tirto.id - Kamis Putih adalah hari yang mengawali Trihari Suci atau tiga hari suci Paskah. Hari Kamis Putih ini sekaligus menjadi penutup rangkaian masa Prapaskah.
Tahun ini, Kamis Putih 2025, jatuh pada tanggal 17 April 2025. Kemudian satu hari setelah Kamis Putih akan dilanjutkan dengan Jumat Agung dan puncaknya pada Sabtu Suci.
Kamis Putih yang sering disebut sebagai Kamis Suci atau Maundy Thursday adalah momen peringatan yang bertujuan untuk mengenang peristiwa perjamuan terakhir Yesus bersama dua belas muridnya. Sesudah perjamuan terakhir tersebut, Yesus akhirnya ditangkap dan disalibkan di kayu salib.
Agar semakin jelas, berikut ini pengertian apa itu Kamis Putih dan Kamis Putih memperingati apa?
Pengertian Kamis Putih
Kamis Putih diperingati oleh Gereja Katolik sebagaiperistiwa perjamuan terakhir Yesus dengan keduabelas rasulnya. Sesudah perjamuan terakhir ini, Yesus akhirnya mengalami peristiwa sengsara di kayu salib, mati, hingga akhirnya bangkit pada hari ketiga.
Kamis Putih juga dikenal sebagai Maundy Thursday. Gereja Katolik menandai Kamis Putih padahari Kamis sebelum Minggu Paskah. Laman Christianity menulis, Kamis Putih adalah hari Kamis sebelum Paskah, yang diyakini sebagai hari ketika Yesus merayakan Paskah terakhirnya bersama murid-murid-Nya.
Peristiwa paling penting yang terus diingat oleh gereja adalah, pada hari Kamis Putih saat terjadi perjamuan Paskah itu, Yesus juga membasuh kaki murid-murid-Nya dengan kerendahan hati yang luar biasa. Pada momen itu pula, Yesus kemudian memerintahkan para murid dan pengikut-Nya untuk melakukan hal yang sama kepada satu sama lain.
Jika dirangkum, makna Kamis Putih bagi umat Katolik adalah hari yang khusyuk untuk merenung dan mempersiapkan diri menyambut Jumat Agung dan Minggu Paskah. Untuk mewujudkan perenungan itu, pada hari Kamis Putih sejumlah Gereja Katolik melakukan reka ulang Perjamuan Terakhir atau upacara pembasuhan kaki yang sudah diberikan teladannya langsung oleh Yesus Kristus sendiri.
Sejarah Kamis Putih
Sejarah Kamis Putih diawali dari abad pertama Masehi. Peristiwa ini berakar pada peristiwa Perjamuan Terakhir Yesus dengan murid-muridnya. Perjamuan Terakhir pada malam sebelum penyaliban Yesus itu adalah peristiwa dasar dari Kamis Putih.
Sejak masa-masa awal Kekristenan, umat Kristiani telah memperingati Perjamuan Terakhir. Seiring berjalannya waktu, tradisi-tradisi dan berbagai ritual khusus berkembang di sekitar Kamis Putih.
Kata maundy sendiri berasal dari kata Latin mandatum yang berarti perintah. Hal ini mencerminkan perkataan Yesus pada saat Perjamuan Terakhir. Perkataan Yesus itu adalah, “Aku memberikan perintah baru kepadamu,.” Hal ini merujuk pada panggilan-Nya untuk mengasihi dan melayani orang lain.
Salah satu tradisi yang dirayakan dalam Kamis Putih adalah upacara pembasuhan kaki. Tradisi ini mereka ulang tindakan Yesus membasuh kaki murid-muridnya sebagai bentuk kerendahan hati dan pelayanan. Upacara pembasuhan kaki ini sendiri dipraktikkan kembali oleh Gereja Katolik Roma dan beberapa denominasi Kristen lainnya.
Sementara itu, merujuk dari Britannica, pada awalnya Kamis Putih dirayakan oleh Gereja Kristen awal sebagai persekutuan umum yang berlangsung di antara para pemimpin gereja dan juga umat. Ketika itu, sempat dicatat bahwa pada saat misa khusus, Uskup menguduskan minyak suci.
Minyak suci itu kemudian dijadikan minyak urapan untuk membabtis umat beriman yang baru akan dibaptis pada malam Paskah. Lalu, baru tahun 1956, Kamis Putih dirayakan oleh gereja-gereja Katolik Roma dengan liturgi pagi. Sedangkan liturgi malam untuk memperingati penetapan Ekaristi dengan persekutuan umum.
Selanjutnya, ketika itu Gereja Katolik Roma juga melanjutkan dengan seremonial membasuh kaki 12 orang yang melambangkan murid-murid Yesus. Disamping itu, Gereja Ortodoks Timur juga mengadakan upacara cuci kaki dengan menambahkan upacara pemberkatan minyak.
Warna Liturgi Kamis Putih
Pada Hari Kamis Putih, Gereja Katolik sudah menetapkan warna liturgi yang spesifik. Warna liturgi ini akan dipakai oleh Imam dan seluruh petugas misa pada seluruh rangkaian misa Kamis Putih. Selain itu, seluruh dekorasi gereja juga bernuansa warna liturgi tersebut.
Pada saat Kamis Putih, Imam dan seluruh petugas misa akan mengenakan busana liturgi berwarna putih. Warna putih ini memberi kesan kegembiraan, terang, bersih dan penuh kedamaian. Selain itu, menurut tradisi Gereja Katolik, warna putih memiliki makna mendalam yang melambangkan kemurnian, kesucian, kekudusan, sukacita dan juga kemenangan.
Berbagai dekorasi di gereja juga tak terlepas dari warna liturgi putih tersebut. Pada Kamis Putih, gereja akan penuh dekorasi yang serba putih, mulai dari selubung salib Kristus, bunga, hingga segala hiasan yang ada di sekitarnya.
Warna-warna liturgi yang digunakan dalam peribadatan Gereja Katolik itu ternyata bukan sekadar untuk mempercantik gedung gereja atau menambah kemeriahan peribadatan. Namun, ada makna teologis di dalamnya guna membantu umat Katolik memahami dan menghayati iman mereka.
Penggunaan warna liturgi sendiri sudah digunakan sejak dahulu dalam perayaan Misa dan ibadat lainnya dalam Gereja Katolik. Warna-warna tersebut, sejatinya adalah simbol atau penanda berbagai peristiwa gerejawi.
Penggunaan warna-warna liturgi ini sudah digunakan pada era Paus Pius V tahun 1570 yang ditetapkan dalam Ordo Missae oleh Paus Paulus Vin pada tahun 1969.
Makna Peringatan Kamis Putih Bagi Umat Katolik
Jadi, apa sejatinya makna Kamis Putih bagi umat Katolik? Berikut ini sejumlah makna peringatan Kamis Putih bagi umat Katolik:
Teladan Kasih dan Kerendahan Hati
Makna Kamis Putih adalah teladan kasih dan kerendahan hati yang sudah dicontohkan oleh Yesus melalui peristiwa pembasuhan kaki para murid-Nya. Selain simbol kerendahan hati, pembasuhan kaki ini juga menjadi wujud pelayanan tanpa batas.Teladan ini ini menjadi ajakan bagi umat Katolik untuk saling melayani dengan kasih dan tidak mencari kehormatan diri.
Peringatan Perjamuan Terakhir
Makna Kamis Putih adalah momen peringatan Perjamuan Terakhir Yesus bersama para murid-Nya sebelum Yesus disalibkan. Dalam perjamuan ini, Yesus menetapkan Ekaristi dengan mengubah roti menjadi tubuh-Nya dan anggur menjadi darah-Nya.Ajakan untuk Berkorban dan Mengasihi
Makna Kamis Putih adalah ajakan untuk berkorban dan mengasihi. Melalui peringatan ini, umat Katolik diajak untuk merenungkan makna kasih, pengorbanan, dan pelayanan dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana Yesus telah memberikan diri-Nya sepenuhnya untuk keselamatan dunia.Institusi Sakramen Ekaristi dan Imamat
Makna Kamis Putih adalah sebagai peringatan akan institusi Imamat. Pada saat Perjamuan Terakhir, Yesus tidak hanya menetapkan Ekaristi, tetapi juga memberikan tugas kepada para murid untuk melanjutkan tindakan ini sebagai imam atau pemimpin umat.Awal dari Triduum Paskah
Makna Kamis Putih lainnya adalah menandai dimulainya Triduum Paskah, yaitu tiga hari suci menjelang Paskah, yaitu Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci.Liturgi Kamis Putih ini biasanya diakhiri dengan pemindahan Sakramen Mahakudus ke tempat penyimpanan khusus. Hal ini melambangkan Yesus yang memasuki Taman Getsemani untuk berdoa kepada Allah Bapa sebelum akhirnya ditangkap untuk disalibkan.
Kamis Putih adalah bagian dari Trihari Suci yang menjadi penutup masa Prapaskah. Pada hari Kamis Putih ini umat Katolik merayakan peristiwa perjamuan terakhir Yesus dengan kedua belas muridnya.
Selain itu, Kamis Putih ini juga menjadi momen pembasuhan kaki yang dilakukan Yesus kepada kedua belas rasulnya. Pembasuhan kaki yang menjadi wujud sikap mau melayani itu, diharapkan dapat menjadi contoh bagi umat Katolik agar selalu bersikap rendah hati dan mau melayani.
Editor: Lucia Dianawuri & Yulaika Ramadhani