Menuju konten utama
Imlek 2023

Apa Tujuan Perayaan Imlek dan Kapan Tahun Baru Imlek 2023?

Tujuan perayaan Imlek dan kapan Imlek tahun ini, serta sejarah Imlek dari masa ke masa.

Apa Tujuan Perayaan Imlek dan Kapan Tahun Baru Imlek 2023?
Pengunjung melihat lampion karakter kelinci raksasa setinggi 8 meter pada Festival Lampion Terbesar se-Indonesia di Living World Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (17/1/2023). Festival tersebut menampilkan 880 lampion berbagai karakter untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2574. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/tom.

tirto.id - Imlek atau tahun baru kalender Tionghoa merupakan hari dan bulan pertama penanggalan Tionghoa.

Tahun Baru Imlek tahun 2574 Kongzili ditetapkan jatuh pada tanggal 23 Januari 2023. Pemerintah dalam hal ini menetapkan Tahun Baru Imlek di tanggal tersebut sebagai hari libur nasional.

Sedangkan hari cuti Imlek ditetetapkan sehari setelahnya, atau pada 24 Januari 2023 mendatang.

Keputusan tersebut diterbitkan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri, yakni Menteri Agama (Menag), Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023.

Tahun Baru Imlek secara khusus dirayakan masyarakat penganut Konghucu, atau juga dirayakan masyarakat etnis Tionghoa secara umumnya.

Lantas, apa tujuan perayaan Imlek?

Ilustrasi Imlek

Ilustrasi Imlek. foto/IStockphoto

Perayaan tahun baru Imlek tahun ini berdasarkan shio atau zodiak Tionghoa, bertepatan dengan Shio Kelinci Air.

Shio yang disebut menyimbolkan umur panjang hingga kedamaian. Total terdapat 12 shio hewan seperti tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, domba, monyet, ayam jago, anjing dan babi.

Selain hewan, lima unsur tanah, air, api, kayu, dan logam juga dipetakan ke dalam kalender tradisional Tionghoa. Setiap tahun dikaitkan dengan hewan yang sesuai dengan suatu elemen.

Perayaan Imlek biasanya tidak hanya satu hari saja, tetapi selama 15 hari selanjutnya sejak dimulai tahun baru, atau di Indonesia dimulai tanggal 23 Januari 2023 hingga 15 hari selanjutnya atau pada puncaknya disebut sebagai Cap Go Meh.

Perayaan tahun baru Imlek juga dikenal sebagai Festival Musim Semi atau Chinese New Year dan Lunar New Year.

Di Tiongkok, Imlek dalam bahasa Mandarin dikenal sebagai Chūnjié, sementara orang Korea menyebutnya sebagai Seollal dan orang Vietnam menyebutnya sebagai Tết.

Tujuan Perayaan Tahun Baru Imlek 2023

SEMBAHYANG SONG SEN JELANG IMLEK DI TERNATE

Sejumlah warga keturunan Tionghoa memanjatkan doa saat sembahyang 'Song Sen' di Klenteng Thian Hou Kiong Kelurahan Gamalama, Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa (17/1/2023). ANTARA FOTO/Andri Saputra/hp.

Tujuan perayaan Tahun Baru Imlek cukup bervariasi hingga dianggap sebagai salah satu perayaan paling penting etnis Tionghoa.

Salah satu legenda masyarakat Tionghoa yang paling terkenal, seperti dikutip situs China Highlights, Imlek dipercaya berasal dari pertempuran kuno melawan Nian, binatang buas menakutkan yang menyerang manusia serta memakan anak-anak.

Legenda ini ada circa 1046-256 SM pada Dinasti Zhou. Orang-orang pada masa itu disebut menggunakan kembang api dan petasan guna mengusir Nian.

Tradisi ini kemudian berlanjut hingga kini dan dianggap sebagai momentum untuk mendapatkan keberutungan.

Sementara, Tahun Baru Imlek yang merupakan awal baru kalender Tionghoa kerap disebut menandai sebuah awal hidup yang baru.

Imlek juga berkaitan dengan mata pencaharian sebagian masyarakat Tiongkok sebagai petani dan pekerja.

Hari Imlek digunakan sebagai waktu beristirahat, untuk kemudian melanjutkan pekerjaan setelah tahun baru. Atau tak jauh berbeda dengan hari libur pekerja-pekerja lain.

Tahun baru Imlek dianggap sebagai hari untuk mengumpulkan kembali anggota keluarga yang terpisah, baik yang berpencar dalam urusan karier pekerjaan hingga pendidikan.

Sehingga, saat Tahun Baru Imlek tiba, masyarakat etnis Tionghoa akan berusaha berkumpul kembali dalam satu rumah.

Orang yang lebih tua biasanya akan memberikan uang dalam amplop atau kerap disebut sebagai angpao bagi anggota keluarga lain yang lebih muda.

Beberapa keluarga biasanya mempersiapkan makanan-makanan khas, terutama yang berasal dari beras ketan, sebab makanan ini dipercaya melambangkan kebersamaan.

Makanan-makanan lain juga kerap dipercaya melambangkan kemakmuran dan kelimpahan.

Tak hanya itu, makanan-makanan khas yang disajikan saat tahun baru Imlek juga menjadi persembahan bagi para leluhur.

Persembahan lain juga dilakukan dengan memasang ornamen dan kertas berwarna merah, dengan kaligrafi bertuliskan pesan tentang kesehatan dan keberuntungan baik di depan maupun di dalam rumah.

Rumah-rumah itu juga dibersihkan jelang perayaan Tahun Baru Imlek yang dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat. Sekaligus dimaksudkan untuk membuka ruang untuk niat baik dan keberuntungan.

Sejarah Perayaan Tahun Baru Imlek dari Masa ke Masa

Makan Malam Imlek

Makan Malam Imlek. foto/IStockphoto

Sejarah perayaan tahun baru Imlek tak hanya berasal dari kepercayaan perang kuno melawan Nian.

Di masa itu pula atau pada Dinasti Zhou (1046-256 SM), Imlek merupakan peristiwa alam yang menunjukkan perubahan cuaca dari musim dingin berganti menjadi musim semi.

Pada masa itu, terdapat perayaan untuk mempersembahkan pengorbanan kepada nenek moyang, dewa, dan untuk menyembah alam. Perayaan tersebut bertujuan untuk mensyukuri hasil panen pada pergantian tahun.

Lalu beralih pada Tahun Baru Cina dalam Dinasti Han (202 SM - 220 AD) sebagai salah satu penetapan tahun baru Imlek.

Kegiatan perayaan tertentu menjadi populer, seperti membakar bambu hingga membuat suara retak keras seperti petasan.

Setelahnya, perayaan tahun baru Imlek terus berkembang dalam dinasti Wei dan Jin (220-420), selain menyembah dewa dan leluhur, orang-orang mulai menghibur diri mereka sendiri.

Terdapat kebiasaan yang umum dilakukan pada saat tahun baru, yaitu berkumpul bersama keluarga untuk membersihkan rumah mereka, makan malam, dan begadang pada pergantian malam tahun baru.

Tahun Baru Cina dari Dinasti Tang ke Dinasti Qing Kemakmuran ekonomi dan budaya selama (618-690. 1963-1912/1917) dinasti Tang, Song, dan Qing mempercepat pengembangan Festival Musim Semi.

Ritual yang dilakukan selama festival mirip dengan orang-orang zaman modern. Seperti menyalakan petasan, mengunjungi kerabat dan teman-teman, dan makan pangsit menjadi bagian penting dari perayaan.

Kegiatan lainnya yang juga dilakukan pada saat perayaan Ilmek, yaitu menonton tarian naga dan singa selama Temple Fair dan menikmati pertunjukan lampion.

Setelah tahun 1949, Tahun Baru Cina berganti nama menjadi Festival Musim Semi. Kemudian hari tersebut ditetapkan sebagai hari libur umum nasional.

Indonesia baru menetapkan perayaan Imlek sebagai hari libur nasional pada tahun 2002, ketika Presiden Megawati Soekarnoputri menjabat, dan mulai diberlakukan sejak 2003 silam.

Kebijakan Megawati saat itu menyusul keputusan Presiden RI sebelumnya pada masa Abudarrahman Wahid (Gus Dur). Presiden dengan masa jabatan singkat ini membuat keputusan revolusioner dengan Keputusan Presiden (Keppres) 06/2000.

Lalu pemerintah menetapkan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur bagi mereka yang merayakan atau dirayakan fakultatif berdasar Keputusan Menag 13 dan 14/2001.

Ketika perayaan Cap Go Meh berlangsung atau hari ke-15 Tahun Baru Imlek, pertunjukan musik khas Tiongkok dan barongsai menjadi sajian yang kerap dimainkan.

Baca juga artikel terkait IMLEK 2023 atau tulisan lainnya dari Dicky Setyawan

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Dicky Setyawan
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Dhita Koesno