Menuju konten utama

Alasan Pramono Pilih Manggarai Salawatan Cegah Anak Muda Tawuran

Pramono Anung, menjelaskan alasan di balik pemilihan kegiatan “Manggarai Bersalawat” untuk mencegah aksi tawuran di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan.

Alasan Pramono Pilih Manggarai Salawatan Cegah Anak Muda Tawuran
Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ), Pramono Anung, memberikan keterangan kepada para awak media di Balai Kota Jakarta, Senin (5/5/2025). tirto.id/ Naufal Majid.

tirto.id - Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ), Pramono Anung, menjelaskan alasan di balik pemilihan kegiatan “Manggarai Bersalawat” untuk mencegah aksi tawuran di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan.

Menurut Pramono, energi para pemuda harus dialihkan ke kegiatan-kegiatan positif, seperti olahraga, bekerja, sampai dengan kegiatan keagamaan.

“Jadi, untuk menangani persoalan tawuran, maka energi orang yang mau tawuran itu harus disalurkan. Apakah dengan olahraga, dengan bekerja, dengan beraktivitas, dengan berimprovisasi, juga dengan kemudian lebih mendekatkan diri kepada [kegiatan] keagamaan,” kata Pramono, saat ditemui di kawasan Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025).

Pramono mengaku dihadapkan dengan banyaknya pilihan dalam menyelesaikan persoalan tawuran di Jakarta. Dari banyaknya pilihan tersebut, dia lebih memilih untuk menggelar acara keagamaan yang dianggap lebih humanis.

“Jadi, pilihannya banyak banget. Maka kenapa yang seperti itu kemudian saya bangun di Jakarta, karena saya meyakini pendekatan yang lebih humanis,” tutur Pramono.

Pramono mencontohkan, salah satu bentuk nyata dari pendekatan humanis yang dipilih dalam memimpin Jakarta, dengan cara tidak melakukan penggusuran, melainkan pemberdayaan.

“Seperti tadi, tidak menggusur, tetapi lebih memperdayakan. Itu merupakan bagian bagaimana menyelesaikan persoalan di Jakarta yang begitu kompleksnya ini,” kata Pramono.

Meski begitu, atas keputusannya untuk menggelar kegiatan “Manggarai Berselawat” itu, Pramono menyadari dirinya langsung menjadi buah bibir di masyarakat.

“Jadi, saya gara-gara bicara “Manggarai Berselawat”, ributlah seluruh orang se-Indonesia. Enggak apa-apa,” ucap Pramono.

Sebelumnya, Pramono berencana membuat kegiatan “Manggarai Bersalawat” sebagai salah satu upaya menyelesaikan tawuran yang kerap terjadi di daerah itu.

“Banyak yang belum punya pekerjaan tetap. Lalu, sarana olahraga dan fasilitas lainnya juga kurang termanfaatkan. Sehingga saya akan mengagas apa yang dinamakan 'Manggarai Bersalawat',” kata Pramono, mengutip Antara, Rabu (14/5/2025).

Pramono mengatakan dirinya akan mengundang kelompok-kelompok yang bertikai untuk duduk bersama membahas program tersebut. Dia ingin pendekatan yang digunakan dalam program ini bersifat kultural dan keagamaan.

Sementara itu, Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Cyril Raoul Hakim atau yang akrab disapa Chico Hakim, menyebut Pemprov Jakarta tidak akan meniru Pemprov Jawa Barat yang mengirim anak-anak nakal ke barak militer.

Chico menyebut, Pramono lebih menghendaki kegiaaan pembinaan anak-anak nakal tersebut dilakukan di perpustakaan dan juga taman. Penambahan jam operasional sejumlah perpustakaan dan taman di Jakarta nantinya juga diharapkan dapat menjadi ruang berkreasi anak-anak di Jakarta, agar kegiatan mereka dapat diarahkan menjadi lebih positif.

"Enggak ada [kebijakan mengirim anak ke barak militer]. Jakarta mempunyai kebijakan tersendiri terkait dengan menertibkan warga, mendidik anak-anaknya dan membina warganya," kata Chico kepada para wartawan di Jakarta, Senin (12/5/2025) lalu.

Baca juga artikel terkait PRAMONO ANUNG atau tulisan lainnya dari Naufal Majid

tirto.id - Flash News
Reporter: Naufal Majid
Penulis: Naufal Majid
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama