Menuju konten utama

Barongsai Ramaikan Perayaan Imlek 2019, dari Jakarta hingga Papua

Menyambut Hari Raya Imlek yang jatuh pada 5 Februari, sejumlah kota di Indonesia menggelar atraksi barongsai.

Barongsai Ramaikan Perayaan Imlek 2019, dari Jakarta hingga Papua
Atraksi Barongsai menghibur penumpang kereta commuter line di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Selasa (5/2/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Atraksi barongsai meramaikan perayaan Tahun Baru Imlek 2019 di berbagai wilayah mulai dari Jakarta hingga Papua.

Di Jakarta, atraksi barongsai digelar di koridor Stasiun Jakarta Kota guna menghibur para penumpang yang hendak pergi atau datang ke Kota Tua.

Tak hanya diam di koridor, barongsai dari Lion Dance Team Patkwa tersebut juga mengelilingi stasiun, hingga ke peron-peron stasiun.

Dentuman dari gendang dan nyaringnya bunyi simbal telah menarik perhatian penumpang yang lalu-lalang untuk melihat dua barongsai berwarna merah dan kuning tersebut.

Pengunjung yang berada di stasiun pun berinteraksi dengan para barongsai, ada yang memberikan angpau ada juga yang berfoto dengan mereka.

Irma, ibu dari dua anak yang hendak berwisata di kota tua, merasa senang dengan pertunjukan tersebut, meski anak paling kecilnya sempat takut dengan barongsai.

"Ini pertama kali anak-anak saya melihat barongsai, kakaknya sih senang, tapi adiknya agak takut," kata dia, dikutip dari Antara, Selasa (5/2/2019).

Atraksi barongsai tersebut diselenggarakan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dalam memeriahkan tahun baru Imlek 2570.

Di Batam, atraksi barongsai dalam perayaan Hari Raya Imlek digelar di Vihara Samudra Dharma. Pengunjung yang hadir tak hanya etnis Thionghoa, melainkan juga masyarakat umum yang sengaja datang ke Vihara.

"Kami memang sengaja datang untuk melihat barongsai Imlek di sini," kata Dina, warga Tiban yang datang bersama anaknya.

Barongsai memang menjadi atraksi yang selalu ditampilkan setiap tahun di vihara yang berlokasi di sekitar perumahan warga itu.

Barongsai di vihara itu tidak hanya beratraksi sekali dalam sehari, melainkan berkali-kali, untuk menyambut tamu yang datang silih berganti.

Di Yogyakarta, atraksi barongsai digelar di disejumlah pusat perbelanjaan. Salah satu pusat perbelanjaan yang menampilkan kesenian barongsai adalah Mal Plaza Ambarrukmo.

Di mal yang berlokasi di Jalan Solo-Yogyakarta itu, ribuan pengunjung menyaksikan atraksi barongsai dan liong dari Sanggar Koi Suci Semarang, Jawa Tengah.

"Memang setiap Hari Raya Imlek kita rutin menggelar pertunjukan barongsai untuk menghibur masyarakat Yogyakarta," kata Exhibition Supervisor Plaza Ambarrukmo Eko Sumaryanto di sela acara itu.

Selain menyajikan hiburan, Tim Kesenian Barongsai Koi Suci sengaja didatangkan dari Semarang untuk menarik minat pengunjung dalam perayaan Tahun Baru Imlek.

"Biar pengunjung bisa berbelanja sekaligus makan sambil mendapat hiburan barongsai," kata dia.

Setelah mempertontonkan atraksi di lantai satu, tim kesenian khas Tionghoa itu juga tampak mengelilingi mal dan memasuki berbagai tenan yang ada, sembari sesekali berfoto dengan para pengunjung.

Jika barongsao biasanya dimaikan oleh etnis Tionghoa, di Papua, barongsai dimainkan oleh warga asli Papua.

Sanggar seni Papua Golden Tiger Jayapura merekrut sekitar 27 anak Papua untuk menjadi pemain barongsai.

Muhtar, Pelatih Barongsai, di Jayapura, Selasa, anak-anak Papua yang direkrut berusia sekitar 8-12 tahun yakni masih berada di tingkat Sekolah Dasar.

"Kami melatih anak-anak asli Papua ini hanya dua minggu untuk dapat menunjukkan atraksinya pada perayaan Imlek," katanya.

Menurut Muhtar, anak-anak ini untuk belajar menjadi pemain barongsai tidak dipungut biaya alias gratis, hanya menunjukkan kemauan untuk bisa.

"Kami hanya memberikan latihan fisik seperti kekuatan kuda-kuda bagi para pemain barongsai yang masih berusia muda ini," ujarnya.

Dia menjelaskan dengan atraksi barongsai yang dibawakan oleh anak-anak Papua ini menunjukkan bahwa orang Bumi Cenderawasih mampu di segala bidang.

Baca juga artikel terkait HARI RAYA IMLEK atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yantina Debora
Editor: Agung DH