Menuju konten utama

Antivirus Buatan Rusia Menebar Teror Kecurigaan

Antivirus buatan Kaspersky, Rusia dicurigai oleh Inggris dan AS. Kenyataannya antivirus yang ada di pasar banyak dibuat atau terkait negara-negara pecahan Soviet.

Antivirus Buatan Rusia Menebar Teror Kecurigaan
Seorang karyawan bekerja di perusahaan antivirus Lab Kaspersky di Moskow 29 Juli 2013. REUTERS / Sergei Karpukhin

tirto.id - Awal Desember lalu, National Cyber Security Centre (NCSC)—agen keamanan siber Pemerintah Inggris—mengeluarkan peringatan penggunaan antivirus bikinan perusahaan-perusahaan Rusia, terutama Kaspersky Labs. Dalam laporan BBC, NCSC menganggap antivirus Rusia lebih baik tidak digunakan pada komputer yang menyimpan informasi-informasi penting pemerintahan. Ada kecurigaan bahwa pemerintah Rusia bisa mengintip data-data yang dikumpulkan antivirus.

Suatu antivirus, bekerja dengan memanfaatkan akses administrasi mendalam pada suatu komputer yang disematkan program ini. Akses mendalam ini terkait dengan cara kerja antivirus yang perlu menjangkau keseluruhan komputer untuk melakukan pemindaian terkait dengan kode-kode berbahaya yang mungkin bersembunyi dalam sistem. Dalam kerja antivirus, memungkinkan mampu mengirim data-data milik penggunanya ke kantor pusat/riset mereka.

Ini sebagai upaya lanjutan antivirus melakukan analisis terhadap kode jahat yang ditemukan. Selain itu, antivirus yang terpasang pun memiliki kemampuan menerima rentetan paket data yang dikirim langsung dari kantor pusat/riset antivirus. Umumnya, hal ini terkait dengan pembaruan berkala sebuah antivirus.

Cara kerja inilah, yang sebetulnya umum dilakukan suatu antivirus di manapun. Namun, NCSC khawatir pola ini dimanfaatkan Pemerintah Rusia untuk memata-matai sekaligus mencuri data-data penting, terutama bagi mereka para agen atau pejabat Pemerintah Inggris. NCSC mengungkapkan bahwa peringatan ini tidak ditujukan pada khalayak umum.

“Atas relatif kecilnya sistem (yang memasang Kaspersky), kami tidak akan memaksa peringatan ini sekarang diarahkan ke sektor publik yang lebih luas, terutama perusahaan atau individu,” ucap Ian Levy, Direktur Teknik NCSC pada BBC.

Namun, meskipun peringatan tersebut lebih menyasar sektor pemerintahan Inggris, Barclays, salah satu bank besar di Inggris melakukan langkah antisipasi. Mengutip Financial Times, bank tersebut kini telah menghentikan penawaran aplikasi Kaspersky kepada para nasabahnya.

Semenjak 2008 lalu, Barclays memang merekomendasikan nasabahnya untuk memasang Kaspersky di komputer-komputer mereka. Tentu saja dengan penawaran biaya berlangganan tertentu. Hingga kini, aplikasi antivirus Kaspersky yang ditawarkan Barclays telah berjumlah 250 ribu unduhan. Barclays buru-buru mengirimkan email peringatan pada para nasabah yang telah mengambil penawaran mereka.

Sayangnya, peringatan yang dilemparkan NCSC itu terlihat hanya sebagai upaya pencegahan tanpa menghadirkan bukti-bukti yang kongkret. Peringatan yang dikeluarkan NCSC terjadi setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May mengeluarkan peringatan atas ancaman wilayah siber Inggris dari Rusia.

Eugene Kaspersky, pendiri sekaligus Chief Executive Kaspersky, membantah kecurigaan NSCS tersebut. “Kami tidak melakukan kesalahan apapun. Kami tidak akan pernah melakukan itu (bekerjasama dengan Pemerintah Rusia). Itu tidak mungkin,” ucapnya.

Ketegangan antara perusahaan antivirus buatan Rusia, Kaspersky dengan pemerintah bukan kali ini saja terjadi. Amerika Serikat bahkan telah secara resmi memblokir penggunaan aplikasi keamanan milik Kaspersky pada 13 September lalu. Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, melarang penggunaan aplikasi-aplikasi bikinan Kaspersky oleh berbagai agensi federal AS.

"Departemen Keamanan Dalam Negeri prihatin dengan hubungan antara pejabat Kaspersky dan intelijen Rusia dan badan pemerintah lainnya, dan persyaratan berdasarkan undang-undang Rusia yang memungkinkan badan intelijen Rusia meminta bantuan pada Kaspersky," ungkap departemen yang mengurus keamanan halaman dalam AS itu pada The Guardian.

Pemicu ketegangan ini berawal dari kasus bocornya senjata siber milik NSA, yang disimpan salah seorang kontraktornya, pada Kaspersky Lab. AS curiga bahwa aksi itu merupakan buah tangan pemerintah Rusia yang menggandeng Kaspersky.

Dalam sebuah investigasi yang dilakukan Kaspersky, mereka mengatakan bahwa kontraktor NSA yang menyimpan senjata siber milik NSA itu memang menggunakan salah satu produk mereka. Namun, sang kontraktor diketahui mematikan sejenak aplikasi Kaspersky yang ada di komputernya guna memasang Microsoft Word bajakan.

Sayangnya, Word bajakan itu telah disusupi kode jahat dan membuka celah keamanan pada komputer. Ketika aplikasi keamanan Kaspersky diaktifkan kembali, sebagaimana layaknya antivirus, ia langsung bekerja mengamankan komputer yang telah disusupi aplikasi jahat.

Sayangnya, di komputer itu pula ditemukan senjata milik NSA. Sistem Kaspersky kemudian memandai senjata itu sebagai malware. Akibat karakter malware tersebut belum diketahui oleh Kaspersky, sistem Kaspersky kemudian mengirimnya pada kantor pusat/riset Kaspersky. Suatu hal yang sebetulnya umum dilakukan.

Kaspersky Lab merupakan perusahaan antivirus buatan Eugene Kaspersky, sosok yang kini memiliki kekayaan $1,27 miliar. Eugene Kaspersky merupakan lulusan Institute of Cryptography, Telecommunications and Computer Science (FSB Academy). FSB Academy memperoleh dukungan finansial dari KGB, agen mata-mata Rusia.

Kaspersky memang dikenal dekat dengan pemerintah Rusia. Perusahaannya, bahkan memberikan pelatihan khusus bagi agen-agen mata-mata Rusia. Beberapa kali, agen Rusia bahkan memberikan imbal balik bagi Kaspersky, terutama kala anaknya diculik penjahat.

Kaspersky mulai masuk ke dunia antivirus selepas komputer miliknya pada 1989, terkena virus bernama Cascade. Dengan kemampuan yang ia miliki, Kaspersky berusaha membersihkan komputernya. Setelah itu, ia memiliki minat yang besar pada dunia antivirus.

Kaspersky Lab, bukan perusahaan sembarangan di bidang keamanan siber. Para peneliti dan programmer antivirus di dalamnya merupakan orang-orang istimewa di bidang keamanan siber. Tim peneliti Kaspersky Lab sukses mengidentifikasi Stuxnet, Flame, serta Duqu, malware ciptaan AS yang sengaja dibuat untuk menghancurkan program nuklir Iran.

Infografik Anti Virus

Buntut dari ketegangan yang terjadi antara Kaspersky Lab dengan pemerintah AS termasuk baru-baru ini dengan Inggris, membuat perusahaan ini terus mencoba membuktikan diri bahwa mereka tak ada urusan dengan Pemerintah Rusia. “Jika pemerintah Rusia datang padaku dan meminta saya melakukan sesuatu yang salah, saya akan memindahkan bisnis saya (Kaspersky Lab) dari Rusia,” tegas Eugene Kaspersky.

Kaspersky mengatakan bahwa tekanan pemerintah luar pada perusahaannya merupakan suatu pertunjukan “serangan yang dirancang dan dipertontonkan” untuk menghancurkan reputasi dirinya.

Di luar keputusan pemerintah AS maupun Inggris untuk mencoba menghindarkan agen-agen mereka menggunakan antivirus buatan Rusia, merujuk data yang dipaparkan Statista, dunia antivirus didominasi oleh perusahaan-perusahaan asal Eropa Timur serta pecahan Uni Soviet. Dari 10 perusahaan pembuat antivirus dan antimalware paling laku per Agustus lalu, perusahaan dari AS hanya ada tiga perusahaan.

Uniknya, dua dari tiga perusahaan asal AS itu, terkait dengan Eropa Timur maupun pecahan Uni Soviet. Malwarebyte, perusahaan pembuatan aplikasi keamanan dari AS, didirikan oleh seseorang yang berasal dari Polandia bernama Marcin Kleczynski. Sementara McAfee, yang kini dimiliki Intel, didirikan oleh sosok bernama John McAfee yang sering dikait-kaitkan dengan otoritas Rusia.

Baca juga:

Sebagai perusahaan pembuat antivirus dan antimalware, Avast duduk di urutan pertama dengan 19,11 persen pangsa pasar. Avast merupakan perusahaan yang berasal dari Republik Ceko. Di urutan dua ada ESET dengan 14,49 persen pangsa pasar. ESET merupakan pembuat antivirus asal Slovakia.

Sementara itu, Kaspersky yang menjadi langganan serangan pemerintah AS dan Inggris, duduk di posisi ke sepuluh sebagai pembuat antivirus dan antimalware paling laku dengan 4,5 persen pangsa pasar di dunia.

Perusahaan asal Eropa Timur maupun pecahan Uni Sovyet lain yang merasuk di sepuluh besar lainnya adalah BitDefender dengan 4,53 persen pangsa pasar. BitDefender merupakan perusahaan yang berasal dari Rumania.

Tekanan yang diberikan AS maupun Inggris pada Kaspersky Lab, sebagai pembuat antivirus Rusia tentu secara tak langsung menyasar perusahaan-perusahaan lain yang diketahui bermarkas besar di Eropa Timur maupun pecahan Uni Soviet. Dalam dunia siber, apapun bisa terjadi termasuk di dalamnya terselip kepentingan intelijen dan juga soal kecurigaan yang muncul karena persoalan keamanan sebuah negara, kini Rusia yang sedang jadi bidikan.

Baca juga artikel terkait MALWARE atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra