Menuju konten utama
Parenting

Bagaimana Cara Orangtua Memahami Anak Introvertnya yang Unik?

Bagaimana cara yang dilakukan orangtua untuk memahami anak introvertnya yang seringkali unik?

Bagaimana Cara Orangtua Memahami Anak Introvertnya yang Unik?
Ilustrasi introvert. FOTO/paxel.com

tirto.id -

  • Introversi yang ditunjukkan seorang anak pada dirinya sudah bisa terlihat sejak mereka berusia dini.
  • Membesarkan anak introvert yang berada di lingkungan yang ekstrovert tentu menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua.
  • Sejumlah penelitian menyebutkan, introvert terdiri dari sekitar 30-50 persen dari populasi.
  • Tanda-tanda anak introvert seringkali unik, seperti: keingin tahuan yang besar, tetapi selalu bertindak dengan hati-hati; cemas di sekitar orang atau tempat baru; mau meluangkan waktu untuk merespons; lebih suka sendirian pada waktu tenang, sering kelelahan atau rewel usai bermain, dan lebih ekspresif di lingkungan yang nyaman dan akrab.

Ilustrasi anak introvert

Ilustrasi anak introvert. FOTO/iStockphoto

Menyaksikan anak-anak tumbuh menjadi pribadinya sendiri adalah proses yang menarik.

Hal ini akan membuat orang tua jadi bisa lebih mengetahui apakah sang anak termasuk pribadi yang lambat menyesuaikan diri dengan orang atau tempat baru, seorang yang berani mengambil risiko, suka jadi pusat perhatian, atau anak lebih suka sendirian dibanding berada di keramaian?

Tentu banyak hal yang dapat dipengaruhi dan dibentuk oleh orang tua atau pengasuh saat anak-anak tumbuh.

Hal-hal seperti sifat temperamen dan apakah mereka introvert atau ekstrovert adalah karakteristik bawaan yang ditampilkan anak-anak sejak usia dini hingga dewasa.

Sebuah penelitian berjudul “Popularity, Similarity, and the Network Extraversion Bias” yang ditulis Daniel C. Feiler dan Adam M. Kleinbaum dan telah dipublikasikan dalam situs Sage Journals menyebutkan bahwa kita hidup dalam masyarakat yang cenderung ekstrovert.

Hal ini terlihat dari kehidupan sehari-hari, seperti sistem sekolah yang mengajak anak berpartisipasi di kelas, budaya kerja yang mendorong karyawannya memiliki jaringan kerja luas, dan warga yang secara terang-terangan menyuarakan ajakan kebaikan kepada orang-orang sekitarnya.

Introvert diperkirakan mencapai setidaknya 50% dari populasi, tetapi meskipun demikian, orang tua dan sebagian besar masyarakat menganggap menjadi introvert adalah suatu keanehan.

Kebanyakan orang cenderung berpikir bahwa anak-anak harus mudah bergaul dan supel, dan jika mereka menjadi lebih pendiam daripada teman-temannya, dikhawatirkan ada sesuatu yang salah.

Pengalaman memiliki anak introvert salah satunya dibagikan oleh Tya (37), seorang karyawan swasta sekaligus ibu rumah tangga.

Tya mengaku menyadari anak laki-lakinya yang berusia 4 tahun introvert setelah melihat perbedaan cara interaksinya saat di rumah dan di luar rumah. Ia pun sempat merasakan cemas dengan perkembangan anaknya.

“Di rumah anak saya justru terlihat seperti anak ekstrovert, berani, tak takut mencoba hal-hal baru dan ngomongnya juga lancar." ujar Tya.

Namun, menurutnya, ketika di luar rumah termasuk di sekolah sama sekali jarang mau berinteraksi dan ngobrol dengan teman sebayanya.

"Sebagai ibu, ya, pasti kepikiran normal enggak ini, terus bagaimana dia kalau ditinggal di luar sendirian?” tambahnya.

Cara Memahami Anak Introvert yang Seringkali Unik

Susan Cain, penulis buku “Quiet: The Power Of Introvert in a World That Can't Stop Talking” menjelaskan, memiliki anak yang ditakdirkan introvert seharusnya jangan sampai membuat kita panik dan mencoba memulai kehidupan sosial mereka.

Mengubah anak agar mau bertindak lebih seperti orang yang ekstrovert hanya mengarah pada "pemborosan bakat, energi, dan kebahagiaan."

Khusus anak introvert, hal yang paling penting untuk diketahui oleh orang tua adalah bahwa mereka memiliki sifat-sifat yang luar biasa dan seringkali unik.

Anak-anak introvert umumnya seorang yang unik, pemikir yang mendalam, penuh kasih, kreatif, dan sering disebut sebagai paham tua.

Karena introvert adalah kelompok yang sering disalahpahami, mengetahui bagaimana cara membesarkan mereka bisa jadi cukup menantang, sehingga orang tua juga jadi lebih tahu bagaimana memahami anak introvertnya, hal ini terutama berlaku bagi remaja yang baru mulai mengembangkan identitas dan rasa harga diri mereka.

Satu hal yang paling penting dalam membesarkan dan memahami anak introvert adalah belajar untuk bekerja sama, bukan melawan kekuatan mereka.

Ilustrasi anak introvert

Ilustrasi anak introvert. FOTO/iStockphoto

Cara Membesarkan Anak Introvert

Dalam situs Hey Sigmund dijelaskan beberapa petunjuk yang bisa diterapkan dalam membesarkan anak introvert.

1. Menerima dan Merangkul Anak

Menerima dan merangkul anak merupakan hal pertama yang bisa dilakukan. Sebagai orangtua, Anda harus memahami betul apa itu introvert dan menerima bahwa anak Anda adalah seorang introvert.

Meskipun anak introvert dapat memiliki kehidupan sosial, tapi mereka lebih suka memilih menyendiri daripada bergaul dengan orang banyak.

Mendorong mereka memiliki kehidupan sosial yang lebih aktif sama saja dengan mencoba mengubah bagian mendasar dari diri mereka.

Cara ini akan mengirimkan pesan bahwa mereka tidak cukup baik dan berisiko, ini tidak hanya akan merusak harga diri mereka, tetapi juga hubungan Anda dengan mereka. Jadi terimalah mereka apa adanya.

2. Ajak Anak Memahami Keunikan yang Dimilikinya

Ajarkan anak memahami keunikan mereka dan biarkan anak mengekspresikan dirinya, karena seorang introvert memerlukan waktu yang cukup lama untuk berani mengekspresikan apa yang mereka suka.

Sebagai orang tua, tugas Anda lebih kepada mengembangkan minat anak melalui seni, penulisan kreatif, jurnal, yoga, atau apa pun yang menjadi kesukaan mereka.

Biarkan mereka tahu bahwa kemampuan mereka untuk mendengarkan, fokus, mengamati, dan berkomunikasi dengan orang lain dan tidak perlu dipermalukan.

Anda bahkan bisa memberikan contoh selebriti dan tokoh terkenal yang introvert yang bisa dijadikan panutan oleh anak Anda.

3. Memberi Ruang Privasi Anak

Biarkan anak Anda memiliki privasi dan ketenangan, karena anak introvert mengisi ulang energi melalui kesendirian dan membutuhkan waktu yang tenang untuk memproses apa yang mereka amati.

4. Berikan Bantuan Tanpa Rasa Terpaksa

Memberi bantuan tanpa paksaan, seperti hadir saat anak menghadapi masalah, mencoba menemani mereka tanpa banyak bertanya.

LaluKetika anak merasa tenang dan aman, mereka akan dengan mudah bercerita dan berbagi keluh kesah.

Membesarkan anak introvert di lingkungan yang cenderung ekstrovert memang menjadi suatu hal menantang.

Tetapi ingat, kunci suksesnya terletak pada melihat introversi sebagai kekuatan yang harus dimanfaatkan, bukan sebagai penyakit yang harus disembuhkan.

Baca juga artikel terkait BAGAIMANA CARA atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya