Menuju konten utama

Bagaimana Cara Mengurangi Risiko Kurang Tidur Saat Puasa Ramadhan

Selama Ramadan, akan terjadi perubahan pola tidur dan sebaiknya waktu mulai tidur dimajukan.

Bagaimana Cara Mengurangi Risiko Kurang Tidur Saat Puasa Ramadhan
Ilustrasi Kurang tidur. FOTO/istockphoto

tirto.id - Saat memasuki bulan puasa Ramadhan tak sedikit yang mengalami masalah dengan waktu tidur. Hal ini bisa terjadi karena saat malam tak tidur hingga waktu sahur tiba atau karena bangun untuk sahur terlalu cepat.

Saat menjalani puasa Ramadhan, kita memang disunnahkan untuk melakukan makan sahur. Meski tidak diwajibkan tetapi kegiatan sahur atau menyantap makanan pada dini hari sebelum waktu subuh ini tetap dianjurkan untuk dilakukan.

Nugroho Anargha, dokter umum dari Ikatan Dokter Indonesia menjelaskan bahwa menerapkan kebiasaan istirahat yang baik selama Ramadhan dapat mengurangi risiko yang terjadi akibat kurang tidur.

"Apabila sleep hygiene sudah baik dan waktu tidur konsisten 7 jam, sesungguhnya risiko kurang tidur seperti pusing, sakit kepala, perubahan emosi, penurunan konsentrasi, dan kenaikan berat badan, tidak akan terjadi," kata Nugroho seperti dilansir dari Antara.

Ia menjelaskan, manusia normalnya butuh tidur selama tujuh hingga sembilan jam dalam sehari.

Pada prinsipnya, ada tiga faktor penting yang mendasari kualitas tidur, yakni jadwal tidur yang konsisten, periode tidur yang cukup tanpa gangguan, dan kebiasaan sleep hygiene yang baik seperti mematikan layar, memiliki ruang tidur yang gelap dan tenang, dan memberikan waktu yang cukup untuk bersantai sebelum waktu tidur.

Selama Ramadan, akan terjadi perubahan pola tidur dan sebaiknya waktu mulai tidur dimajukan, bahkan jika memungkinkan kembali tidur setelah salat Subuh.

"Jika akan melakukan tahajud dan sahur pukul 03.00, maka sebaiknya jam tidur mulai pukul 21.00," saran dia.

Perubahan pola tidur dimulai sejak berpuasa dan dilakukan secara bertahap dan konsisten sehingga tubuh dapat membentuk irama tidur yang baru. Apabila memungkinkan, dia menyarankan Anda untuk tidur sesaat selama 20 menit pada petang hari.

Setelah satu bulan menjalani pola tidur yang berbeda sepanjang Ramadhan, Anda bisa mengembalikan pola tidur kembali seperti biasa. Nugroho menyarankan untuk mengembalikan pola tidur seperti dulu secara bertahap.

"Jika diperlukan, gunakan alarm untuk menjaga agar tidak terjadi jam tidur yang berlebihan," pungkasnya.

Apa saja bahaya kurang tidur?

Tidur yang berkualitas dengan waktu yang cukup menjadi salah satu modol untuk menjaga kesehatan tubuh. Sebab ada banyak bahaya yang mengintai jika kita kurang tidur.

Tubuh Anda membutuhkan tidur, sama seperti ia membutuhkan udara dan makanan untuk berfungsi dengan baik. Selama tidur, tubuh Anda menyembuhkan dirinya sendiri dan mengembalikan keseimbangan kimiawinya. Saat tidur, otak Anda membentuk koneksi pemikiran baru dan membantu retensi memori.

Tanpa tidur yang cukup, otak dan sistem tubuh Anda tidak akan berfungsi secara normal. Ini juga dapat secara dramatis menurunkan kualitas hidup Anda.

Sebuah tinjauan studi pada 2010 yang dipublikasikan di National Library of Medicinemenemukan bahwa tidur terlalu sedikit di malam hari meningkatkan risiko kematian dini.

Tanda-tanda kurang tidur yang terlihat meliputi:

- mengantuk secara berlebihan

- sering menguap

- memiliki sifat yang mudah marah

- merasa kelelahan pada siang hari

Dilansir dari laman Healthline, saat kurang tidur Anda juga mungkin merasa lebih sulit untuk berkonsentrasi atau mempelajari hal-hal baru. Sinyal yang dikirim tubuh Anda mungkin juga tertunda, mengurangi koordinasi Anda dan meningkatkan risiko kecelakaan.

Hal ini terjadi karena sistem saraf pusat Anda adalah jalan untuk informasi utama tubuh Anda. Tidur diperlukan untuk membuatnya berfungsi dengan baik, tetapi insomnia kronis dapat mengganggu cara tubuh Anda biasanya mengirim dan memproses informasi.

Selama tidur, jalur terbentuk di antara sel-sel saraf (neuron) di otak Anda yang membantu Anda mengingat informasi baru yang telah Anda pelajari. Kurang tidur membuat otak Anda lelah, sehingga tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik.

Kurang tidur juga berdampak negatif pada kemampuan mental dan keadaan emosional Anda.

Anda mungkin merasa lebih tidak sabar atau rentan terhadap perubahan suasana hati. Ini juga dapat membahayakan proses pengambilan keputusan dan kreativitas.

Jika kurang tidur berlanjut cukup lama, Anda bisa mulai mengalami halusinasi — melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada.

Selain itu, kurang tidur juga mencegah sistem kekebalan Anda membangun kekuatannya.

Jika Anda tidak mendapatkan cukup tidur, tubuh Anda mungkin tidak dapat menangkis virus atau bakteri yang masuk, dan mungkin juga membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari penyakit.

Kurang tidur jangka panjang juga meningkatkan risiko Anda untuk kondisi kronis, seperti diabetes mellitus dan penyakit jantung.

Sebab, saat Anda tidur, sistem kekebalan Anda menghasilkan zat pelindung dan melawan infeksi seperti antibodi dan sitokin. Ia menggunakan zat ini untuk memerangi penjajah asing seperti bakteri dan virus.

Sitokin tertentu juga membantu Anda untuk tidur, memberikan efisiensi sistem kekebalan tubuh Anda untuk mempertahankan tubuh Anda dari penyakit.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya