tirto.id - Terdapat beragam pilihan pola asuh atau metode parenting yang dapat orang tua terapkan pada anak.
Bagi Anda yang merupakan seorang muslim, propethic parenting bisa menjadi opsi yang baik untuk menerapkan nilai-nilai ke Islaman pada si kecil sejak dini. Namun, apa itu prophetic parenting dan bagaimana prinsip serta penerapannya?
Pengertian Prophetic Parenting
Prophetic parenting secara harfiah dapat diartikan sebagai pola asuh kenabian.
Prophetic parenting merupakan suatu pola asuh yang bertujuan membentuk kepribadian anak dengan mengajarkan nilai-nilai akhlak yang baik dan terinspirasi dari Rasulullah.
Novemina Angelita dalam karya ilmiah Hubungan prophetic parenting dengan Kecerdasan Emosi Remaja (2019) menjelaskan bahwa proses ini dilakukan secara bertahap hingga anak mampu mandiri dan teguh memegang prinsip-prinsip syariat Islam.
Pola asuh ini dapat menjadi bekal pendidikan karakter berlandaskan nilai religius di jaman yang sudah serba modern dan globalisasi yang makin meluas.
Prinsip Prophetic Parenting
Menurut situs Sekolah Athirah, dalam prophetic parenting, orang tua tidak hanya memberi teori, tapi juga menerapkan praktik tertentu.
Guna bisa melakukannya, berikut ini adalah beberapa prinsip prophetic parenting berdasarkan ajaran Rasulullah SAW yang dapat membentuk karakter anak.
1. Fokus pada pembinaan dan persiapan
Dalam prinsip ini, orang tua harus menekankan pentingnya kesabaran dan ketekunan dalam mendidik anak.Contohnya seperti tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan dan kesulitan.
2. Mengutamakan amalan baik dibandingkan ucapan baik
Tanamkan prinsip bahwa tindakan nyata lebih berarti daripada sekadar kata-kata. Anak juga harus mempelajari keselarasan antara perkataan dan perbuatan.
3. Menanamkan keyakinan ideologis untuk membentuk nilai moral
Ajarkan anak pentingnya memahami dan mempraktikkan nilai-nilai moral yang diilhami oleh ajaran agama. Hindari pula pengaruh negatif yang bisa memicu perilaku buruk.
4. Pendidikan karakter berlandaskan moral
Anak harus memahami bagaimana cara mengutamakan pembentukan karakter yang baik dan bermoral sebagai tujuan utama pendidikan.Agar dapat mencapai hal tersebut, orang tua harus berperan aktif dalam memerhatikan moral atau etika anak di berbagai aspek.
5. Menyempurnakan akhlak Al-Karimah
Mengacu pada hadis Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, prinsip prophetic yang terakhir adalah mengajarkan nilai-nilai moral yang tinggi, seperti kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan kesabaran.
Metode Penerapan Prophetic Parenting
Nur Rahmatika Utari dkk., dalam sebuah jurnal yang diterbitkan Universitas Tanjungpura Pontianak mengungkap bahwa prophetic parenting berakar dari pola asuh Islami atau islamic parenting.
Selain memerhatikan prinsip, terdapat pula metode penerapan prophetic parenting yang wajib diketahui. Berikut ini metode penerapan prophetic parenting menurut Suwadi (2010).
1. Metode menampilkan teladan yang baik
Penerapan yang dimaksud dalam poin ini adalah kecerdasan, ibadah, tawadhu’ atau rendah hati, sifat pemaaf, kekuatan fisik, dan kasih sayang pada anak.
2. Metode mencari waktu yang tepat untuk menasehati
Saat menasehati anak juga diperlukan waktu yang tepat. Jangan menasehati anak ketika dalam perjalanan, saat anak sakit, atau saat makan.
3. Metode bersikap adil
Metode ini adalah menghindari perlakuan yang berbeda agar tidak timbul rasa iri, dengki, atau kebencian.
4. Metode menunaikan hak anak
Metode ini dapat dilakukan dengan cara memberi ciuman sebagai bentuk kasih sayang, bermain dan bercanda, serta mengusap pipi atau kepala anak.
5. Metode memberikan mainan atau hadiah
Metode ini dapat disesuaikan dengan usia dan kemampuan atau bisa berupa hadiah non-fisik seperti pujian, senyuman, dan pelukan.
6. Metode membantu anak untuk berbakti dan mengerjakan ketaatan
Metode ini bisa dilakukan dengan cara mendidik, mendisiplinkan, dan mengajarkan akhlak-akhlak terpuji. Bisa juga dengan mengarahkan dan menjelaskan konsekuensi.
7. Metode memberi hukuman
Metode ini dapat dilakukan seperti menegur dengan lemah lembut dan tegas. Jika harus memukul, maka hindari daerah vital seperti kepala, wajah, dada, dan perut.
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari