Menuju konten utama

Ahok Masih Jadi Magnet, Sandiaga Merangkak Naik

Indonesia Indicator (I2), perusahaan bidang intelijen media, analisis data, dan kajian strategis dengan menggunakan perangkat lunak AI (Artificial Intelligence) mencatat, Ahok masih unggul dibandingkan kandidat-kandidat lain.

Ahok Masih Jadi Magnet, Sandiaga Merangkak Naik
Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang diusung PDI Perjuangan, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat menandatangani kontrak politik di Kantor DPP PDI Perjuangan Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (20/9). Dalam kesempatan tersebut DPP PDI Perjuangan juga mengumumkan beberapa pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur serta bupati dari berbagai daerah yang akan bertarung dalam Pilkada Serentak 2017. TIRTO/Andrey Gromico.

tirto.id - Popularitas Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai calon petahana gubernur DKI Jakarta masih belum tertandingi. Menurut Indonesia Indicator (I2), perusahaan bidang intelijen media, analisis data, dan kajian strategis dengan menggunakan perangkat lunak AI (Artificial Intelligence) mencatat, Ahok masih unggul dibandingkan kandidat-kandidat lain.

Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang di Jakarta, Rabu (22/9/2016) mengungkapkan, Ahok masih menjadi magnet terbesar di media darling (online), baik yang pro maupun yang kontra dengan rata-rata 8.000 pemberitaan setiap bulannya.

"Sentimen negatif yang dimunculkan sepanjang sebulan terakhir mencapai 21 persen. Situasi sentimen negatif itu, sudah menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 26 persen," ujar Rustika seperti dikuti kantor berita Antara.

Meskipun dari sisi tren popularitas dalam pantauan intelijen media, Ahok terlihat menurun, namun posisinya sebagai calon gubernur masih kuat, yakni 52 persen dalam sebulan.

Sejauh ini, kata Rustika, belum terlihat penantang yang cukup kuat. Sandiaga Uno yang digadang-gadang Partai Gerindra hingga saat ini mencapai 21 persen. Posisi Sandiaga terus merangkak naik, meski belum menyamai Ahok. Sementara itu, nama yang lain seperti Yusril Ihza Mahendra 10 persen, Tri Rismaharini 13,72 persen.

Popularitas Ahok juga terlihat di media sosial. Rustika mengungkapkan, pada 1-20 September 2016, ada sebanyak 371.674 tweet dari 120 ribu akun tentang sosok Ahok di media sosial.

"Sebanyak 24.338 tweet menunjukkan emosi Trust terhadap sosok Ahok. Makna dari emosi ini adalah kepercayaan netizen terhadap kemampuan Ahok diiringi harapan, serta kegembiraan netizen agar Ahok kembali maju di Pilkada 2017," ujar Rustika.

Menurut Rustika, di media sosial Twitter sosok Ahok direspons positif yang dibuktikan dengan dominasi emosi Trust, Anticipation, Disgust, Joy dan Surprise.

"Anticipation di sini diartikan bahwa netizen tengah memantau perkembangan terhadap pencalonan Ahok. Netizen terlihat lebih hati-hati dalam menanggapi. Mereka mendukung Ahok, sekaligus ekspresi kegembiraan juga muncul," tuturnya.

Sedangkan, emosi amarah terhadap sosok Ahok mencapai 6.154 tweet, sementara emosi sedih dan takut ditemukan kecil. Dari sisi demografi, Ahok direspons oleh masyarakat muda di bawah 35 tahun sebanyak 44 persen, yang 67 persennya pria.

Sementara itu, media sosial pada Sandiaga Uno relatif kecil pada emosi amarah. Sebanyak 22.500 ribu tweet dari 14.026 akun yang ditujukan pada Sandiaga Uno didominasi oleh emosi trust dukungan untuk maju sebagai cagub, dan anticipation (kehati-hatian). Hashtag terbesarnya #CagubAndalanGue.

Masuknya nama Anies Baswedan dalam kancah pilkada DKI yang baru saja dimunculkan menjelang pengumuman cagub dari PDI Perjuangan mendapatkan respons positif di publik. Apabila Sandiaga dan Anies Baswedan muncul maka publik akan kembali menemukan penantang kuat bagi Ahok.

Saat ini, sudah ada dua bakal calon yang sudah pasti maju dalam Pilkada DKI mendatang. Salah satunya adalah pasangan Sandiaga Uno-Mardani yang diusung Partai Gerindra dan PKS, dan pasangan Ahok-Djarot yang didukung PDIP, Golkar, Nasdem, dan Partai Hanura.

Baca juga artikel terkait SURVEI PILGUB DKI JAKARTA atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Politik
Reporter: Abdul Aziz
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz