tirto.id - Baru-baru ini, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tersandung kontroversi karena dipandang membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing, Rabu (23/2/2022). Dalam Islam, seruan azan merupakan panggilan suci dan tidak bisa dianggap main-main. Selain itu, ada adab-adab tertentu yang mesti dilakukan ketika mendengar suara azan dan bacaan doa menjawab seruannya.
Secara umum, lafal azan merupakan seruan yang diajarkan melalui wahyu; ia disampaikan dalam bentuk mimpi kepada Abdullah bin Zaid.
Selanjutnya, hal itu dibenarkan oleh Rasulullah SAW dan tertera dalam Al-Quran surah At-Taubah ayat 3:
Artinya: "Dan ini adzan adalah seruan dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia," (QS. At-Taubah [9]: 3).
Seruan mulia ini di mata orang-orang Islam merupakan panggilan suci untuk menghadap Allah SWT. Namun, di mata orang-orang kafir, ia kerap menjadi ejekan dan olok-olok semata.
"Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (melaksanakan) salat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka orang-orang yang tidak mengerti," (QS. Al-Maidah: 58)
Ketika mendengar seruan azan, ada adab-adab tertentu yang harus dilakukan sebagai berikut:
Pertama, ketika mendengar azan, kita dianjurkan untuk menghentikan aktivitas dan berhenti berbicara.
Seorang muslim diharapkan untuk menghormati seruan azan tersebut dan tidak menyelanya dengan pembicaraan lain.
Kedua, menjawab seruan azan dan membaca doa usai azan dikumandangkan.
Ketiga, ketika mendengar suara azan, dianjurkan segera berangkat ke masjid dan mendirikan salat berjamaah.
Bacaan Doa Ketika Mendengar Azan
Ketika mendengar suara azan, seorang muslim dianjurkan untuk meniru lafal azan tersebut, kecuali pada bagian tertentu yang mesti diganti dengan lafal lainnya.
Hal itu tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:
“Apabila kalian mendengar muazin, jawablah azannya. Kemudian bacalah shalawat untukku. Karena orang yang membaca shalawat untukku sekali maka Allah akan memberikannya shalawat untuknya 10 kali,” (H.R. Muslim).
Selanjutnya, rincian doa yang dapat dilafalkan ketika mendengar seruan azan adalah sebagai berikut:
1. Ketika mendengar muazin mengumandangkan azan, tirukan bacaan-bacaan yang diucapkan muazin sama persis segera setelah azan dimulai dari اللّهُ أَکْبَرُ، اللّهُ أَکْبَرُ (Allahu akbar, allahu akbar), lalu أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ ,أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ (Asyhadu alla ilaha illallah) hingga أَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللّهِ (Asyhadu anna muhammadarrasulullah), masing-masing diucapkan sebanyak dua kali.
2. Ketika muazin selesai mengumandangkan: حَیَّ عَلَی الصَّلاةِ dan حَیَّ عَلی الفَلٰاحِ (Hayya 'alasshalaah dan hayya'alasshalah), ucapkanlah: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ (Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi), setelah masing-masing bacaan itu.
3. Pada adzan subuh, muazin menambahkan kedua bacaan di atas (poin kedua) dengan bacaan: اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ (Ash-shalatu khairun minan naum), ucapkanlah صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ (Shadaqta wa bararta), (Engkau benar dan engkau telah berbuat kebajikan), setelah bacaan tersebut.
4. Tirukan persis sama bacaan-bacaan yang diucapkan muazin segera setelah ia selesai mengumandangkan dari اللّهُ أَکْبَرُ، اللّهُ أَکْبَرُ dan لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ (Allahu akbar, allahu akbar).
5. Terakhir, setelah adzan selesai dikumandangkan, ucapkanlah shalawat untuk Rasulullah SAW, yang berbunyi: اللهم صل على سيدنا محمد (Allahumma shalli ‘ala sayyidana Muhammad) (Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada junjungan kami Muhammad).
Bacaan Doa Setelah Azan Dikumandangkan
Selepas azan, dianjurkan untuk membaca doa sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةْ وَالصَّلاةِ القَائِمَةْ آتِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدَنِ اْلوَسِيْلَةَ وَاْلفَضِيْلَةْ وَابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُوْدًا اَّلذِيْ وَعَدْتَهْ
Bacaan latinnya: "Allâhumma rabba hâdzihid da'watit tâmmah, washshalâtil qâ-imah, âti sayyidana muhammadanil washîlata wal fadhîlah, wab'atshu maqâmam mahmûdanil ladzî wa'adtah.”
Artinya: “Wahai Tuhanku, yang memiliki seruan sempurna ini serta shalat yang segera akan dilaksanakan, berilah kepada Junjungan kami Nabi Muhammad kedudukan sebagai wasilah serta kemuliaan dan bangkitkanlah ia dalam kedudukan yang terpuji sebagaimana telah Engkau janjikan.”
Editor: Addi M Idhom