Menuju konten utama

Alasan Politis TPNPB Sandera Pilot Susi Air

">"TPNPB-OPM sebut alasan pihaknya menyandera pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philips Max Marthin, adalah politis." 

Alasan Politis TPNPB Sandera Pilot Susi Air
Personel TNI/Polri berada di dekat helikopter yang mendarat di Distrik Kenyam, Kabupaten Ndunga, Papua Pegunungan, Rabu (8/2/2023). ANTARA FOTO/HO/Humas Pendam Cenderawasih/wpa/tom.

tirto.id - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka Sebby Sambom menyatakan alasan pihaknya menyandera pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philips Max Marthin, adalah politis.

"TPNPB bakar pesawat saja. Lalu bawa pilot sebagai sandera sebagai jaminan, kami harus bicara dengan pemerintah Selandia Baru dan Jakarta, (dengan) Presiden Joko Widodo. Begitu jelas tujuan politiknya," terang Sebby, kepada Tirto, Kamis, (9/2/2023).

Bahkan dia menilai "penyelamatan" sandera yang dilakukan oleh aparat keamanan Indonesia agar dianggap hebat dan naik pangkat. "Itu bukan rahasia baru, itu basi. Yang jelas tidak ada sandera terhadap 15 pekerja dan 5 penumpang,” tambahnya.

Sebby menegaskan pihaknya tidak mau melepaskan si pilot, kecuali pemerintah melepaskan Papua dari Indonesia, meminta agar penerbangan masuk ke Kabupaten Nduga mulai sekarang disetop, dan menolak segala macam pembangunan di Nduga.

Alasan lain penyekapan ialah tujuan politik. Mereka menyasar Indonesia dan berharap dunia internasional memahami tujuannya: pelepasan daerah cum pertanggungjawaban.

“Selandia Baru, Amerika, Uni Eropa, Inggris, Australia, mereka mendukung Indonesia jual senjata kepada tentara dan polisi Indonesia untuk bunuh orang asli Papua selama 61 tahun. Maka mereka harus bertanggung jawab, kami harus duduk bicara. Berunding," tutur Sebby.

Philips adalah pilot Susi Air jenis Pilatus Porter PC 6/PK-BVY yang hilang kontak di Bandara Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, pukul 06.17 WIT, Selasa, 7 Februari 2023. Bahkan pesawat itu dibakar oleh kelompok pro kemerdekaan Papua.

Philips berangkat dari Bandara Mozes Kilangin, Kabupaten Mimika, membawa lima penumpang, yakni Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W. Pesawat tersebut seharusnya kembali menuju Bandara Mozes Kilangin pada pukul 07.45. Hingga pukul 09.15, pesawat itu tak kembali.

Informasi awal yang beredar, 15 pekerja proyek puskesmas di Kabupaten Nduga, 5 penumpang, dan Philips disandera oleh TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya. Satgas Damai Cartenz pun dikerahkan untuk mencari mereka. Hasilnya, pada 8 Februari 2023, aparat gabungan dari TNI-Polri mengevakuasi 20 orang tersebut menggunakan helikopter.

“5 penumpang pesawat Susi Air dan 15 pekerja bangunan puskesmas di Nduga saat ini dalam kondisi sehat usai dievakuasi,” kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady.

Baca juga artikel terkait POLHUKAM atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - News
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Reja Hidayat