Menuju konten utama

Beda Wolbachia dan Japanese Encephalitis Serta Fakta Pentingnya

Ketahui tiga fakta penting beda nyamuk ber-Wolbachia dan nyamuk Culex penyebab Japanese Encephalitis.

Beda Wolbachia dan Japanese Encephalitis Serta Fakta Pentingnya
ilustrasi nyamuk [foto/shutterstock]

tirto.id - Perbedaan Wolbachia danJapanese Encephalitis harus benar-benar dipahami agar tidak menimbulkan informasi yang salah. Meski sama-sama berhubungan dengan nyamuk, Wolbachia dan Japanese Encephalitis sebenarnya adalah dua hal yang berbeda dan tidak berkaitan satu sama lain.

Belakangan ini, Wolbachia dan dan Japanese Encephalitis(JE) memang jadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Sosialisasi nyamuk ber-Wolbachia oleh pemerintah berbarengan dengan maraknya kasus penyakit JE di berbagai daerah.

Dari sinilah muncul salah paham dan banyak orang mengira bahwa nyamuk ber-Wolbachia dapat menyebabkan penyakit JE. Hal ini pula yang akhirnya membuat sebagian masyarakat menolak penyebaran nyamuk Wolbachia di daerahnya.

Perbedaan Wolbachia danJapanese Encephalitis

Perlu dipahami bahwa nyamuk Wolbachia tidak sama dengan nyamuk penyebab penyakitJapanese Encephalitis. Agar lebih mudah memahami perbedaannya, berikut beberapa poin yang perlu diperhatikan:

1. Perbedaan jenis Wolbachia dan Japanese Encephalitis

Dilansir dari laman resmiWorld Mosquito Program (WMP) Wolbachia adalah sejenis bakteri alami yang sangat umum. Bakteri ini dapat ditemukan di 50 persen spesies serangga, termasuk nyamuk, lalat buah, ngengat, kupu-kupu, dan capung.

Berbeda dengan Wolbachia, Japanese Encephalitis adalah nama virus yang menyebabkan penyakit radang otak (ensefalitis). Radang otak ini kemudian disebut juga seperti nama virusnya, yaitu Japanese Encephalitis atau JE.

2. Beda nyamuk Wolbachia dan nyamuk penyebab Japanese Encephalitis

Istilah nyamuk Wolbachia sebenarnya mengacu pada jenis nyamuk Aedes aegyptiyang mengandung bakteri Wolbachia di dalamnya. Aedes aegyptisendiri merupakan jenis nyamuk yang dapat menularkan beberapa virus, contohnya virus Zika, chikungunya,yellow fever, hingga virus dengue penyebab demam berdarah dengue (DBD).

Akan tetapi, Wolbachia tidak ditemukan secara alami pada nyamuk jenis Aedes aegypti. Guna menghasilkan Aedes aegypti ber-Wolbachia, maka bakteri ini harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam tubuh nyamuk tersebut.

Sementara itu, Japanese Encephalitisadalah virus/penyakit yang ditularkan lewat nyamuk Culex. Virus JE sebenarnya membutuhkan hewan seperti babi, kerbau, dan beberapa jenis burung untuk dijadikan inang agar bisa bertahan hidup.

Virus yang ada di dalam hewan inang ini kemudian menular kepada manusia lewat gigitan nyamuk Culex. Nyamuk Culexbiasanya menggigit saat malam hari dan berkembang biak di genangan air seperti kolam atau sawah.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa nyamuk Wolbachia tidak ada kaitannya dengan penyakit Japanese Encephalitis karena jenis nyamuknya memang berbeda.

3. Perbedaan sifat Wolbachia dan Japanese Encephalitis

Wolbachia diklaim menguntungkan karena diyakini mampu mengatasi masalah penyakit DBD di Indonesia. Saat Wolbachia dimasukkan ke dalam nyamuk Aedes aegypti, bakteri ini diketahui mampu menghentikan replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk tersebut. Dengan demikian, risiko penularan DBD oleh Aedes aegypti dapat menurun.

WMP sendiri sudah melakukan uji coba dan hasilnya adalah angka kasus DBD diketahui menurun 77 persen dan angka rawat inap akibat DBD turun hingga 86 persen. Terobosan nyamuk ber-Wolbachia ini juga diklaim aman bagi manusia maupun lingkungan hidup.

Di sisi lain, Japanese Encephalitisjustru bersifat merugikan kesehatan manusia. Penyakit JE termasuk berbahaya karena sekitar 16-30 persen kasusnya menyebabkan kematian, sedangkan pasien JE yang bertahan hidup biasanya akan tetap mengalami gejala sisa seperti gangguan saraf.

Seseorang yang terkenaJapanese Encephalitis biasanya mengalami gejala demam, sakit kepala, kesadaran menurun, kesulitan bicara, gangguan motorik, hingga kejang (terutama pada anak-anak).

Baca juga artikel terkait BEDA WOLBACHIA DAN JAPANESE ENCEPHALITIS atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari