tirto.id - Banyak informasi yang mengatakan bahwa ibu hamil dianjurkan untuk mengurangi atau bahkan berhenti mengonsumsi kopi untuk menghindari risiko keguguran, berat lahir rendah, hingga lahir mati. Sebab, kopi adalah minuman yang mengandung kafein tinggi. Namun, apakah hal tersebut benar adanya?
Kafein adalah salah satu stimulant yang paling umum dikonsumsi, dalam kadar yang lebih rendah, kafein juga terdapat dalam teh, coklat, minuman, ringan, dan produk minuman berenergi.
Studi yang dilakukan oleh Sara Morggan dkk pada tahun 2013 berjudul Is caffeine consumption safe during pregnancy? menjelaskan efek kafein pada tubuh dimediasi melalui interaksi dengan sejumlah reseptor, termasuk adenosin, adrenergik, asam γ-aminobutirat kolinergik, dan reseptor serotonin.
Kekhawatiran tentang penggunaan kafein selama kehamilan atau menyusui adalah karena efek teoritis pada janin. Saat dikonsumsi oleh ibu hamil kafein melintasi penghalang plasenta. Kemudian, paruh eliminasi kafein meningkat pada akhir kehamilan. Selain itu, bayi memetabolisme kafein dengan buruk sampai usia tiga bulan.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Prof Jack James, dari Universitas Reykjavik yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Evidence-Based Medicine menemukan bahwa sebaiknya perempuan menghentikan konsumsi kafein.
"Bukti ilmiah kumulatif mendukung perempuan hamil dan perempuan yang merencanakan kehamilan disarankan untuk menghindari kafein," kata laporan itu dikutip dari The Guardian.
James mengatakan delapan dari sembilan studi tentang kafein dan keguguran melaporkan "hubungan yang signifikan".
Edmund Hey dalam sebuah studi berjudul Coffee and Pregnancy pada tahun 2007 melaporkan bahwa sejumlah penelitian menemukan konsumsi kafein selama masa kehamilan dapat meningkatkan kemungkinan infertilitas, cacat lahir, keguguran, lahir mati, kelahiran premature, hingga hambatan pertumbuhan janin.
Seperti dilaporkan American Pregnancy Association, pada tahun 2008, dua studi tentang efek kafein terkait keguguran menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan.
Dalam satu penelitian yang dirilis oleh American Journal of Obstetrics and Gynecology, ditemukan bahwa perempuan yang mengonsumsi 200mg atau lebih kafein setiap hari dua kali lebih mungkin mengalami keguguran dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi kafein.
Menurut meta-analisis tahun 2015, risiko keguguran meningkat sebesar 19% untuk setiap peningkatan 150 mg kafein per hari dan sebesar 8% untuk setiap peningkatan dua cangkir kopi per hari.
Dalam studi lain yang dirilis oleh Epidemiology, tidak ada peningkatan risiko pada perempuan yang minum kopi dalam jumlah minimal setiap hari (antara 200-350mg per hari).
Apakah Ibu Hamil Boleh Minum Kopi?
Berdasarkan hasil penelitian yang beragam terkait minum kopi dan efek kesehatan pada ibu hamil, American College of Obstetricians and Gynecologists dan March of Dimes merekomendasikan perempuan hamil harus membatasi asupan kafein hingga kurang dari 200 mg per hari. Ini sama dengan sekitar satu cangkir kopi 12 ons.
Penn Medicine melaporkan bahwa rekomendasi tersebut didasarkan pada penelitian yang menunjukkan hubungan potensial dengan keguguran dan pertumbuhan janin pada tingkat kafein yang lebih tinggi. Namun, data tentang hubungan antara kafein dan hasil kesehatan ibu masih terbatas.
Laman Kids Health mengingatkan ibu hamil bahwa kafein tidak hanya ada dalam kopi. Teh hijau dan teh hitam, minuman berenergi, cola, dan minuman ringan lainnya juga mengandung kafein.
Selain itu, coklat juga mengandung kafein, tapi kabar baiknya adalah ibu hamil bisa memakan secukupnya. Rata-rata cokelat batangan hanya mengandung 5–30 miligram kafein. Jadi, cokelat dalam jumlah kecil tidak masalah untuk dikonsumsi ibu hamil.
Agar lebih aman dan mencegah risiko yang mungkin terjadi, ibu hamil dianjurkan untuk berhenti mengonsumsi kopi dan produk mengandung kafein lainnya selama masa kehamilan.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari