tirto.id - Kita semua pasti setuju bahwa olahraga, apapun itu jenisnya, jika dilakukan secara konsisten dapat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental, membantu mengelola stres, dan kelak berdampak pada kualitas serta usia harapan hidup manusia.
Namun siapa sangka, dari sekian banyak cabang olahraga yang ada, kecenderungan awet muda ditemukan pada mereka yang rutin mengayunkan gagang raket?
Olahraga raket, seperti disampaikan dalam hasil penelitian di British Journal of Sports Medicine (2016), ternyata mampu menurunkan risiko kematian hingga hampir 50 persen.
Lebih spesifiknya, partisipan yang aktif bermain olahraga raket, seperti tenis dan bulu tangkis, memiliki risiko 56 persen lebih rendah terhadap kematian akibat penyakit jantung.
Dari lima jenis olahraga yang diteliti, olahraga raket dipandang sudah memberikan kontribusi paling besar dalam memperpanjang usia hidup seseorang, dibandingkan dengan olahraga lari, sepak bola, renang, bersepeda, dan aerobik.
Penelitian lain, terbit di Mayo Clinic Proceedings (2018), mengemukakan bahwa bermain tenis dapat menambah usia harapan hidup kita hingga rata-rata 9,7 tahun, sementara bermain bulu tangkis 6,2 tahun.
Pertambahan usia harapan hidup tersebut jauh lebih tinggi daripada olahraga lainnya, seperti sepakbola (4,7 tahun), bersepeda (3,7 tahun), berenang (3,4 tahun), joging (3,2 tahun), kalistenik (3,1 tahun), dan aktivitas di klub kebugaran (1,5 tahun).
Gerak Maksimal, Olahraga Sosial
Lalu, faktor apa yang membuat atlet olahraga raket berpeluang hidup lebih lama daripada atlet dari cabang olahraga lainnya?
Salah satu alasannya berkaitan cakupan gerakan. Olahraga seperti tenis dan bulu tangkis menuntut pergerakan seluruh anggota tubuh. Mulai dari berlari, melompat, menerjang, hingga mengayunkan raket—semua gerakan ini membuat tubuh aktif dan bekerja secara menyeluruh.
Melansir artikel yang terbit di jurnal Sports Med (2014), olahraga raket mengerahkan energi besar dengan mengombinasikan sistem aerobik dan anaerobik tubuh secara bersamaan.
Sistem aerobik berperan dalam menghasilkan energi untuk aktivitas dengan intensitas rendah hingga sedang dengan mengedarkan oksigen ke otot, sementara sistem anaerobik akan memasok energi untuk aktivitas olahraga dengan intensitas tinggi tanpa menggunakan oksigen.
Contoh cara kerjanya seperti ini. Saat rally panjang berlangsung dalam permainan bulu tangkis, sistem aerobik dalam tubuh kitalah yang akan bekerja keras untuk memasok energi.
Pada kesempatan lain, persisnya dalam rally-rally pendek yang diselingi dengan smash-smash tajam, sistem anaerobik baru akan mengambil peran.
Nah, aktivitas-aktivitas berintensitas tinggi ke rendah yang terjadi secara simultan ini memungkinkan seluruh otot dalam tubuh kita untuk bergerak.
Selain itu, kombinasi yang sempurna antara sistem aerobik dan anaerobik akan memacu denyut nadi kita dalam kadar yang bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskular.
Meskipun olahraga raket membutuhkan banyak energi, ia masih masuk dalam kategori low impact exercise yang berpotensi untuk dilakukan oleh semua kalangan usia.
Selain itu, apabila dimainkan dalam intensitas yang sedang, olahraga raket juga cenderung memiliki risiko cedera yang rendah.
Masih berkaca dari hasil studi Mayo Clinic pada 2018 silam, alasan lain mengapa olahraga raket bisa dikaitkan dengan umur yang panjang adalah karena ia memiliki sifat sosial. Baik tenis maupun bulu tangkis selalu membutuhkan lawan atau partner untuk saling bertukar pukulan.
"Studi ini menunjukkan bahwa olahraga tim, olahraga yang memerlukan konektivitas sosial, ternyata menghasilkan umur yang lebih panjang daripada olahraga individual,” terang Dr. Ed Laskowski, asisten direktur Mayo Clinic Sports Medicine.
Dengan kata lain, olahraga raket tidak hanya meningkatkan kualitas hidup lewat aktivitas fisik, melainkan juga melalui aktivitas sosial dan interaksi antarpemain di dalam komunitasnya.
Manfaat umur panjang yang ditawarkan olahraga raket bisa pula datang dari perbaikan kondisi mental. Sifat kompetitif dan strategis yang melekat pada olahraga ini bisa jadi faktor penting yang ikut memengaruhi kesehatan mental dan suasana hati pemain menjadi lebih baik.
Konsisten Kuncinya
Meskipun sejumlah studi berhasil menunjukkan asosiasi yang kuat antara olahraga raket dan kecenderungan panjang umur, masih diperlukan penelitian lebih dalam dan lanjut tentang ini. Sebab, masih ada banyak pertimbangan lain yang dapat memengaruhi risiko kematian dan usia manusia, seperti faktor keuangan, waktu, sampai gaya hidup.
Terlebih dari itu semua, untuk mendapatkan manfaat maksimal dari olahraga, kita perlu konsisten. Alih-alih melakukan olahraga berat pada waktu tertentu saja, jauh lebih baik jika kita memulai dengan kebiasaan yang sederhana terlebih dahulu.
Artikel yang terbit jurnal Science of Medicine (2020) menyarankan agar kita melakukan olahraga yang ringan secara rutin untuk meningkatkan usia harapan hidup dan menurunkan risiko kematian jantung mendadak.
Mengacu pada temuan di artikel tersebut, olahraga berat yang dilakukan secara tidak teratur atau sekadar bersifat rekreasional justru berpotensi meningkatkan risiko serangan jantung mendadak.
“Hingga 90 persen dari seluruh kasus kematian mendadak akibat serangan jantung yang terkait dengan aktivitas olahraga lebih banyak terjadi pada atlet rekreasional dibandingkan atlet kompetitif, dengan perkiraan 1 : 22.000 hingga 1 : 69.000 kejadian pada atlet rekreasional dan 1 : 50.000 kejadian pada atlet kompetitif muda,” demikian dikutip dari artikel.
Pada akhirnya, apapun olahraga yang kamu pilih, asalkan ditekuni secara rutin, tentu akan membuahkan hasil terbaik untuk masa depanmu.
Yang terpenting, jangan lupa untuk selalu mendengarkan tubuhmu dan mengerti batasan kemampuan diri sendiri. Kesadaran tersebut, ditambah dengan konsistensi latihan dan didukung oleh partner berolahraga yang tepat, akan menjadikan pengalaman olahragamu semakin bermakna dan berkesan. Setuju?
Penulis: Yolanda Florencia Herawati
Editor: Sekar Kinasih