Menuju konten utama

Apa Perbedaan Dekomposer dan Detritivor Beserta Contohnya?

Apa perbedaan dekomposer dan detritivor? Berikut paparan tentang perbedaan dekomposer dan detritivor beserta contohnya.

Apa Perbedaan Dekomposer dan Detritivor Beserta Contohnya?
Ilustrasi cacing, salah satu contoh organisme pengurai. iStockphoto/Getty Images

tirto.id - Dekomposer dan detritivor adalah organisme yang berperan mengurai bahan organik di ekosistem. Perbedaan dekomposer dan detritivor terletak pada fungsi perannya sebagai pengurai serta cara keduanya menguraikan materi organik.

Keberadaan dekomposer dan detritivor dapat menjaga keseimbangan ekosistem. Berbagai jenis organisme dekomposer dan detritivor membantu pembusukan bahan organik lebih cepat, menyuburkan tanah, hingga mencegah pencemaran lingkungan.

Contoh detritivor dan dekomposer mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Protozoa dan bakteri merupakan contoh dekomposer. Adapun contoh organisme detritivor ialah luwing (kaki seribu), cacing laut, dan berbagai jenis serangga.

Apa Itu Dekomposer dan Contohnya?

Apa yang dimaksud dengan dekomposer? Dekomposer adalah organisme heterotrovik yang menguraikan bahan organik yang sudah mati, seperti jasad hewan, sisa tanaman, hingga kotoran makhluk hidup.

Jadi, apakah dekomposer dan pengurai itu sama? Dekomposer dan pengurai merupakan istilah yang sama dalam konteks ilmu biologi. Peran dekomposer atau pengurai berkaitan dengan proses dekomposisi (pembusukan) materi organik di alam.

Dengan mengurai materi organik yang sudah mati, organisme pengurai mengembalikan nutrisi ke dalam tanah atau air. Nutrisi kemudian dapat digunakan oleh produsen primer, seperti tanaman dan alga, untuk tumbuh dan berkembang biak.

Beberapa contoh dekomposer berukuran sangat kecil, seperti protozoa dan bakteri. Ada pula dekomposer yang dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti jamur dan beberapa invertebrata. Berikut penjelasan tentang sejumlah contoh dekomposer dalam ekosistem:

1. Jamur (Fungi)

Contoh jamur dekomposer adalah Pilobolus sp, Mucor mucedo, Mucor sp yang menjadi pengurai kotoran hewan, Aspergillus terreus yang menguraikan sampah, Higroporus dan Lycoperdon perlatum, hingga Paecilomyces sp yang menguraikan sisa tanaman.

Jamur merupakan contoh dekomposer yang memainkan peran utama dalam penguraian bahan organik. Meskipun beberapa jenis jamur, mungkin terlihat seperti tanaman, jamur sebenarnya berbeda. Tak ada klorofil dan pigmen hijau untuk fotosintesis pada jamur.

Sebaliknya, jamur mendapatkan semua nutrisi dari bahan organik mati, yang diuraikan menggunakan enzim khusus. Jamur mempunyai beberapa jenis enzim ekstraseluler yang dapat menguraikan senyawa kompleks melalui reaksi oksidasi nonspesifik. Dengan begitu, jamur mampu mengurai bahan organik menjadi komponen lebih sederhana.

2. Bakteri

Bakteri pengurai merupakan organisme saprofit yang dapat menguraikan sisa-sisa hewan dan tanaman sehingga unsur-unsurnya bisa kembali ke alam. Contoh bakteri dekomposer adalah Proteus dan Clostridium yang dapat menguraikan protein, Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, Azobacter, Micrococcus, Psuedomonas, dan lain sebagainya.

3. Protozoa

Protozoa merupakan hewan bersel satu (uniseluler) yang termasuk organisme eukariota (selnya memiliki inti/nukleus yang dikelilingi membran). Jadi, protozoa termasuk contoh hewan dekomposer. Berbagai jenis protozoa berperan penting dalam menjaga kesuburan tanah hingga pengolahan limbah. Protozoa dapat menguraikan sampah-sampah organik. Saat memakan bakteri, protozoa akan mengeluarkan nitrogen yang penting untuk jaring makanan.

4. Hewan Invertebrata

Invertebrata merupakan hewan yang tidak memiliki tulang punggung (tulang belakang). Contoh hewan dekomposer dari jenis invertebrata adalah kaki seribu atau luwing, kutu kayu, siput, cacing tanah, dan lain sebagainya.

Apa Itu Detritivor dan Contohnya

Apa arti detritivor? Sederhananya, pemakan bangkai. Sementara itu, dalam ilmu biologi, apa yang dimaksud dengan detritivor adalah organisme heterotrof yang memakan sisa-sisa organisme mati (hewan maupun tanaman) untuk mendapatkan nutrisi dan energi.

Detritivor mempunyai peran utama dalam rantai makanan detritus. Keberadaannya dalam eksosistem membuat sisa-sisa hewan dan tanaman yang mati tetap bisa menjadi bagian dari jejaring makanan makhluk hidup.

Selain menyerap nutrisi dan energi dari detritus (materi organik mati), detritivor juga bisa mendapatkan makanan melalui coprophagy, yaitu kotoran atau feses.

Apa saja hewan detritivor? Contoh detritivor bisa meliputi: tungau, kumbang, kupu-kupu, belalang, lalat, siput dan keong; cacing tanah, lipan, serangga kayu yang hidup di tanah, dan rayap.

Adapun contoh detritivor laut adalah cacing laut, kepiting bakau, lobster, bintang laut dan teripang, cacing laut, dan ikan herbivora.

Adapun contoh organisme detritivor di ekosistem akuatik adalah cacing polychaete yang menetap, kerang-kerangan, hingga beberapa karang yang mendapatkan energi melalui penyaringan makanan dari detritus organik mengapung.

Perbedaan Dekomposer dan Detritivor

Perbedaan dekomposer dan detritivor dari segi definisi tampak tidak signifikan. Detritivor dan dekomposer sama-sama kelompok organisme yang mengurai materi organik dalam ekosistem, tetapi keduanya menjalankan proses ini dengan cara yang berbeda.

Lantas, bagaimana perbedaan detritivor dan dekomposer? Berikut penjelasan perbedaan antara detritivor dengan dekomposer:

1. Perbedaan cara menguraikan materi organik

Detritivor memakan sisa tanaman dan hewan mati, dan kemudian memecahnya secara mekanis dengan mengunyah dan menggilingnya dengan gigi atau bagian tubuh lainnya.

Di sisi lain, dekomposer memecah materi organik menggunakan enzim yang melarutkan bahan dan menyerap nutrisi.

Berbeda dari detritivor, organisme dekomposer tidak mengonsumsi materi organik secara langsung tetapi mengeluarkan enzim untuk memecahnya secara eksternal.

Detritivor secara fisik mengonsumsi dan memecah materi organik. Hal ini berbeda dengan dekomposer yang melarutkan dan menyerap molekul nutrisi dari materi organik.

Meskipun cara keduanya dalam melakukan penguraian berbeda, kedua kelompok tersebut memiliki peran sama-sama penting dalam menyediakan nutrisi di lingkungan.

2. Perbedaan peran dalam ekosistem

Berbagai jenis organisme detritivor memiliki peran penting dalam rantai makanan detritus yang merupakan satu dari 4 jenis rantai makanan dalam ekosistem.

Berkat peran banyak jenis detritivor, rantai makanan bisa terbentuk dari bangkai, kotoran, dan sisa-sisa hewan maupun tanaman. Jadi, berawal dari sisa-sisa materi organik hingga kotoran ataupun bangkai hewan (detritus), rantai makanan dilanjutkan oleh detritivor.

Dalam rantai makanan, organisme detritivor berperan menjadi makanan yang menyuplai energi dan nutrisi untuk makhluk hidup lain di trofik (tingkatan) berikutnya.

Sementara itu, organisme dekomposer menguraikan beragam materi organik di alam dan kemudian hasilnya bisa menjadi suplai makanan (nutrisi dan energi) bagi hewan maupun tanaman.

Artinya, selaku organisme pengurai, dekomposer tidak berperan langsung di dalam rantai makanan. Namun, hasil penguraian yang dilakukan organisme dekomposer menyediakan nutrisi dan energi bagi banyak jenis makhluk hidup.

3. Perbedaan ukuran

Jika melihat contoh dekomposer dan detritivor di atas, bisa terlihat ada perbedaan ukuran yang signifikan. Organisme-organisme dekomposer cenderung lebih kecil (bakteri, jamur, protozoa), kecuali yang termasuk dalam jenis hewan invertebrata.

Sebaliknya, contoh organisme detritivor mayoritas terdiri atas hewan-hewan yang punya ukuran lebih besar dari sebagian dekomposer.

Baca juga artikel terkait EKOSISTEM atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Addi M Idhom