Menuju konten utama

Benarkah Iran dan Israel Gencatan Senjata Seperti Klaim Trump?

Apakah Iran dan Israel telah selesai perang? Berikut ini penjelasan soal klaim gencatan senjata yang disampaikan Presiden AS Donald Trump.

Benarkah Iran dan Israel Gencatan Senjata Seperti Klaim Trump?
Rudal yang ditembakkan dari Iran terlihat di langit malam di atas Yerusalem pada 14 Juni 2025. Israel dan Iran saling menembak pada 14 Juni, sehari setelah Israel melancarkan kampanye pengeboman udara yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menurut Iran menghantam fasilitas nuklirnya, "menewaskan" perintah tinggi dan mencapai puluhan warga sipil (Foto oleh Menahem Kahana / AFP)

tirto.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan di media sosial bahwa Israel dan Iran telah sepakat untuk melakukan "gencatan senjata total dan lengkap" yang akan dilakukan secara bertahap selama 24 jam.

Presiden AS mengatakan di Truth Social bahwa gencatan senjata akan membawa "AKHIR" bagi perang, perubahan besar dalam perang setelah serangan AS pada akhir pekan terhadap tiga lokasi nuklir Iran.

"Dengan asumsi bahwa semuanya berjalan sebagaimana mestinya, yang akan terjadi, saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua negara, Israel dan Iran, atas Stamina, Keberanian, dan Kecerdasan mereka untuk mengakhiri, apa yang seharusnya disebut, 'PERANG 12 HARI,'" tulis Trump.

Tulisan Trump di media sosial mengatakan gencatan senjata bertahap selama 24 jam akan dimulai sekitar tengah malam Selasa waktu setempat, yang memberi kedua negara waktu enam jam untuk "mengakhiri dan menyelesaikan misi terakhir mereka yang sedang berlangsung."

Pada saat itu, katanya, Iran akan menghentikan serangan, dan 12 jam kemudian, Selasa pukul 12 siang, Israel juga akan menghentikan serangan, dan setelah 12 jam berikutnya "Perang akan dianggap BERAKHIR!"

Apakah Iran dan Israel Sepakati Ceasefire?

Meskipun Trump mengklaim gencatan senjata, Kantor Berita Fars Iran – yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) – melaporkan bahwa pengumuman Trump "sepenuhnya salah".

Mengutip laporan BBC, sumber yang tidak disebutkan namanya itu telah memberi tahu Fars bahwa "tidak ada diskusi gencatan senjata formal atau informal" yang telah diterima oleh Iran, dan Iran akan segera, "dalam beberapa jam", menunjukkan bahwa pengumuman itu salah terhadap Israel melalui tanggapan "operasional".

Sumber itu juga memberi tahu Fars bahwa pengumuman itu merupakan upaya AS untuk mengalihkan "perhatian publik" dari "penghinaan" AS baru-baru ini setelah serangan Iran terhadap pangkalan militer di Doha.

Beberapa jam setelah pernyataan dari sumber tersebut rilis, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan Teheran akan menghentikan serangan jika Israel menghentikan serangan udaranya paling lambat pukul 4 pagi waktu setempat.

Komentar tersebut menandai pernyataan resmi pertama Iran terhadap gencatan senjata yang diklaim Trump antara Iran dan Israel. Araghchi mengirim pesannya di platform sosial X pada pukul 04.16 pagi waktu Teheran.

“Sampai saat ini, TIDAK ADA ‘kesepakatan’ tentang gencatan senjata atau penghentian operasi militer,” tulis Araghchi.

“Namun, asalkan rezim Israel menghentikan agresi ilegalnya terhadap rakyat Iran paling lambat pukul 4 pagi waktu Teheran, kami tidak berniat untuk melanjutkan respons kami,” demikian tulis Araghchi di X, dikutip Selasa (24/6).

Mengutip AP News, tidak ada laporan serangan Israel di Iran setelah pukul 4 pagi waktu setempat. Hal itu sejalan dengan pernyataan Araghchi tentang kemungkinan gencatan senjata.

Qatar Airways juga kembali membuka penerbangannya setelah menutup wilayah udara akibat serangan Iran di Pangkalan Udara Al Udeid.

Data pelacakan penerbangan menunjukkan pesawat komersial kembali terbang di wilayah udara Qatar pada Selasa pagi, yang menandakan bahwa ibu kota yakin ancaman terhadap negara kaya energi itu telah berlalu.

Baca juga artikel terkait KONFLIK IRAN ISRAEL atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya