tirto.id - Konflik Israel dan Hamas belum reda setelah gencatan senjata diberlakukan mulai 10 Oktober 2025. Jalur Gaza kembali memanas dan menimbulkan korban dari kedua pihak pada eskalasi konflik sehari, Minggu (19/10/2025).
Menurut versi Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Hamas meluncurkan rudal anti-tank dan menembaki mereka yang melakukan pembongkaran infrastruktur di Rafah, Jalur Gaza. IDF menuduh Hamas telah melakukan pelanggaran gencatan senjata.
Aksi Israel dilakukan dengan melancarkan serangan udara berdalih menyerbu puluhan target teror Hamas di seluruh Jalur Gaza. Israel juga menangguhkan bantuan kemanusiaan pada daerah kantong di pantai.
"Sasaran yang diserang meliputi, fasilitas penyimpanan senjata, infrastruktur yang digunakan untuk aktivitas teroris, pos penembakan, sel teroris, dan lokasi infrastruktur teroris tambahan," tulis IDF dalam pernyataannya dikutip BBC.
Hamas membantah tuduhan IDF. Pihaknya menyatakan tidak mengetahui adanya bentrokan pada daerah yang dikuasai Israel.
"Kontak dengan kelompok kami yang tersisa di sana telah terputus sejak dimulainya kembali perang pada bulan Maret tahun ini," tulis pernyataan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.
Hamas juga mengatakan tetap berkomitmen pada gencatan senjata. Pihaknya menuduh balik bahwa Israel yang justru melakukan pelanggaran gencatan senjata serius dan berulang.
Pihak otoritas kesehatan Gaza menyatakan sedikitnya 44 warga Palestina meninggal. Para korban di antaranya adalah enam pejuang Hamas dan salah satunya komandan lapangan senior.
Sementara kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut korban tewas dari Israel sebanyak dua orang yakni Mayor Yaniv Kola dan Sersan Itay Yavetz. Netanyahu yang menginstruksikan serangan dengan dalih menindak target teroris di Jalur Gaza usai bertemu pejabat tinggi pertahanan.
Israel Terapkan Gencatan Senjata Usai Menyerang
Serangan udara Israel ke Jalur Gaza berakhir malam hari. Setelah pukul 21.00 waktu setempat, IDF mengumumkan mulai kembali menerapkan gencatan senjata.
IDF mengaku akan menegakkan kembali perjanjian yang telah dibuat dengan Hamas. Namun, pengumuman ini tidak turut menyampaikan secara langsung mengenai pembatalan penangguhan bantuan yang masuk ke Gaza.
Kendati demikian, serangan udara satu hari oleh Israel telah menimbulkan kekhawatiran terhadap jalannya perdamaian. Penduduk yang tinggal di selatan Rumah Sakit Eropa sekitar Rafah mendengar suara tembakan artileri dan guncangan ledakan.
Penduduk juga melaporkan sedikitnya ada 12 serangan di udara di Khan Younis timur. Serangan ini menimbulkan kepulan asap di atas kota. Para warga di pengungsian kembali dilanda kepanikan dan ketakutan.
Dua serangan udara yang menghantam kafe tepi pantai di Al-Zawaida menyebabkan 9 orang meninggal. Sebuah bangunan di Nuseirat turut hancur. Di langit tampak bola api besar sebelum menghantam kedua tempat tersebut.
Serangan udara juga merusak sekolah yang digunakan untuk berlindung para keluarga pengungsi di Nuseirat. Empat jenazah dibawa ke Rumah Sakit Al-Awda akibat serangan ini. Dokter setempat mengatakan para korban di antaranya wanita dan anak-anak.
Temukan bacaan lainnya tentang konflik Israel-Palestina pada tautan berikut:
Editor: Iswara N Raditya
Masuk tirto.id


































