tirto.id - Mencari pasangan secara online kini marak dilakukan banyak orang. Jika Anda salah satunya, jangan terburu luluh dengan perhatian orang lain di dunia maya karena bisa jadi itu hanyalah breadcrumbing.
Breadcrumbing adalah perilaku seseorang yang sengaja memberikan perhatian-perhatian kecil, tapi sebenarnya ia tidak berniat atau tidak berkomitmen untuk menjalin hubungan. Perhatian yang dimaksud bisa dalam bentuk mengirim pesan teks, menelepon, atau interaksi di media sosial.
Breadcrumber atau pelaku breadcrumbing cenderung hanya ingin mendapatkan perhatian dan ingin agar orang lain terus tertarik padanya. Jika si korban sudah merasa lelah dan mau menyerah, breadcrumber akan berusaha melakukan pendekatan dengan lebih hati-hati. Hal ini dilakukan agar korban tetap baper alias terbawa perasaan dan kembali meresponsnya.
Breadcrumbing termasuk perilaku manipulatif dan tergolong kekerasan emosional. Pasalnya korban breadcrumbing akan merasakan bingung atau bahkan tersakiti oleh hubungan yang tidak jelas kelanjutannya.
Lalu kenapa dinamakan breadcrumbing? Secara bahasa, breadcrumb berarti remah roti. Istilah ini sebenarnya berasal dari dongeng Hansel dan Gretel yang menjatuhkan remah roti di sepanjang jalan yang mereka lalui.
Breadcrumber sengaja menjatuhkan 'remah roti' dalam bentuk perhatian khusus. Orang yang menemukan 'remah roti' tersebut akan terus mengikuti jejaknya tanpa akhir.
Tanda-tanda breadcrumbing
Dilansir dari situs Insider,breadcrumbing dalam sebuah hubungan bisa terlihat lewat sikap si pelaku yang meliputi:
1. Sikap dan perkataan yang bertolak belakang
Breadcrumber biasanya memiliki sikap yang bertolak belakang dengan ucapan. Sayangnya, pihak korban sering tidak menyadari hal ini karena sudah masuk perangkap manipulasi pelaku.
Sebagai contoh, breadcrumber mungkin akan mengatakan bahwa ia tertarik menjalin hubungan dengan Anda. Tapi berbanding terbalik dengan ucapannya, breadcrumber tidak berupaya untuk menemui Anda dan tidak menunjukkan keseriusan.
2. Sikap maju mundur dan tidak konsisten
Ciri breadcrumber yang paling umum adalah tidak konsisten dalam komunikasi. Ada masanya ketika breadcrumber cukup responsif, tapi tiba-tiba bersikap sebaliknya dan seperti menghilang.
Breadcrumber seolah hanya senang melempar umpan dan memberikan kesan bahwa dia tertarik dengan Anda. Begitu Anda memakan umpannya dan terbawa perasaan, breadcrumber biasanya justru akan menghilang. Namun ketika Anda ingin pergi, dia akan kembali muncul demi mendapatkan perhatian Anda lagi.
3. Tidak berniat bertemu
Jika Anda mengalami breadcrumbing, berarti Anda terjebak dalam hubungan sebatas telepon atau pesan teks. Hal ini karena breadcrumber tidak pernah punya niatan untuk bertemu.
Seorang breadcrumber mungkin akan mencetuskan ide-ide kencan seperti makan malam atau menonton film. Tapi ketika Anda benar-benar mengajaknya, mereka menolak dengan berbagai alasan atau memberikan respons tak pasti seperti berkata "kapan-kapan saja, ya!"
4. Ingkar janji
Ketika Anda dan breadcrumber berhasil membuat janji untuk bertemu, jangan senang dulu, pasalnya breadcrumber pasti tidak akan pernah memenuhi janjinya. Mereka biasanya pandai membuat alasan yang kuat dan logis untuk membuat Anda teperdaya sekali lagi.
5. Menyembunyikan kehidupan pribadi
Breadcrumber tidak pernah terbuka soal kehidupan pribadinya. Ia mungkin akan mengungkap sedikit hal tentang dirinya, namun itu hanya taktik agar Anda merasa menjadi orang terdekatnya. Breadcrumber tidak mau terbuka karena dia memang tidak pernah serius dan tak mau terlalu dekat dengan korbannya.
6. Tidak tertarik mengenal pasangannya lebih jauh
Breadcrumber tidak pernah berniat menjalin komitmen sehingga ia pun tidak mau repot-repot untuk mengenal pasangannya lebih jauh. Breadcrumber mungkin bisa mengobrol tentang banyak hal, tapi dia tidak pernah bertanya soal diri Anda dan tidak tertarik untuk mengetahuinya.
Jika berhubungan dengan orang semacam ini, Anda akan merasa bahwa hanya Andalah yang mengejar dan berusaha membuat hubungan tetap berjalan baik. Sebaliknya, breadcrumber tidak pernah peduli karena mereka memang tidak berniat menjalin hubungan yang serius.
Apa penyebab perilaku breadcrumbing?
Ada banyak faktor yang mungkin bisa menyebabkan seseorang melakukan breadcrumbing, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Rendah diri
Mengutip dari Very Well Mind, pelaku biasanya adalah orang yang rendah diri dan melakukan breadcrumbing bisa membuat perasaannya jadi lebih baik. Dia sengaja menjalin hubungan semu dengan orang lain karena hal itu membuatnya merasa dihargai dan diinginkan. Ketika breadcrumber tahu ada orang lain yang menyukai dirinya, hal itu juga bisa meningkatkan rasa kepercayaan diri.
2. Ketidakdewasaan
Breadcrumbing muncul karena pribadi yang kurang dewasa. Orang seperti ini takut berkomitmen dengan satu orang dan lebih suka menikmati sensasi dikejar-kejar oleh orang yang menyukainya.
3. Narsistik
Breadcrumbing biasanya dilakukan oleh orang yang narsistik. Breadcrumber haus akan perhatian dan ingin orang lain menyukainya. Akan tetapi, ia tak mau membalasnya dengan perasaan yang sama, bahkan tidak peduli apabila perilakunya tersebut menyakiti orang lain.
Breadcrumber juga manipulatif layaknya orang narsistik. Ia akan melakukan apapun dan memanfaatkan orang lain demi kepentingan dirinya sendiri.
4. Kesepian
Menurut situs Healthline, breadcrumber bisa jadi adalah orang yang kesepian dan tidak memiliki hubungan sosial yang sehat, baik itu pertemanan maupun asmara. Dengan melakukan breadcrumbing, seseorang merasa diperhatikan dan punya teman untuk diajak bicara.
5. Ingin punya cadangan
Breadcrumbing juga bisa jadi taktik agar si pelaku memiliki orang yang bisa dijadikan 'cadangan'. Sebagai contoh, si pelaku memiliki hubungan serius dengan kekasihnya, tapi ia juga melakukan breadcrumbing dengan orang lain. Korban breadcrumbing ini pun dianggap sebagai cadangan untuk dijadikan kekasih sungguhan apabila hubungan seriusnya tidak berhasil.
6. Gagal move on
Breadcrumbing juga bisa dilakukan oleh seseorang yang belum bisa move on dari mantan kekasihnya. Ia mungkin akan mengirimkan pesan teks dan melakukan interaksi media sosial seperti memberikan komentar atau like di postingan sang mantan.
Dari perspektif si pelaku, ia melakukan breadcrumbing karena memang belum siap berpisah atau sekadar ingin menjalin pertemanan. Tapi bisa jadi breadcrumber sengaja melakukan hal tersebut agar sang mantan juga susah move on darinya.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari