Menuju konten utama

Info Palestina Hari Ini 31 Oktober, Israel Memperluas Serangan

Bagaimana kondisi terkini di Palestina per tanggal 31 Oktober? Israel dikabarkan memperluas serangan hingga ke utara Jalur Gaza.

Info Palestina Hari Ini 31 Oktober, Israel Memperluas Serangan
Peserta aksi dari Aliansi Rakyat Aceh Bela Palestina (ARAB) membawa gambar korban pembantaian warga sipil Palestina dalam aksi dukung Kemerdekaan Palestina di Lhokseumawe, Aceh, Jumat (20/10/2023). Aksi ARAB Palestina tersebut mengutuk keras pembantaian warga sipil oleh zonis Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina serta meminta Israel menghentikan penjajahan kemanusiaan terhadap Palestina. ANTARA FOTO/Rahmad/foc.

tirto.id - Israel memperluas serangan militernya lebih jauh ke bagian utara Jalur Gaza pada hari Senin, 30 Oktober 2023 membuat kehancuran dan korban di Palestina semakin memburuk.

Memasuki pekan keempat perang antara Israel dan Hamas Palestina, PBB dan petugas medis menyatakan kekhawatirannya atas serangan udara Israel yang menghantam lebih dekat ke rumah sakit, di mana puluhan ribu orang Palestina berlindung dan mendapat perawatan.

AP News melaporkan pada 31 Oktober 2023, jumlah korban tewas Palestina dalam perang kali ini telah mencapai 8.306 orang, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza. Sementara di Tepi Barat, lebih dari 110 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel.

Di lain pihak, sekira lebih dari 1.400 orang di Israel tewas, sebagian besar dari mereka tewas akibat serangan awal Hamas pada 7 Oktober. Selain itu, dilaporkan juga ada 240 sandera dibawa dari Israel ke Gaza oleh Hamas.

Update Kondisi Palestina Terkini 31 Oktober

Aljazeera mewartakan, tentara dan tank-tank Israel melakukan serangan dari dua sisi Kota Gaza di bagian utara jalur tersebut pada hari Senin, dan kelompok-kelompok bersenjata Palestina mengatakan bahwa mereka memukul mundur tank-tank Israel ke arah timur kota.

"Tugas kami hari ini adalah [untuk] bertempur dan bertempur," kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan, dan menambahkan bahwa ini bukanlah waktu yang tepat untuk mendiskusikan gencatan senjata.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menolak seruan gencatan senjata yang semakin meningkat, dengan mengatakan bahwa tindakan seperti itu merupakan "penyerahan diri kepada terorisme".

Pasukan Israel mengatakan bahwa mereka "membunuh puluhan teroris yang membarikade diri mereka sendiri di dalam gedung dan terowongan dan berusaha menyerang pasukan".

Israel juga mengumumkan bahwa mereka telah membebaskan seorang tentara wanita Israel yang ditawan oleh kelompok bersenjata Palestina, Hamas, dalam serangan darat, yang telah meluas dalam beberapa hari terakhir bersamaan dengan serangan udara yang terus berlanjut.

Lebih dari 8.300 orang, termasuk lebih dari 3.400 anak-anak, telah terbunuh dalam pengeboman tersebut, menurut para pejabat Gaza, dan para pejabat PBB serta organisasi-organisasi bantuan telah memperingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan ketika Israel terus memberlakukan "pengepungan total" di wilayah tersebut.

Sejumlah serangan menghiasi langit utara Gaza pada hari Senin. Colin Clarke, direktur penelitian di Soufan Group, sebuah konsultan intelijen dan keamanan, mengatakan kepada Al Jazeera serangan terbaru itu bisa jadi merupakan bom-bom besar yang ditujukan untuk menghancurkan jaringan terowongan bawah tanah yang digunakan oleh Hamas.

"Ini bisa jadi merupakan penggunaan bunker busters, di mana Israel menjatuhkan bom yang dimaksudkan untuk menembus apa yang kita sebut sebagai target yang keras dan terkubur dalam-dalam," ujar Clarke, seraya menambahkan bahwa tidak mungkin untuk memastikannya.

Sejumlah kecil bantuan telah mulai mengalir ke jalur yang terkepung itu, dengan Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa 26 truk yang membawa bantuan masuk melalui penyeberangan Rafah dengan Mesir pada hari Senin.

Baca juga artikel terkait ISRAEL PALESTINA atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra