Menuju konten utama

Ada 7.647 Percakapan Soal Politik Uang Jelang Pencoblosan Pemilu

Puncak percakapan soal politik uang di Twitter itu terjadi pada 11 April 2019.

Ada 7.647 Percakapan Soal Politik Uang Jelang Pencoblosan Pemilu
Petugas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) kota Banda Aceh mengkampanyekan anti politik uang seusai apel siaga dan patroli pengawasan pemilihan umum 2019 di Banda Aceh, Aceh, Jumat (12//4/2019). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/aww.

tirto.id - Departemen Politik dan Pemerintah (DPP) Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Laboratorium Big Data Analytics dan PolGov Research Center melakukan penelitian soal peta potensi politik uang pada Pemilu 2019.

Berdasarkan percakapan di Twitter, hasil analisis periode 2-12 April 2019 atau hingga lima hari sebelum masa pencoblosan, terdapat 7.647 percakapan terkait politik uang. Namun, peneliti DPP UGM, Wawan Mas'udi mengatakan, tidak semua percakapan itu terdeteksi lokasinya.

"Hanya 1.817 [percakapan] yang lokasinya terdeteksi dengan 'amplop' menjadi kata kunci sentral di antara kata-kata indikatif lainnya," katanya saat memaparkan hasil penelitiannya di UGM Yogyakarta, Senin (15/4/2019).

Percakapan soal politik uang itu terjadi pada puncaknya di tanggal 11 April 2019. Total, pada hari itu, ada 2.921 percakapan. Sedangkan pada hari-hari lain hanya terdapat kurang lebih 1.000 percakapan. Tingginya percakapan soal politik uang pada 11 April ini, kata dia, disebabkan dua hal.

"Hal ini disebabkan dua hal, pertama percakapan yang mengarah pada tuduhan salah satu pasangan calon Pilpres, kedua laporan-laporan sporadis yang menyampaikan adanya praktik jual beli suara oleh para kandidat legislatif," kata Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM ini.

Lebih lanjut, Wawan mengatakan, kasus operasi tangkap tangan (OTT) anggota DPR Bowo Sidik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini membuat percakapan politik uang meningkat. Dalam kasus ini, KPK juga menemukan 400 ribu amplop dengan total Rp8 miliar.

Pasalnya, KPK menduga uang di dalam amplop itu akan digunakan untuk serangan fajar dalam kepentingan pemilihan legislatif 2019.

Menurut Wawan, hal ini menjadi momentum bagi pengguna media sosial khususnya Twitter untuk memperbincangkan soal politik uang.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Politik
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Alexander Haryanto