Menuju konten utama

Arus Balik Lebaran 2018, Jalur Sumbar-Riau Macet Sejak H+1

Bukittinggi-Payakumbuh ditempuh dalam waktu dua jam, yang pada hari biasa hanya 20 menit.

Arus Balik Lebaran 2018, Jalur Sumbar-Riau Macet Sejak H+1
Foto udara sejumlah kendaraan pemudik melintasi Fly Over Kelok Sembilan, di Kabupaten Limapuluhkota, Sumatra Barat, Senin (11/6). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra.

tirto.id - Jalur mudik SUmatera Bara-Riau, tepatnya jalan yang menghubungkan Bukittinggi-Payakumbuh macet pada H+2 Idulfitri 1439 H, Senin (18/6/2018). Ratusan ribu kendaraan pribadi terjebak macet di sepanjang jalur mudik tersebut.

"Gila, Bukittinggi-Payakumbuh harus ditempuh dua jam karena macet, " ujar Bet (40) warga Pekanbaru di Payakumbuh, Senin (18/6/2018).

Bet menyebutkan saat normal, dua kota tersebut hanya ditembus dalam 20 menit, tetapi karena macet menjadi tiga jam.

"Ini kemacetan yang melelahkan," keluhnya.

Sementara itu Randi salah satu pedagang kerupuk Sanjai di Bukittinggi mengakui bahwa kemacetan sudah terjadi sejak pagi hari arus balik H+1.

"Pagi tadi juga macet, kini malam hari lagi," sebut Randi.

Menurut pantauan, kemacetan terjadi karena padatnya kendaraan pemudik yang melintas pada jalur Bukittinggi-Payakumbuh, dan sebaliknya.

Kemacetan juga terjadi karena beberapa pengendara beristirahat di badan jalan, khususnya yang berdekatan dengan SPBU.

Sementara di satu sisi sebahagian kendaraan pemudik antri mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga meluber ke jalan menghalangi pelintas.

Jalan lintas yang tidak begitu besar akhirnya dipadati pemudik dengan merayap dan semakin bertambah saat arus balik semakin tinggi.

Pantauan lain di area sepanjang kelok sembilan dipenuhi pemudik yang beristirahat saat menjelang subuh. Pemudik menggunakan pinggiran jalan untuk parkir sambil menghilangkan rasa kantuk .

Tampak kendaraan yang melintas rata-rata bernomor pelat BM asal Riau, dan satu-satu dari luar Jawa seperti pelat B.

Baca juga artikel terkait MUDIK LEBARAN 2018

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra