Menuju konten utama

5 Ciri-ciri ASI Perah Basi dan Tidak Layak Diminum Bayi

Apa saja ciri-ciri ASI perah basi dan tidak layak diminum? Cek info selengkapnya lewat artikel berikut ini.

5 Ciri-ciri ASI Perah Basi dan Tidak Layak Diminum Bayi
Ilustrasi seorang ibu yang memompa ASI dengan alat pemompa ASI otomatis. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Air Susu Ibu (ASI) memiliki semua nutrisi yang diperlukan oleh bayi seperti gula, protein, lemak, vitamin, garam mineral dengan rasio yang sesuai untuk penyerapan dan perkembangan otak bayi.

Karenanya, meskipun tidak ada waktu untuk menyusui secara langsung, banyak ibu yang tetap berusaha memompa ASI perah agar anaknya dapat meminumnya secara bertahap.

Namun, dalam proses penyimpanan, karena berbagai alasan, tidak dapat dihindari bahwa ASI perah yang dicairkan akan memiliki bau dan rasa asam, bahkan sangat memungkinkan menjadi ASI perah basi.

Lalu bagaimana cara mengetahui ciri-ciri ASI basi dan tidak layak diminum bayi? Simak terus artikel di bawah ini untuk penjelasan lengkapnya.

Ciri-ciri ASI Perah Basi

ILUSTRASI ASIP

Ilustrasi seorang ibu yang memompa ASI dengan alat pemompa ASI otomatis. Getty Images/iStockphoto

Dikutip laman Vinmec International Hospital, ada beberapa cara yang bisa dilakukan ibu untuk mengenali ASI basi adalah melalui tanda-tanda di bawah ini:

1. ASI perah yang dicairkan berbau asam

ASI murni biasanya berwarna putih gading, beraroma harum, tidak asam, berbeda dengan jenis susu lainnya.

Oleh karena itu, ketika membuka botol atau kantong penyimpanan ASI, ciri-ciri ASI rusak akan tercium bau amis, asam, tidak sedap, dan tidak wangi, maka itu tanda bahwa ASI sudah pasti basi atau kadaluwarsa.

2. Ada buih yang mengambang di permukaan

Dalam komposisi ASI yang masih baik, wajar jika ada terlihat sedikit lemak ASI mengambang dengan buih.

Namun, perlu diperhatikan saat mengocok botol, lapisan buih yang bercampur dengan susu berarti kualitas susu masih bagus, Anda bisa mengukus botolnya di panci dan menunggu hingga susu hangat digunakan secara normal.

Sebaliknya, jika terlihat buih mengambang di permukaan, meskipun Anda mengocoknya, buih tersebut masih terpisah dari lapisan susu, kemungkinan besar ASI tersebut telah rusak melewati tanggal kedaluwarsanya, sehingga harus dibuang dan tidak boleh diberikan kepada bayi.

Perhatikan bahwa pada beberapa kasus ASI yang dicairkan terdapat residu berwarna putih, hal ini juga merupakan tanda yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan, penyebabnya adalah karena ibu kurang minum air putih, sehingga jumlah ASI menjadi kental dan sulit larut.

Ibu hanya perlu memperhatikan untuk mengatur pola makan dan tetap dapat menggunakan ASI untuk bayinya secara normal.

3. ASI memiliki rasa yang aneh

Selain memeriksa kualitas ASI dengan melihat secara kasat mata atau menggunakan hidung untuk mencium, ibu juga perlu mengetahui cara mengidentifikasi ASI yang basi dengan mencicipinya.

Dalam kondisi normal, ASI akan memiliki aroma khas yang sedikit berminyak, berwarna pucat, tidak terlalu asin atau manis.

Jika Anda merasakan sesuatu yang berbeda (amis, asam, bau tidak sedap), ASI mungkin sudah basi, dan nutrisi dalam ASI tidak lagi terjamin.

4. ASI melewati waktu penyimpanan

Setelah memerah ASI, ada waktu tertentu untuk menyimpan ASI tergantung kondisinya. Biasanya, para ibu sering mencatat tanggal dan waktu memerah ASI pada kantong penyimpanan ASI untuk mencatat berapa hari ASI telah disimpan.

Ketika perlu menggunakan ASI perah dan mengeluarkannya untuk dicairkan, jika ternyata waktunya terlalu lama, maka Anda harus segera membuang susu tersebut.

5. Bayi memiliki ekspresi aneh saat menghisap ASI

Bayi baru lahir selalu memiliki rasa yang sangat sensitif, jadi ketika ibu mencairkan ASI dan memberi makan bayi, jika bayi menunjukkan tanda-tanda penolakan, bahkan rewel saat ibu dengan sengaja memberikan ASI melalui botol, kemungkinan besar ASI tersebut bermasalah dengan rasanya, atau melewati masa kadaluwarsanya, sehingga bayi tidak mau meminumnya.

Penyebab ASI Perah Basi

Ada beberapa penyebab yang bisa menyebabkan ASI perah menjadi basi.

ASI yang berbau asam bisa disebabkan oleh beberapa hal:

- Karena pola makan: Ibu terlalu banyak makan makanan yang berbau amis kuat seperti ikan, minum minyak ikan, rempah-rempah seperti bawang putih, cabai, makanan pedas yang panas.

- Sedang mengonsumsi antibiotik: rasa ASI bisa terpengaruh, tidak harum, bahkan ASI berbau asam ketika Anda sedang menggunakan banyak antibiotik.

- Membersihkan payudara tidak bersih: jumlah ASI yang bocor tidak dibersihkan dan menjadi tengik, menyebabkan bau yang tidak sedap, sehingga menciptakan kondisi bagi jamur dan bakteri untuk tumbuh, mempengaruhi kualitas ASI, membuat ASI menjadi asam.

- Penyimpanan yang tidak tepat: jika ASI perah disimpan di lemari es terlalu lama atau menggunakan pompa ASI atau botol yang tidak higienis, kualitas dan rasa ASI dapat berubah.

Jika ASI menjadi asam karena penyimpanan yang tidak tepat, ibu sama sekali tidak boleh membiarkan bayi menggunakannya lagi.

- Mencampur ASI: Mencampur susu yang telah disimpan dan ASI yang baru diperah juga merupakan penyebab susu mudah rusak. Karena perbedaan suhu antara kedua jenis tersebut akan mempengaruhi kualitas dan kondisi penyimpanan ASI.

Apa Bahaya Memberikan ASI Basi pada Bayi?

Bayi baru lahir memiliki sistem pencernaan yang sangat lemah dan daya tahan tubuh yang buruk, sehingga jika orang tua tidak berhati-hati dalam menyusui bayinya, ASI yang basi atau kedaluwarsa akan menyebabkan bahaya tertentu pada bayi.

Berikut ini beberapa dampak yang dapat terjadi pada bayi ketika diberikan ASI perah basi atau rusak:

  1. Diare: Mirip dengan orang dewasa yang makan makanan kadaluwarsa, gangguan pencernaan; bayi yang diberi ASI basi dapat mengalami diare segera setelahnya.
  2. Muntah: Selain sakit perut, muntah juga merupakan tanda gangguan pencernaan, baik pada orang dewasa maupun bayi.
  3. Kram perut: Bayi yang mengonsumsi ASI basi, kadaluwarsa, atau ASI yang menggumpal dapat menyebabkan kram perut, kembung, begah, sakit perut, dan rewel.
  4. Keracunan makanan: ASI yang sering basi akan terkontaminasi, menyebabkan bayi terinfeksi bakteri dan mengalami diare dan muntah. Yang lebih berbahaya adalah menyebabkan keracunan makanan, yang dapat membahayakan nyawa anak.

Baca juga artikel terkait CIRI-CIRI atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom