tirto.id - Sebuah video viral di sosial media menampilkan kerumunan orang di dalam Bandara dan di landasan pacu Bandara Makhachkala Uytash (MCX) wilayah Dagestan, Rusia pada Minggu, 29 Oktober 2023.
Kerumunan orang yang berjumlah ratusan itu tampak mengibarkan bendera Palestina dan memaksa masuk melalui pintu-pintu yang tertutup di terminal internasional.
Banyak di antara mereka yang meneriakkan slogan-slogan antisemit, sementara yang lain meneriakkan "Allahu Akbar" - Tuhan Maha Besar.
BBC melaporkan, orang-orang itu marah dan mencari warga Israel yang baru saja mendarat dari Bandara Tel Aviv.
Video yang diposting di media sosial menunjukkan kerumunan massa yang mengamuk di terminal, bertanya kepada staf di mana "orang Yahudi" berada.
CNN mewartakan, kerumunan orang itu juga membawa tanda-tanda antisemit yang mencakup slogan-slogan seperti “Kami menentang pengungsi Yahudi”, dan “tidak ada tempat untuk pembunuh anak di Dagestan”.
Penerbangan Red Wing Airlines dari Tel Aviv tiba pada Minggu pukul 19.17 waktu setempat, menurut Flight Aware, dan dengan cepat dikepung oleh para pengunjuk rasa saat mendarat.
Dalam video, seorang pilot menggunakan pengeras suara pesawatnya untuk mengatakan: "Tidak aman untuk membuka pintu" karena "para pengunjuk rasa berada di bawah pesawat kita."
Bentrokan pun tidak bisa dielakkan, menyebabkan sedikitnya 10 orang terluka, termasuk dua orang dalam kondisi kritis, menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Dagestan pada Minggu malam.
AP News melaporkan, berdasarkan informasi dari pihak kepolisian lebih dari 80 orang ditahan dalam kerusuhan tersebut. Komite Investigasi Rusia telah membuka penyelidikan kriminal atas tuduhan mengorganisir kerusuhan massal.
Bandara ditutup sementara dan penerbangan dialihkan, menurut sebuah pernyataan dari Badan Transportasi Udara Federal Rusia, yang mengatakan bahwa "orang tak dikenal" masuk ke fasilitas tersebut.
Bandara Makhachkala sudah kembali beroperasi dengan normal pada hari Senin pukul 14.00 waktu setempat.
Penyebab Terjadinya Pengepungan di Bandara Dagestan
Menurut media pemerintah Rusia, TASS, "mereka yang berkumpul menentang konflik Palestina-Israel."
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menerima informasi terbaru mengenai situasi di Dagestan dari berbagai badan keamanan dan otoritas setempat, dan telah menjadwalkan pertemuan ekstensif pada Senin malam untuk membahas kerusuhan dan dugaan pengaruh Barat.
Komunitas Yahudi Rusia menyerukan hukuman yang tegas bagi para pelaku dan mendesak liputan media yang bertanggung jawab atas peristiwa-peristiwa di Timur Tengah untuk mencegah radikalisasi.
"Konflik di Timur Tengah telah mempengaruhi kehidupan orang-orang di Rusia dan sentimen anti-Israel kini telah berubah menjadi agresi terbuka terhadap orang-orang Yahudi Rusia," kata Rabi Alexander Boroda, kepala Federasi Komunitas Yahudi Rusia, dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada CNN.
"Kami melihat bahwa pemerintah setempat tidak siap menghadapi insiden semacam itu dan membiarkan pelanggaran hukum dan ketertiban berskala besar, demonstrasi massal dengan ancaman terbuka terhadap orang-orang Yahudi dan Israel yang bisa berakhir di bandara Makhachkala," kata Boroda.
Sementara itu, Kepala Rabbi Rusia, Berel Lazar, memperingatkan bahwa "propaganda ekstremisme dan teror" menyebar di media sosial di seluruh Rusia, dengan mengutip kerumunan massa di bandara dan kebakaran di Pusat Kebudayaan Yahudi di Nalchik, Rusia barat daya pada hari Minggu (29/10/2023).
Insiden ini adalah yang terbaru yang menggambarkan ketegangan dan perpecahan global yang sangat besar atas perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 lalu. Protes telah meletus di seluruh dunia, baik untuk mendukung Israel maupun Gaza, dengan ketegangan yang meluas.
Israel Minta Rusia Lindungi Warga Negaranya
Kerusuhan yang terjadi di Bandara Dagestan, membuat pemerintah Israel mengeluarkan pernyataan yang meminta pemerintah Rusia melindungi warga negara Israel yang berada di Rusia. Mereka juga meminta pemerintah Rusia mengambil tindakan tegas atas kerusuhan yang terjadi.
"Israel mengharapkan otoritas hukum Rusia untuk menjaga kesejahteraan semua warga negara Israel dan orang Yahudi di mana pun mereka berada dan mengambil tindakan tegas terhadap para perusuh dan terhadap hasutan liar yang ditujukan kepada orang Yahudi dan Israel," kata kantor Perdana Menteri Israel dan Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan bersama.
"Duta Besar Israel untuk Rusia Alex Ben Zvi bekerja sama dengan pihak berwenang Rusia untuk mengamankan kesejahteraan warga Yahudi dan Israel di lokasi tersebut," tambah pernyataan itu.
Sementara itu, Gubernur Dagestan, Sergei Melikov, mengecam penyerbuan massa ke bandara, dalam sebuah unggahan di layanan pesan Telegram.
"Tak ada kehormatan melontarkan makian kepada orang asing, menggeledah saku mereka untuk mencari paspor!" tulisnya. Dia mengutuk "serangan terhadap wanita dengan anak-anak".
Tindakan massa itu, katanya, merupakan "tikaman dari belakang" bagi para patriot Dagestan, termasuk mereka yang bertempur di Ukraina bersama angkatan bersenjata Rusia.
"Apa yang terjadi di bandara kami sudah keterlaluan dan harus mendapat penilaian yang tepat dari penegak hukum. Ini akan dilakukan," tulisnya.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra