tirto.id - Narkotika zombie atau xylazine yang menjadi ancaman besar di Amerika Serikat, sudah merebak ke sejumlah negara besar, termasuk Inggris, bahkan mencatatkan angka kematian pertamanya. Berikut fakta-faktanya.
Narkotika zombie merupakan narkoba lokal yang banyak memakan korban di Amerika Serikat. Para penggunanya mengalami luka di sebagian tubuh. Jika tidak segera diobati, akan berisiko diamputasi.
Pada dasarnya, xylazine bukan obat terlarang di AS, melainkan obat penenang hewan seperti kuda. Namun, banyak yang menyalahgunakannya dengan mencampur xylazine dengan narkotika seperti fentanil, heroin, dan kokain.
Jika dicampur narkotika, maka pemakainya akan mengalami penurunan pernapasan dan detak jantung ke tingkat yang sangat rendah.
Di AS, narkotika zombie dikenal dengan tranq. Kasus di negara itu semakin meningkat karena tingginya angka kematian. Tidak cuma di AS, kasus ini sudah menyebar ke beberapa negara lain seperti Inggris.
Melansir BBC, seorang pria 43 tahun asal Inggris bernama Karl Warburton meninggal usai mengonsumsi obat xylazine yang dicampur narkotika. Peristiwa ini menjadi kasus pertama di Inggris.
“Sepengetahuan kami, ini adalah kematian pertama yang terkait dengan penggunaan xylazine yang dilaporkan di Inggris, dan bahkan Eropa, dan mengindikasikan masuknya xylazine ke dalam suplai obat di Inggris,” menurut sebuah laporan di Journal of Forensic and Legal Medicine.
Para ahli Inggris menyebut xylazine sebagai “obat yang sangat mengkhawatirkan”.
Fakta-fakta Wabah Narkotika Zombie sampai ke Inggris dan Dampaknya
- Xylazine Tidak Ada di Inggris
Inggris melaporkan kematian pertama akibat narkotika zombie xylazine, setelah kasus kematian marak di AS dan menjadi ancaman besar.
Namun demikian, sejauh ini belum ada laporan mengenai tanda-tanda keberadaan xylazine di Inggris.
Kasus meninggal itu terkuak setelah laboratorium Birmingham melakukan tes kematian dan mendeteksi beberapa hasil yang aneh yang dikaitkan dengan xylazine.
Journal of Forensic and Legal Medicine menyebutkan pria yang meninggal itu kemungkinan membeli heroin, namun tidak mengetahui kalau heroin itu sudah dicampur dengan xylazine dan fentanil.
Xylazine muncul pertama kali di pasar obat terlarang di Puerto Rico pada awal tahun 2000-an. Sejak saat itu, xylazine banyak ditemukan di AS. Penyebarannya kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini.
- Xylazine Tak Masuk dalam Skrining Obat Standar di Inggris
Menurut dosen King’s College London sekaligus direktur Program Nasional tentang Kematian Akibat Penyalahgunaan Zat, Dr Caroline Copeland, menyebut bahwa obat xylazine ini tidak termasuk dalam skrining obat standar di Inggris.
Dr Caroline Copeland tidak mengetahui seberapa luas masalah xylazine ini, terutama penyebaran wabahnya di Inggris apakah sama seperti di AS.
“Kita perlu mencari tahu bagaimana orang tersebut bisa mendapatkan obat tersebut di dalam tubuhnya,” jelas Caroline.
- Dampak Mengerikan Narkotika Zombie Xylazine
Selain menyebabkan luka terbuka dan menurunkan tekanan jantung sangat rendah, Administrasi Penegakan Obat-Obatan Amerika mengatakan bahwa xylazine dapat menyebabkan penggunanya pingsan hingga berjam-jam.
Lebih mengerikan lagi, kebanyakan pemakai narkotika zombie ini kerap mengalami luka terbuka, seperti zombie dalam film. Jika tidak segera diobati, maka luka itu harus diamputasi.
Para perawat yang sempat menangani kasus ini menggambarkan bahwa luka-luka yang timbul seperti sesuatu yang menggerogoti tubuh dari dalam ke luar.
Dalam banyak kasus, khususnya di AS, banyak rekaman video amatir yang memperlihatkan indikasi para pemakai xylazine. Mereka mengerang, berteriak, hingga bertingkah aneh layaknya zombie.
- Banyak Pasien Mengalami Cacat Akibat Narkotika Zombie
Dalam beberapa kasus, para dokter mengaku tidak punya pilihan selain mengamputasi anggota tubuh pada luka yang terinfeksi dan menyebar hingga ke tulang.
Selain itu, obat penenang xylazine yang dicampur narkotika ini dapat menyebabkan borok kulit yang penuh jaringan mati.
Akibat dampak mengerikan, DEA dan Departemen Kesehatan di AS mengeluarkan peringatan serta mendesak masyarakatnya agar tidak menggunakan obat tersebut meskipun xylazine bukan termasuk zat yang ilegal.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Alexander Haryanto