikan dengan peningkatan risiko penyakit stroke. Hal ini dikonfirmasi dalam sebuah penelitian dari University of Maryland School of Medicine (UMSOM).

Berdasarkan meta-analisis penelitian yang dirilis di jurnal Neurology pada 2022,ditemukan bahwa orang dengan golongan darah A lebih berisiko terkena stroke sebelum berusia 60 tahun.

Temuan ini berdasarkan 48 studi tentang genetika dan stroke iskemik yang melibatkan 17.000 pasien stroke dan hampir 600.000 partisipan sehat sebagai kontrol yang tidak mengalami stroke.

Para peneliti kemudian menganalisis kromosom yang terkumpul untuk mengidentifikasi varian genetik terkait stroke dini. Area kromosom tersebut mencakup gen yang menentukan golongan darah seseorang, yang meliputi golongan darah A, AB, B, atau O.

Hasilnya, ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami stroke lebih dini memiliki golongan darah A. Sebaliknya, orang dengan golongan darah O berisiko lebih rendah terkena stroke dini.

"Memiliki golongan darah A meningkatkan risiko Anda sekitar 16 persen untuk terkena serangan stroke awal, tetapi hanya sekitar 5 persen untuk serangan stroke selanjutnya," kata Profesor Kedokteran di UMSOM sekaligus peneliti utama studi, Braxton D. Mitchell seperti yang dikutip dari Euro News.

Mengapa Golongan darah A Lebih Berisiko Terkena Stroke?

Meskipun penelitian membawa kesimpulan bahwa orang dengan golongan darah A lebih berisiko mengalami stroke, belum bisa dijelaskan apa penyebab pastinya. Menurut Mitchell ini bisa terjadi karena risiko pembekuan darah setiap golongan darah.

"Kemungkinan ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit dan sel yang melapisi pembuluh darah serta sirkulasi protein lainnya, yang semuanya memainkan peran penting. Berperan dalam perkembangan pembekuan darah,” terang dia.

Lebih lanjut, menurutnya orang dengan golongan A memiliki risiko sedikit lebih tinggi mengalami pembekuan darah di kaki dibanding golongan darah lainnya. Kondisi ini disebut sebagai deep vein thrombosis, sehingga dikaitkan dengan risiko stroke.

"Kami jelas membutuhkan lebih banyak studi lanjutan untuk mengklarifikasi mekanisme peningkatan risiko stroke,” kata Mitchell.

Risiko terkena penyakit tertentu akibat golongan darah sebelumnya juga pernah diteliti oleh Harvard School of Public Health (HSPH).

Berdasarkan penelitian yang terbit pada 2012 itu ditemukan bahwa orang dengan golongan darah A, B, atau AB lebih berisiko mengalami penyakit jantung koroner dibanding orang dengan golongan darah O.

Studi tersebut juga menyebutkan bahwa golongan AB memiliki risiko paling tinggi terkena penyakit jantung koroner dibanding golongan darah lainnya, yaitu sebesar 23 persen.

Penyebab Stroke di Usia Dini

Penyakit stroke memang tidak hanya menyerang orang tua saja, tetapi juga orang dewasa muda di bawah usia 45 tahun. Stroke sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh pembekuan darah yang menyumbat arteri berjalan ke otak.

Akibatnya, seorang penderita stroke rentan mengalami kelumpuhan bahkan kematian. Menurut Sutter Health, kasus penderita stroke usia muda selalu meningkat setiap tahunnya.

Hal ini dapat dipicu oleh penerapan gaya hidup yang kurang sehat hingga faktor genetik. Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan stroke di usia muda:

  • Kondisi genetik, seperti gangguan darah yang menyebabkan darah seseorang lebih mudah menggumpal.
  • Kelainan jantung yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam proses pemompaan darah.
  • Aneurisma, yaitu kondisi genetik yang menyebabkan seseorang memiliki dinding pembuluh darah lemah dan rentan membentuk gelembung yang dapat pecah.
  • Merokok.
  • Penyalahgunaan obat-obatan.
  • Konsumsi pil kontrasepsi sehingga menyebabkan gangguan hormon yang memicu migrain.
  • Penumpukkan lemak, obesitas, dan kurang olahraga.

Baca juga artikel terkait STROKE atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora